Kamis, 30 Oktober 2008

Syukuran Pengesahan Kota Tangsel


Kamis (30/10) malam, sedikitnya 1.000 warga berbaur dengan unsur pejabat pemerintahan, legislatif, tokoh masyarakat, dan pimpinan partai politik mengikuti acara syukuran disahkannya Undang-Undang Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang Selatan di Kantor Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang.
Acara yang dihadiri Bupati Tangerang H Ismet Iskandar, Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, Sekda Nanang Komara, Ketua Presidium Pembentukan Kota Tangerang Selatan Zarkasih Noor menengadahkan rasa syukur ke hadirat Tuhan YME atas “berdirinya” Kota Tangerang Selatan.
Bupati Ismet Iskandar sembari mengucapkan syukur dan doa keselamatan, mengatakan, pengesahan UU Kota Tangsel oleh Rapat Paripurna DPR RI pada Rabu (29/10) lalu bukan berarti sebagai akhir perjuangan masyarakat, tetapi menjadi awal untuk menapaki hidup lebih baik seperti untuk meningkatkan pelayanan dan percepatan peningkatan perekonomian. “Sebab Kota Tangsel ini memiliki potensi cukup besar yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakatnya,” jelas Ismet.
Ia juga mengungkapkan kilas balik kerelaannya mendorong pemekaran Kota Tangerang Selatan, meski saat itu dirinya dalam posisi sebagai Bupati Tangerang. “Semua ini hanya untuk kepentingan masyarakat, apa yang terbaik bagi masyarakat, itulah yang perlu dilakukan,” terangnya sebelum melakukan pemotongan nasi tumpeng dan dilanjutkan doa bersama.

Rabu, 29 Oktober 2008

Kota Tangerang Selatan Disahkan


Oleh: Khomsurizal

Rapat paripurna DPR RI di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu (29/10) pukul 09.00 WIB, mengesahkan Rancangan Undang-undang menjadi Undang-undang Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Dengan demikian warga Ciputat, Serpong, Pamulang, Setu, Pondok Aren dan sekitarnya dalam waktu dekat akan memiliki pemerintah daerah tersendiri dan terpisah dari Pemerintahan Kabupaten Tangerang.
Menteri Dalam Negeri RI Mardiyanto, saat memberikan sambutan dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Agung Laksono tersebut mengatakan, pemerintah telah merespon aspirasi masyarakat secara proporsional untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan pada daerah yang dimekarkan tersebut. “Terbentuknya daerah otonom baru ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan di wilayah itu,” kata Mardiyanto.
Di hadapan sidang paripurna DPR yang juga nampak disaksikan unsur pemerintah pusat hingga daerah yaitu Bupati Tangerang H Ismet Iskandar, Ketua Presidium Pembentukan Kota Tangsel Zarkasih Noer dan ribuan masyarakat Tangsel yang sejak malam hari mendatangi gedung DPR, Mardiyanto menegaskan 12 kota/kabupaten termasuk Kota Tangsel sudah layak dan memenuhi segala persayaratan untuk disahkan menjadi kota otonom baru.
Di bagian lain, Direktur Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri (Depdagri) Abdul Fatah, menyatakan segala persyaratan tentang pembentukan daerah otonom baru telah lulus dan dan tidak memiliki kendala apapun. Setelah disahkan DPR, langkah pertama yang akan dilakukan Depdagri segera menyerahkan berkas tersebut kepada Presiden Republik Indonesia untuk ditandatangani secara sah dan juga diberikan nomor urut sebagai Undang-undang baru.
“Selambat-lambatnya satu bulan ditandatangi Presiden,” ungkapnya.
Asisten Daerah (Asda) 1 Pemerintah Kabupaten Tangerang H Mas Iman Kusnandar yang juga Ketua Tim Pembentukan Kota Tangerang Selatan mengatakan, setelah beberapa hari lalu, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) membahas draft RUU dari sudut pandang PP 78 Tahun 2007, dan hasilnya dinyatakan lulus sebagai kota otonom baru dan hari ini (29/10) disahkan. Ia mengatakan, disahkannya Kota Tangerang Selatan, bukan saja peristiwa penting dan kebahagiaan bagi segelintir orang saja, tapi adalah kebahagiaan semua kalangan di Kabupaten Tangerang.
Sebelumnya ditegaskan Bupati Tangerang H Ismet Iskandar, pembentukan Kota Tangsel ini dibarengi komitmen daerah induk yaitu Pemkab Tangerang. Selain memberikan dukungan administrasi untuk mengawal pengesahan UU Kota Tangsel hingga ke Senayan, Pemkab Tangerang diantaranya memberikan dukungan bantuan aset baik berupa tanah, gedung peralatan dan infrastruktur dengan nilai Rp 600 miliar. Sedangkan pelepasan aset sesuai dengan keputusan Bupati Tangerang Nomor 130/kep.149.huk/2007 tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan.
Pemerintah Kabupaten Tangerang, sambung Ismet Iskandar, juga akan memberikan hibah mencapai Rp 53,18 miliar untuk kelancaran operasionalisasi kota baru Kota Tangsel.
Sekadar dikatahui luas wilayah Kota Tangsel yang ditetapkan Pemkab Tangerang mencapai 164.54 kilometer dengan meliputi Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Setu, Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur.
Kota Tangerang Selatan dimekarkan bersama dengan 11 daerah lainnya yaitu Kab Tambrauw (Papua Barat), Kab Pulau Morotai (Maluku Utara), Kab Intan Jaya (Papua), Kab Deiyai (Papua), Kab Sabu Raijua (NTT), Kab Pringsewu (Lampung), Kota Gunung Sitoli (Sumut), Kab Nias Utara (Sumut), Kab Tulang Bawang Barat (Lampung), Kab Nias Barat (Sumut), dan Kab Mesuji (Lampung).

