![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgBlWiPQUAVXuxjsY3QPOKl8mAhG_MODwKkpMGeWmGPoHkNQYVyKiu5l-3OqHJYiGJR4-oUilHTrggwvwWJ62WVRcFVmleqVosdN_36BGYOKQ0d_H_xLHjHDvIRfnJev5lTf8Wrk6QnLI/s320/Harimau,+Dendi,+29-08-08+(1).jpg)
Pembiusan pertama dilakukan pada bagian leher, namun saat pembiusan dileher binatang buas tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah, bahkan sejenis anak panah yang mengandung bius itu digigit hingga lepas dari bagian lehernya.
Petugas lalu menunggu reaksi pembiusan pertama selama 15 menit, kemudian dilakukan pembiusan kedua dibagian punggung dan setelah 15 menit kemudian petugas melepaskan tembakan ketiga hingga akhirnya macan tutul itu benar-benar lumpuh.
“Macan tutul ini kami bawa ke tempat rehabilitasi di Bogor, dengan masa rehabilitasi selama 2 bulan, nanti setelah pulih benar akan kami kembalikan ke tempat asalnya di hutan Gunung Karang,” kata Maman, Kepala Tim KSDA.
Kata Maman, macan tutul ini merupakan satwa langka yang dilindungi populasinya di Pulau Jawa. “Diperkirakan populasi macan tutul ini banyak di hutan-hutan Banten, khususnya Pandeglang. Selain di Gungung Karang, populasi hewan itu juga di Gunung Pulosari dan Ujung Kulon,” terang Maman.
Turut dalam evakuasi macan tutul Gunung Karang diantaranya, Wakapolres Pandeglang Kompol AGus Rasid, Kasat Intel AKP Salim, Kasdim 0601 Mayor (Inf) Rahmat dan Kasatpol PP Fery Hasanudin. Proses evakuasi macan tutul mengundang perhatian warga sekitar. Usai dilumpuhkan, macan itu dimasukan dalam kotak khusus. Sejumlah warga mengatakan, kejaidian seperti itu baru terjadi kali ini di wilayahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar