Selasa, 27 Januari 2009

Perayaan Imlek di Summarecon Mal


Menyambut datangnya Tahun Baru Cina 2560, Summarecon Mal Serpong (SMS) menyelenggarakan pertunjukkan barongsai dari perkumpulan Barongsai – Naga – Wushu Jakarta Buddhis Clubs, Minggu (25/1), di Atrium SMS, Gading Serpong, Tangerang.
Pertunjukan barongsai tersebut menampilkan Barongsai Patok, Barongsai Liong, Barongsai Lantai dan pertunjukkan Wushu. Acara tersebut mendapat perhatian dari banyak pengunjung. Dari milai lantai dasar, lantai 1 hingga lantai 2 dipenuhi pengunjung yang ingin melihat atraksi.
Menurut General Manager of Corporate Communication PT. Summarecon Agung Tbk, Cut Meutia, acara tersebut sengaja di gelar untuk memeriahkan datangnya Imlek sehingga menjadi momen bagi pengunjung yang datang ke SMS.
Selain acara yang telah diselenggarakan sebelumnya, rencananya SMS masih akan mengadakan acara-acara lainnya untuk menyambuit imlek seperti Chinese Traditional Dancing (31/1). Dan sebagai penutup rangkaian acara Oriental Heritage yang diadakan dari tanggal 9 Januari hingga 8 Februari 2009 ini akan menampilkan grup band terkenal papan atas Yovie & Nunoyang akan melantunkan lagu-lagu romantis serta Colouring & Dancing Competition (8/2).
Untuk semakin memeriahkan acara setiap hari Jumat SMS akan menghadirkan Tsai Sen Ye (Dewa Kemakmuran) yang membagikan koin emas pada pengunjung, Chinese Children Performance setiap hari Sabtu, Traditional Chinese Art seperti kaligrafi Cina dan Origami setiap akhir pekan selama periode event berlangsung.

Minggu, 25 Januari 2009

Penjabat Walikota Tangsel Dilantik

Setelah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) disahkan melalui UU nomor 51/2008 tentang Pembentukan Kota Tangsel di DPR RI pada 26 November tahun 2008 lalu, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto secara resmi melantik Penjabat Walikota daerah ini, Sabtu (24/1).
Pelantikan dilakukan Mendagri terhadap Kepala Dinas Pekrjaan Umum Pemprov Banten, Ir Sholeh MT sebagai Penjabat Walikota Tangsel di Pendopo Gubernur Banten, Serang, dengan disaksikan Gubernur Hj Atut Chosiyah serta sejumlah pejabat. Selain dilakukan pelantikan, Mendagri sekaligus menandatangani Prasasti Pembentukan Kota Tangsel yang merupakan tanda dimulaianya pemerintahan di daerah hasil pemekaran Kabupaten Tangerang ini.
Selanjutnya Sholeh MT yang diajukan oleh Gubernur Banten untuk dilantik ini akan menjadi penjabat kepala
Daerah yang terdiri dari tujuh kecamatan yakni Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang dan Setu tersebut untuk sementara sebelum terpilinya Walikota dan Wakil Walikota definitif.
Dalam seremoni itu, Mendagri menegaskan pembentukan Kota Tangsel untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan serta percepatan pembangunan di Provinsi Banten.

Rabu, 21 Januari 2009

Tiga Kali Diturunkan, Melaut Tetap Mahal

“Diturunkan, diturunkan, diturunkan lagi,” kata iklan layanan masyarakat di beberapa televisi sembari menggambarkan harga BBM saat ini. Bahkan seorang yang beratribut nelayan dalam iklan yang dibuat sebuah partai politik peserta Pemilu 2009 ini mengaku melaut tidak lagi mahal. “Terima Kasih,” kata nelayan itu seolah menggambarkan suka ria para nelayan lainnya.