Jumat, 17 Oktober 2008

Walikota & Wakil Walikota Tangerang Tahun 2008-2010


Masyarakat Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada tanggal 26 Oktober menggunakan hak suaranya untuk menentukan Walikota dan Wakil Walikota periode 2008-2013 melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Dalam perhelatan Pilkada tersebut diikuti tiga pasang calon yaitu nomor urut 1 Wahidin Halim-Arif Wismansyah (lintas Parpol), nomor urut 2 Bonnie Mufidjar-Farid Wadji (PKS) dan nomor urut 3 Ismet Sadeli Hasan-Machmud Mahfud (Perseorangan).
Berikut selintas profil Walikota dan Wakil Walikota Tangerang tahun 2008-2013:

H Wahidin Halim
Lahir di Pinang Tangerang tepatnya 14 Agustus 1954, anak seorang guru yang bersahaja ditengah suasana pedesaan saat itu. Disamping belajar siang hari dan mengaji malam hari, diselingi dengan berbagai aktivitas seperti mengangon kerbau dan bertani, menyelesaikan pendidikan SD dikampungnya di ciledug dengan menempuh jarak 3 KM dari rumahnya, berjalan kaki tanpa alas sepatu. Setelah lulus SMP melanjutkan pendidikan di SMA di tangerang. Selesai menamatkan SMA melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia ( UI ) jurusan Fakultas Ilmu Sosial ( Fisip ).
Beristrikan Niniek Nuraini, adik kelasnya di perguruan yang sama, seorang gadis jawa ( Yogyakarta ) dan dikaruniai 3 orang anak, Luky Winniastri lahir tahun 1984 telah menyelesaikan pendidikan S2 nya di canbera University, Nesya Sabrina sedang menyelesaikan Kuliah di
UPH dan terakhir Fadlin Akbar baru saja menyelesaikan pendidikan SMA.
Wahidin Halim dalam usia relatif muda dan belum berkeluarga ketika menyelesaikan kuliah, didaulat oleh warga didesanya unutk menjadi Kepala Desa hasil pemilihan langsung. Menjadi guru SMP atau SMA dikampungnya adalah sisi lain Wahidin Halim disela – sela kesibukannya menjadi Kepala Desa.
Ia sempat diterima juga menjadi pegawai Imigrasi, kariernya mulai beranjak naik setelah diangkat menjadi Kepala Kelurahan dengan status menjadi PNS. Lalu Wahidin Halim di percaya menjadi Kasubdin Pajak Sekretaris Kota Administratif. Kepala Bagian Pembangunan Kab. Tangerang. Camat Tigaraksa. Camat Ciputat. Kepala Dinas Kebersihan. Asisten Satu Kab. Tangerang. Sekretaris Daerah Kota Tangerang dan pada tahun 2003 persisnya tanggal 18 November 2003 dilantik menjadi Walikota Tangerang Periode 2003 – 2008.
Selama menjadi Walikota Tangerang periode 2003 – 2008, banyak prestasi yang telah diraih sebagai apresiasi atas keberhasilan menjalankan berbagai program – program pemerintahan seperti, Juara Pelayanan Publik tahun 2003. Piala Citra Bhakti Abdi dari Presiden RI untuk Pelayanan Publik Terbaik Nasional 2006. Ketua Komisaris wilayah 3 Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ( APEKSI ).
Anugerah Lencana Dharma Bhakti Penghargaan Tertinggi dalam bidang Kepremukaan 2007, Satya Lencana Karya Pembangunan Bidang Pendidikan tahun 2007, Peringkat 1 Intensifikasi PBB se Provinsi Banten, Pengelola Keuangan Terbaik Se Banten berturut – turut tahun 2005, 2006 dan 2007, Pengelola Keuangan Terbaik Se Indonesia tahun 2008, Juara Citra Pelayanan Prima Bidang Kesehatan Tingkat Provinsi ( 2006 ), Pelayanan Kesehatan Terbaik Tk Provinsi ( 2007 ), Penganugerahan Tokoh Pelopor Wajib Belajar Sembilan Tahun dari Gubernur Banten ( 2008 ) dan PERPAMSI AWARD Tingkat Nasional sebagai Pengelola Air Minum Terbaik Se Indonesia tahun 2008. Terobosan – terobosan yang dilakukan dalam menegakkan demokrasi :
- Mengasuh Rubrik SMS selama memimpin Kota Tangerang
- Melakukan dialog warga
- Interaktif melalui TV Lokal
- Pembangunan 400 sekolah berikut Inseftif Bagi Guru dan buku paket
- Pembangunan 27 Puskesmas dan 2 Puskesmas Bersalin
- Pembangunan 100 Posyandu
- Pengobatan Gratis bagi Warga Miskin kepada 58.800 kk atau 224.000 jiwa
- Pembangunan Infrastruktur Jalan Utama dan Lingkungan sepanjang 1.340.000 meter dengan lebar variatif
- Menegakkan Perda 7 dan 8 dan Menentang Kemaksiatan di Kota Tangerang

WH PEMIMPIN FENOMENAL
Visi Akhlakul Karimah jadi simbol perjuangannya dalam menata Kota Tangerang. Belit kehidupan masa kecil mengkristal menjadi dendam anak jaman. Ia merasakan beratnya pendidikan dengan kondisi sekolah yang tidak memadai bahkan harus membawa bangku dan meja dari rumah.
Dendam Anak Jaman
Belit kehidupan kecil membuat ia terobsesi untuk bangkit dari keterpurukan, Masa - masa sekolah yang harusnya dirasakan indah pada kenyataannya dijalankan dengan penuh keprihatinan. Hal ini yang menjadi dorongan baginya untuk memberikan bukti kepada masyarakatnya dimasa sekarang.
Jujur adalah modal utama WH dalam menjalankan amanah memimpin masyarakat Kota Tangerang. Semangat Kejujuran itu menjadi dasar dalam membentuk masyarakat yang ber-Akhlakul karimah ( Akhlak Mulia ).
Berani memberantas kemiskinan WH menjadi Walikota pertama dinegeri ini yang berani membuat Perda Pelarangan Minuman Keras dan pelacuran ( Perda 7 & 8 ). Tujuan WH adalah menciptakan rasa aman dan nyaman untuk masyarakat.
Keseriusan WH dalam memajukan Pendidikan diKota Tangerang mendapatkan pujian langsung dari Presiden RI SBY,sehingga daerah lain diminta untuk mengikuti jejak langkah Kota Tangerang.
Sebagai Aparatur yang amanah. WH bukan hanya tegas dalam menegakkan aturan, tapi bersungguh dalam melayani masyarakatnya berbagai infrastruktur telah banyak ia bangun dan sangat dirasakan langsung oleh masyarakat Kota Tangerang.
Ia kerap turun kebawah untuk mengajak seluruh aparatur dan masyarakatnya dalam membangun Kejujuran.
Kecintaan rakyat padanya menjadikan ia belum puas dalam membangun kemaslahatan dibumi Tangerang. Banyak konsep – konsep dalam benaknya yang masih ingin ia berikan kepada rakyatnya. Oleh sebab itu ia memastikan langkahnya untuk mencalonkan kembali Periode 2008 – 2013, karena masyarakat Kota Tangerang sangat memahami bahwa WH identik dengan kemajuan diKota Tangerang.
Memilih anak muda dalam menentukan wakilnya pada periode saat ini, menunjukan bahwa WH tidaklah tebang pilih. Ia selalu membuka kesempatan bagi para generasi muda agar dapat berperan aktif. Karena yang terpenting baginya adalah konsistensi dan semangat dalam mensejahterakan masyarakat.

H. Arief Rachadiyono Wismansyah, BSc.,Mkes
Lahir di Tangerang, 23 April 1977. Arief kecil lahir di sebuah klinik bersalin sederhana milik orangtuanya di Karawaci, Kota Tangerang. Suatu tempat dimana jadi cikal bakal berdirinya rumah sakit megah bernama Sari Asih. Kelak, dikemudian hari putera ketiga dari pasangan Hj. Siti Rochayah dan H. Marsudi Haryo Putro ini tampil sebagai pemimpin pada usia tidak lazim untuk ukuran orang Indonesia yakni berumur 25 tahun. Sederet prestasi gemilang dalam mengembangkan perusahaan inipun patut diberikan apresiasi kepada sang Presiden Direktur Rumah Sakit Sari Asih Group ini. Lewat karya emasnya, tercatat sudah ada 5 rumah sakit milik Sari Asih yang bertengger di wilayah Tangerang dan Serang.
Kedua orang tua Arief, yakni H. Marsudi Haryo Putro dan Siti Rochayah berasal dari kampung yang sama. Yaitu Desa Jatijajar Gombong. Kebumen. Keduanya merantau ke tangerang sejak tahun 1971 dan berhasil membuktikan diri menjadi orang jawa perantauan yang sukses diKota Tangerang.
Arief menghabiskan masa sekolahnya di Tangerang dan Jakarta. Masa kecilnya disekolah di SD Negeri 6 Tangerang dan melanjutkan di SMP Negeri 1 Tangerang. Dan ketika remaja memlih SMA 8 Jakarta untuk melanjutkan studinya disekolah yang tercatat sebagai SMA unggulan Nasional. Setelah lulus Arief langsung ke Amerika dan memilih kuliah di Western Michigan University., USA untuk program studi Engieneering management dan meneruskan S2 di universitas Gadjah Mada dengan program Magister Management Rumah Sakit.
Jauh sebelum bermukim di Amerika Serikat untuk studi. Arief layaknya remaja lain, adalah sosok pribadi yang gaul supel. Kegemarannya aktif di organisasi sekolah semacam Pramuka mampu mencetak seorang pribadi yang mandiri. Di masa ini pula mulai tumbuh benih – benih kepemimpinan dan jiwa entrepreneurship-nya ( wirausaha ).
Pengalaman unik kerap jadi kenangan hidupnya. Ya ketika ia harus memulai bisnisnya dengan menjual rotan untuk tongkat pramuka dan sewa menyewa sound system. Kelak, otak dagang dari suami Hj. Aini Suci ini pun tak hilang. Pernah, semasa kuliah di Amerika bisnis loper Koran sampai jualan mobil pun lakoninya. Sikap ulet dalam berusaha ini menurun dari darah ayah dan ibunya yang asli kebumen.
Layaknya putera sulung seorang pengusaha, ayah dari Salika Fatimah Ariane dan Muhammad Irfan Maulana ini tentu secara ekonomi dan pengakuan status sosial dimasyarakat sudahlah cukup. Tapi baginya prinsip hidup adalah sebuah perjuangan dan kerja keras jika hendak mencapai kata sukses. Dan ia pun kini tampil bersahaja dengan perangai yang ramah kepada siapa pun didekatnya.
Sejak kecil. Arief telah dibekali pendidikan dan pengetahuan agama islam oleh kedua oran tuanya. Ia pun terus mengali dan berguru kepada para kyai dan ulama. Kehausannya akan pengetahuan islam semakin memperkokoh integritas dirinya sebagai muslim yang tidak hanya menjalankan kegiatan spiritual, melainkan mewujudkan sikap peduli kepada sesama. Dan sebagai seorang CEO Rumah Sakit Sari Asih Group. Arief konsisten memasukkan nuansa pelayanan bernilai islami kepada setiap pasien, Begitu juga dalam hubungan kerjanya dengan karyawan. Arief menganggap mereka adalah mitra yang satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan kearifan selalu dicontohkan seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang menjadikan setiap sahabat adalah teman. Kunci sukses yang ditanamkan oleh orang tua dalam dirinya adalah bagaimana senantiasa berjalan bersama Allah SWT dan mencotoh Rasulullah dalam setiap perbuatan.
Diusianya yang masih muda , yakni 31 tahun Arief sudah tampil dengan kematangannya sebagai pemimpin visioner. Pemimpin muda yang kini menjadi isu sentral – yang diharapkan mampu mendorong terciptanya perubahan Bangsa Indonesia kearah yang lebih baik. Pemimpin yang mampu meneruskan perjuangan para pendiri bangsa demi mewujudkan cita – cita menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera.

Rabu, 15 Oktober 2008

Asti: Mengembangkan Usaha dengan Hati


(Pengelola wisata Situ Gintung)

Ketika sang ayah menyerahkan usaha yang tengah dirintis kepada dirinya, Asti Anugrawati Permana tanpa bisa berpikir panjang dan langsung menyatakan kesiapannya.
Bagi dirinya kepercayaan dari sang ayah ini adalah anugerah yang merupakan tantangan terbesar dalam perjalanan kehidupannya untuk kemudian mampu bertahan serta lebih prospektif.
Ia bermitra dengan dua orang adiknya yaitu Asih Anugrawati dan Astrit Anugrawati untuk mengelola suatu usaha yang bergerak di bidang wisata dan restouran di kawasan Situ Gintung, Kelurahan Pisangan Barat, Kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang.
Saat diserahkan Asti baru saja menikah dengan seorang suami yang bekerja sebagai wirasuasta. Ketika pertama kali mengelola bisnis pariwisata ini, dia merasa canggung untuk mengawali, karena tindakan dan keputusan yang harus dia tempuh harus memiliki efek bisnis.
Walaupun Asti telah dibekali “nasihat” dan ilmu yang berasal dari sebuah institusi pendidikan, rasa kebingungannya tidak kunjung membuatnya percaya diri untuk mengelola usaha yang telah sang ayah yang kian berkembang dan mulai maju itu.
Tuntutan dan dukungan keluarga dan sang suami yang membuatnya kian yakin dalam mengelola sebuah bisnis di bidang pariwisata air dan restoran yang kini makin maju dan terkenal bukan hanya diwilayah Kecamatan Ciputat Timur tetapi sudah sampai keluar daerah seperti DKI Jakarta, Bekasi, Bogor, Sukabumi dan Karawang.
Dengan dibantu oleh kedua orang adik-adiknya akhirnya Asti dapat seutuhnya percaya diri sebagai Manager Pengelola Kawasan Wisata Pulau Situ Gintung yang membawahi puluhan karyawannya. “Saya berhasil mengembangkan usaha yang diwariskan oleh ayahanda berkat kerjasama yang baik antara saya dan kedua adik-adik saya. Tidak lupa saya juga masih sering meminta pendapat kepada ayah dan juga suami,” papar Asti.
Selama 3 tahun dipercayakan menggeluti bisnis parawisata, kini telah bertambah maju dan kian banyak wahana-wahana yang dapat dinikmati oleh para pelanggan usahanya seperti di pusat wisata Situ Gintung dengan memberikan hiburan ataupun untuk bersantai.
Kesibukannya mengelola Taman wisata Pulau Situ Gintung tidak membuatnya lupa dengan tugasnya menjadi seorang istri dan sorang ibu untuk anak laki-lakinya yang baru saja berumur 2 tahun. “Sesibuk-sibuknya saya dalam mengelola usaha ini tetap saya tidak melupakan kodrat dan tugas saya sebagai seorang istri dan sekaligus seorang ibu,” tutur Asti.
Bertekadkan amanat, rasa sayang dan kepercayaan dari seorang ayah, agar ayahandanya dapat mejalani masa-masa tenang dalam hari tuanya karena tidak disibukan dan dipusingkan dengan urusan-urusan bisnis yang dirintis dan dikembangkannya dari mulai usia muda.Dalam hatinya semakin kuat untuk mempertahankan dan mempromosikan Taman wisata Pulau Situ Gintung kepada masyarkat luas sebagai kawasan wisata yang nyaman dan pantas sebagai temapat rekreasi, bermain dan belajar keluarga.
Niat yang tulus serta tekad yang iklas dalam kesehariannya Asti harus terus bisa membuat item-item baru dalam mengembangkan wahana-wahana yang telah ada agar fres dan tetap diminati dan juga tidak lupa memperketat sistim keamanannya kepada para pengunjung agar timbul rasa puas dan keinginan kembali berwisata kepada kawasan yang dikelolanya.
Kini hari-harinya semakin bermakna dan bermanfaat untuk dirinya sendiri dan juga keluarga. Tidak ada kejenuhan dalam dirinya walaupun dia seorang wanita yang kodratnya sebagai ibu dan istri dalam lingkungan rumah tangga.


Berbisnis untuk Bermanfaat

Keseriusan dalam bidang mengelola bisnis bagi dirinya salah satunya tergerak untuk lebih bermanfaat bagi orang lain. Hal ini dia buktikan dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat di sekitar tempat usahanya.
Semakin bertambahnya wahana baru dan item-item yang ada di tempat usahanya seperti di taman Wisata Pulau Situ Gintung itu berarti kian bertambah semangatnya untuk mengkaryakan masyarakat sekitar sesuai dengan posisi yang dibutuhkan. “Mereka (masyarakat sekitar) dapat melamar pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Contohnya apabila tidak mempunyai keahlian apapun mereka dapat mengelola lahan parkir kendaraan untuk para pengunjung,” bebernya.
Ia bahkan terobsesi untuk semakin mengembangkan dan mempopulerkan bisnis pariwisata yang ditekuninya dan juga semakin dapat mengkaryakan para warga sekitar. “Bisnis pariwisata kita maju, semakin banyak juga kita menerima banyak pegawai lagi,” tukas seorang ibu beranak satu ini.
Dalam menjalankan pekerjaan, Asti juga tidak menganggap atasan dan bawahan.
Selain itu, ia juga bertekad menjadi pengayom bagi semua orang dan termasuk untuk kedua adiknya. Mengayomi dan menjadi figur teladan dalam bekerja keras adalah salah satu tekadnya. Karena dengan bekerja keras atau berjerih payah, setiap usaha akan menghasilkan hal manfaat lebih besar.
Sikap ini sudah diterapkan kepada kedua adiknya dan para pegawai.
Keteladan bekerja keras juga ditunjukkan dengan sikap, prilaku dan ketaatan terhadap Tuhan YME. Pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan walaupun posisi telah berada di atas, katanya, justru harus mengingat saat melalui perjalanan hidup di bawah. “Semakin tua semakin merunduk,” jelasnya.

Pencari Kerja di Tangerang Tinggi


KOTA,TRIBUN-Jumlah pencari kerja di Kota Tangerang membludak pasca Lebaran. Dinas Ketenagakerjaan mencatat ada 3.554 pencari kerja yang membuat kartu kuning hingga Selasa (14/10).
179 pencari kerja di antaranya tidak memiliki KTP Kota Tangerang. Pencari kerja yang tidak memiliki KTP Tangerang ini ditengarai sebagai pendatang yang baru tiba di Tangerang.
Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang Apendi ketika ditemui Tangerang Tribun menuturkan, jumlah pemohon kartu kuning setiap hari pasca Lebaran terus meningkat.
Pembuatan kartu kuning atau kartu pencari kerja setiap harinya dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Sejak dibuka, antrean masyarakat pembuat kartu kuning tidak pernah kosong. Pada Senin (13/10) lalu saja, Disnaker mencatat 926 orang pembuat kartu kuning.
Menurut Apendi, dari sekian banyak pencari kerja yang terdaftar di Disnaker, 90 persen berpendidikan D.III dan S1. Hal ini terjadi akibat adanya beberapa lowongan yang dibuka di instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah yang mengambil batas pendidikan D.III untuk mengisi formasi-formasi yang ada.
Kepala Bagian Tata Usaha, Iman Bastaman ketika ditemui Tangerang Tribun diruang kerjanya menuturkan, pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan kartu pencari kerja atau kartu kuning.
Saat ini pihaknya mengantisipasi lonjakan pembuat kartu kuning dengan memperbantukan tenaga tata usaha ke bagian pencatatan kartu kuning, karena pegawai yang ada sudah cukup keteteran melayani pencari kerja yang membuat kartu kuning ini.
Pihaknya hanya menghimbau kepada perusahaan maupun instansi pemerintah yang berada di lingkungan Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang agar melaporkan setiap pembukaan lowongan kerja, karena sesuai keputusan pemerintah No 4 tahun 1980 bahwa setiap perusahaan yang akan membuka lowongan pekerjaan diwajibkan melapor ke Dinas Tenaga kerja untuk didata. Sejak Januari-September 2008 tercatat 5.902 lowongan pekerjaan. Sedangkan untuk pencari kerja yang tercatat mencapai 15.645 orang.(Tangerang Tribun)

Jumat, 10 Oktober 2008

SBY Resmikan Masjid Wapres Umar Wirahadikusuma


Masjid Bani Umar yang dibangun oleh keluarga mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah di Jalan Graha Bintaro Raya, Pondok Aren, Kabupaten Tangerang, Jumat (10/10), diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dengan didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa, Gubernur Banten Atut Chosiyah dan Bupati Tangerang Ismet Iskandar, SBY menandatangani prasasti sebagai tanda diresmikan Masjid Raya Bani Umar ini.
Selain itu, SBY dan rombongan bersama keluarga besar Umar Wirahadikusumah serta masyarakat menunaikan Sholat Jumat berjamaah.
Sementara dalam peresmian itu didahului dengan pembacaan qiraah Al Qur`an dan dilakukan pemutaran Film mengenang perjalanan hidup “orang kedua” pada pemerintahan Soeharto periode 1983-1988 ini.
Saat memberikan kata sambutan Presiden SBY mengungkapkan kedekatannya dengan almarhum Umar Wirahadikusumah. Dirinya sempat menghadap Umar di kediamannya di Jakarta dan juga bertemu dengan istrinya (Karlinah Djaja Atmadja) yang sedang berperan sebagai ibu asuh taruna akademi militer.
"Almarhum adalah salah satu perwira terbaik TNI, salah satu putra terbaik bangsa yang kita lihat bukan saja dalam sejarah tapi juga dari lintasan hidup beliau," kata SBY.
Presiden juga menyebut bahwa Umar Wirahadikusumah merupakan negarawan yang religius. "Saya kenal beliau ketika beliau pimpinan TNI AD. Ketika itu, saya masih jadi taruna akademi militer tahun terakhir," terangnya.
Diketahui karir Umar Wirahadikusumah yang kelahiran Sumedang 10 Oktober 1924 dan wafat 15 Desember 2005 tersebut pernah menjabat sebagai Kepala Staf AD (Desember 1969-April 1973) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) (Tahun 1973-1983).
Masjid Bani Umar dibangun keluarga mantan Wapres Umar Wirahadikusumah diatas lahan seluas 1,2 hektare dengan 3 lantai dan menghabiskan biaya sekitar Rp 2 miliar.
Kekhasan masjid yang diarsiteki oleh Fauzan Noe'man ini terletak pada menara yang menjulang tinggi yaitu 59 meter dan tanpa kubah.
Ibu Karlinah Djaja Atmadja (istri Umar) berharap keberadaan masjid ini dapat melanjutkan nilai-nilai perjuangan dan keagamaan. Lebih dari itu, umat Islam dapat menjalankan ibadah secara khusuk, nyaman serta bisa digunakan untuk kepentingan umat seperti sarana pendidikan dan dakwah.(khomsurizal)

Rabu, 08 Oktober 2008

Bunga Bangkai Tumbuh di Cimarga


Warga Kampung Cilaki, Desa Margayaja, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak digegerkan oleh penemuan sebuah tumbuhan “aneh” yang tumbuh di area pemakaman desa setempat, Rabu (1/10) pekan lalu.
Ditengarai tumbuhan itu sejenis bunga bangkai, karena mengeluarkan bau tidak sedap dan ukurannya seperti pohon Suweg Raksasa (Amorphophallus titanum Becc).
Sejak ditemukan, ribuan warga dari berbagai daerah terus berdatangan untuk menyaksikan secara langsung bunga langka tersebut. Bahkan oleh ahli waris keluarga pekuburan yang ditumbuhi bunga itu, telah melakukan pemagaran agar terjaga, bunga tidak rusak dan tetap bisa dikunjungi masyarakat. Sementara di sekitarnya banyak berdiri warung dadakan dan disediakan tempat parkir kendaraan bagi para pengunjung.
Menurut warga yang mengaku pertama kali menemukan bunga bangkai ini, Uung, sekitar pukul 07.30 WIB, Rabu (1/10) dirinya ziarah ke area pemakaman. Saat itu, ia melihat tumbuhan seperti bunga pada umumnya yaitu memiliki tingggi sekitar 5 centimeter, tetapi bentuknya cukup unik dan mengeluarkan bau tidak sedap. Keesokan harinya warna dan ukuran, dan tinggi bunga itu semakin berubah dan terlihat membesar serta mekar.
“Saya nggak bisa mastiin kalau bunga itu bunga bangkai. yang jelas mirip dengan bunga bangkai di sejumlah tempat,” kata Uung.

Senin, 06 Oktober 2008

Irna: Selalu Berikan Motivasi


Meraup pahala sebanyak-banyaknya dan menjalin solideritas sudah menjadi tekad Hj Irna Narulita. Ditengah kesibukannya, istri Bupati Pandeglang HA Dimyati Natakusumah ini masih menyempatkan diri menyapa para penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Pandeglang.
"Kita harus sabar menjalani kehidupan ini, berada di Rutan bukan akhir dari perjalanan hidup tapi awal untuk menata hidup yang lebih baik lagi," kata Irna saat mengunjungi Rutan Pandeglang beberapa waktu lalu.
Kunjungan Irna ke Rutan bukan kali pertama, di penghujung puasa lalu, Irna menyempatkan diri berbuka bersama dengan para Napi. Ratusan nasi bungkus pun dibawa Irna. "Nasi bungkus ini memang tak seberapa, tapi dengan menjaga kebersamaan dan saling menghargai, nasi bungkus ini akan lebih bermakna," terangnya.

Kreasi Enceng Gondok Bertaraf Eropa

Kreativitas mengolah bahan yang semula dianggap tak berguna menjadi sesuatu yang bermanfaat, nampaknya membuahkan hasil. Salah satunya yaitu produk kerajinan berbahan baku eceng gondok.
Selain biasa dimanfaatkan sebagai bahan membuat tas, sandal, dan lain-lain, ternyata eceng gondok juga biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furniture. Bahkan, kini furniture eceng gondok laku di pasar ekspor.
Demikian diungkapkan Rachmatullah, pengusaha furniture yang salah satu bahan dasar pembuatannya adalah eceng gondok. Tanaman tersebut diolah menjadi berbagai produk furniture seperti sofa dan kursi, serta berbagai bahan kerajinan lain yang mempunyai nilai jual tinggi.
Tumbuhan eceng gondok yang banyak tumbuh di danau dan rawa oleh sebagian besar masyarakat dianggap musuh karena menimbulkan permasalahan lingkungan, terutama mengganggu aliran air. Akan tetapi bagi sebagian orang justru memiliki potensi luar biasa.
“Sebagian besar orang beranggapan eceng gondok adalah tanaman yang tak berguna, namun dengan sedikit kreativitas apa pun biasa dijadikan tambang emas,” ungkapnya.
Ada pun proses pembuatannya sebagai berikut. Pertama, eceng gondok diangkat dari danau atau telaga, kemudian dikerat menjadi seperti tali memanjang untuk selanjutnya dikeringkan dengan bantuan sinar matahari.
Setelah kering proses selanjutnya adalah merajut atau menganyam. Bahan dasar eceng gondok yang sudah kering ini kemudian dipadukan dengan bahan rotan atau besi sebagai rangka sebelum akhirnya divernis menjadi furniture.
Bahan baku pembuatan furniture eceng gondok ini, diakuinya, masih didatangkan dari daerah setempat. “Bahan baku kita ambil dari daerah Tangerang sendiri, para perajin di sini hanya tinggal merangkainya saja, kami sudah menerima eceng gondok dalam bentuk yang sudah dianyam,” ujarnya.
Lanjutnya, furniture dari eceng gondok tersebut juga diekspor ke Eropa. Kualitas produk furniture dari eceng gondok ini ternyata bisa bertahan lama asal tidak terkena air hujan.
Harga satu set sofa eceng gondok mencapai Rp 4,5 juta, sedangkan satu kursi makan antara Rp 300 ribu - Rp 400 ribu, dan tempat sampah antara Rp 200 ribu - Rp 250 ribu. Khusus untuk ekspor ditambah biaya lain-lain, sehingga kalau ditotal bisa tiga hingga empat kali lipat dari harga lokal.

Situ Gintung, Wisata Murah Meriah


Suasana lebaran masih terasa. Tempat wisata pun masih ramai dikunjungi warga. Salah satunya adalah taman wisata air dan zona petualangan Pulau Situ Gintung, Kelurahan Pisangan Barat, Kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang, Minggu (5/10) kemarin, rampai dipadati pengunjung. Sekitar 3000 pengunjung tumpah ruah disana.
“Pengunjung kami mencapai 3000 orang pada hari ini (kemarin). Sebelumnya kami menduga puncak liburan adalah H+2, ternyata ledakan pengunjung terjadi pada hari ini,” terang Manager Taman Wisata Pulau Situ Gintung, Asih Anugrawati kepada Tangerang Tribun.
Asih menjelaskan, para pengunjung tak hanya warga Kabupaten Tangerang, tapi banyak juga yang berasal dari luar Tangerang. “Ada yang berasal dari Bekasi, Depok, Bogor, Jakarta, Bandung bahkan Karawang. Tujuan mereka selain untuk liburan juga melakukan halal bihalal bersama keluarga,”jelasnya.
Wahana yang paling disukai oleh pengunjung adalah outbond dan kolam renang. Dua wahana ini menjadi unggulan Taman Wisata Pulau Situ Gintung. Dari sekitar 3000 pengunjung, 80 persen diantaranya memilih wahana water boom dan flying fox.
Pengunjung tak perlu khawatir mengenai keselamatan. Pihak pengelola sudah menyiapkan pengamanan bagi pengunjung.Pihak Pengelola Taman Wisata Situ Gintung yang luasnya mencapai 2,5 hektar tersebut menerjunkan 150 orang pemandu. “Setiap 15 orang pengunjung akan dibantu 1 orang pemandu agar para pengunjung dapat menikmati liburan dengan nyaman dan aman,” paparnya.
Salah satu pengunjung yang berasal dari Cipete Utara, Jakarta Selatan Ida Farida mengatakan, Taman Wisata Situ Gintung menjadi pilihan keluarga dikarenakan jaraknya dekat, lengkap dan murah. “Kami disini bisa memilih semua permainan tanpa harus membayar lagi, cukup membeli tiket sekali kita semua dapat menikmati semua wahana yang ada di taman wisata ini,” bebernya.

Wisatawan Banjiri Situ Bulakan


Sejumlah anak tampak riang mengayuh sepeda air. Gelak canda sembari mengelilingi Situ Bulakan tidak melelahkan bagi mereka dan yang ada hanya keceriaan. Di “danau tengah kota” itu, segurat wajah mereka seolah menunjukkan tak ingin permainan bersepeda air yang sedang asyik itu segera berakhir.
Sedikit kegembiraan ini juga dialami sebagian pengunjung atau wisatawan Situ Bulakan yang jumlahnya bertambah banyak seiring masa libur lebaran HR Idul Fitri 1429 H kemarin.
Beberapa tempat rekreasi ramai dipadati pengunjung. Tak ketinggalan Situ Bulakan yang terletak di Kelurahan Priuk, Kecataman Priuk, Kota Tangerang, inipun disesaki pengunjung untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Mulai mengayuh bebek air, menaiki perahu roket hingga menikmati suasana angin semilir menjadi pengobat penghilang penat bagi para pengunjung.
Minggu (5/10), aktivitas di sekitar Situ kian ramai, karena merupakan alternatif obyek wisata yang memiliki daya pikat tersendiri. Dengan kedalaman Situ yang kurang lebih 1,5M dan luas 300.000 M, pemandangan danau yang indah dengan air yang tenang membuat para pengunjungnya dapat menikmati liburan.
Para pengunjung yang datang ke Situ ini tidak harus merogoh kocek terlalu dalam. Hanya dengan membeli tiket Rp.10.000,- pengunjung dapat menikmati 30 menit mengelilingi Situ Bulakan dengan mengayuh bebek air, untuk 2 orang dewasa dan 2 anak-anak. Apabila pengunjung tidak mau menguras energi dengan mengayuh, maka dapat menggunakan fasilitas perahu roket dengan biaya Rp 3000 perorang maka, pengunjung akan diajak mengelilingi dan menikmati pemandangan Situ.
Pengelola Situ Bulakan mempersiapkan 20 bebek air dan 1 perahu roket untuk dipergunakan para pengunjung, wahana wisata air yang dibuka dari jam 8.00 pagi hingga 18.00 ini, kini dipadati oleh pengunjung, lonjakan pengunjung dirasakan pengelola sejak 5 hari satelah lebaran “Kami kurang lebih menjual 300 tiket untuk bebek air dan pengunjung setiap harinya sekitar 1000 orang,” ujar Ima Suryani, Penjaga Situ Bulakan.
Padatnya pengunjung ternyata tidak menyurutkan keinginan pengunjung untuk mencoba wahana yang ada, mereka rela mengantri giliran. “Walaupun tadi sempat antre sampai setengah jam untuk naik bebek, tapi kami senang sekali, besokkan sudah mulai kerja kami pilih situ ini karena jalan-jalan kesini lumayan murah dan kebetukan tidak jauh dari rumah,” terang Salimah, pengunjung dari Perumahan Pondok Sukatani.
Sementara itu Situ Bulakan yang dijadikan wisata air juga dijadikan tempat memancing bagi sebagian orang, dengan beralaskan alang-alang dan beratapkan langit, para penikmat pancing menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendapatkan tangkapan yang diharapkan. Suasana situ yang sejuk, damai dan tenang menambah suasana hati menjadi lebih Rileks.(adn/rz)