Dalam dunia nyata kegembiraan seorang nelayan di iklan itu tak dirasakan sepenuhnya oleh para nelayan. Melaut tetap mahal dan bahkan banyak diantara mereka tidak bisa melaut, karena kesulitan mendapatkan solar untuk digunakan sebagai bahan bakar perahunya.
Nelayan pesisir Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Agus, misalnya, seolah meluruskan berita murahnya membeli solar seperti tayangan televisi itu. Agus yang juga Ketua RT 02/01 di desa ini mengungkapkan, nelayan di sekitar desanya yang separuh diantaranya ternyata memilih tidak melaut. “Warga sudah lebih dari 10 hari tidak pergi mencari ikan di laut,” kata Agus.
Kondisi demikian, sambungnya, lantaran harga eceran solar cukup tinggi dan mahal yakni dijual hingga Rp 7.000 per liter. Padahal kebutuhan solar untuk mengisi bahan bakar perahu sangat penting, sehingga dengan harga sebesar itu memberatkan nelayan. Selain alasan ini, penghasilan melaut juga tidak mencukupi untuk menutup pembelian solar.
Agus mengeluhkan tidak tersediannya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), karena menyulitkan nelayan untuk mendapatkan solar. Akibat jarak pengecer dengan SPBN atau SPBU yang semakin jauh itu, biaya yang dikeluarkan nelayan semakin tinggi juga.
Kondisi perekonomian warga Tanjung Pasir yang banyak berprofesi sebagai nelayan masih sulit, karena untuk sekadar melaut membutuhkan biaya tinggi.
Warga Tanjung Pasir, Teti yang bersuamikan nelayan mengungkapkan turunnya BBM tidak terlalu berpengaruh bagi taraf ekonomi keluarganya. Dia menjelaskan ketika harga BBM jenis solar Rp 4500 per liter tahun 2008, harga di eceran hanya Rp 5.000 per liter. Namun setelah harga itu diturunkan seperti semula, harga solar tersebut masih tetap kisaran harga Rp 6.500 sampai Rp 7.000 per liter.
“Harga solar segitu mahal, ini mengakibatkan seluruh harga-harga. Belum lagi betulin mesin disel, pusing pak,” keluh Teti.
Dia berharap selainkan menurunkan harga solar, pemerintah untuk mempermudah mendapatkan BBM di tingkat nelayan seperti menyediakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan atau Solar Packadge Dealer Nelayan (SPDN) terdekat. Apalagi sejak Desember 2008, SPDN 37.15502 yang biasa memasok solar bersubsidi untuk nelayan di sekitar Tanjung Pasir telah dihentikan operasinya.

Istri Menteri Buat Lubang Biopori

Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) melibatkan ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri 3 dan 5 Sepatan, Kabupaten Tangerang, untuk membuat lubang biopori. Lubang biopori merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi banjir,” kata Ketua SIKIB, Murniati Widodo AS di Tangerang, Selasa (20/01).
Istri Menteri Koordinator Polkam ini menjelaskan, pihaknya sengaja mengajak siswa SD dengan tujuan untuk merangsang dan memberikan pengetahuan langkah mengantisipasi banjir sejak dini. Bagaimana biopori yang merupakan tekonologi sederhana untuk konservasi lahan dapat difungsikan mencegah longsor dan banjir. “Kami akan membuat lubang biopori dengan ukuran diameter sekitar 10 sentimeter dan berkedalaman antara 80 hingga 100 sentimeter,” ujarnya.
Dalam pemberian pengetahuan Biopori, ratusan siswa SD tersebut diperkenankan membuat lubang biopori sebanyak 125 titik dilokasi di sekitar halaman SDN 3 dan 5 Sepatan.
Selain memberikan pemahaman pentingnya pencegahan banjir sejak dini. Dalam kegaiatan tersebut, SIKIB juga menanam ratusan bibit tumbuhan hidroponik, sejenis tanaman yang dapat bertahan hidup tanpa tanah dengan tujuan untuk mengurangi jentik nyamuk selain itu memperkenalkan tujuh mobil pintar yang berfungsi sebagai perpustakaan jalan. “Tumbuhan hidroponik harus kita tanam di kolam atau lokasi penampungan air, untuk mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk yang berpotensi menimbulkan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD),” bebernya.
Salah satu kendaraan operasionalnya akan ditempatkan di wilayah Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Mobil pintar tersebut akan disebarkan di sekitar sekolah yang berada di pedesaan sehingga jauh dari perkotaan dan tidak memiliki fasilitas perpustakaan.
Kepala Dinas Pendidikan, H Ahmad Suwandhi SH yang menemani Istri Pejabat SIKIB RI itu mengatakan, kegiatan yang diadakan oleh SIKIB cukup membantu program pemerintah Kabupaten Tangerang. Pasalnya kedatangan SIKIB di tempat yang sama, SDN 3 dan 5 Sepatan ini merupakan ketiga kalinya setelah beberapa bulan tahun 2008 lalu yang juga melakukan pembangunan MCK di sekolah-sekolah itu. Dan kini berbagai program human interes seperti lingkungan, kesehatan dan pendidikan melalui penerapan biopori, penanaman pohon hiodroponik dan juga mobil pintar akan menggugah pengetahuan masyarakat utara yang cenderung tertinggal dari masyarakat Selatan atau Barat. “Ini program ketiga kalinya, bukan hanya mendukung kami berterima kasih dengan adanya kegiatan tersebut,” ujar Suwandhi.

Selasa, 20 Januari 2009

Salsa Food City, Alternatif Wisata Kuliner


Acara makan malam bersama biasa dijadikan momentum bagi sekelompok orang untuk mempererat ikatan emosional baik dalam bentuk kekeluargaan maupun persahabatan. Alternatif pencarian lokasi yang kondusif, nyaman dan mendukung terkadang cukup membingungkan.
Di Jogjakarta pasangan muda-mudi, sekelompok remaja atau pemuda, bahkan sekumpulan anggota keluarga biasa memanfaatkan suasana malam untuk mempererat tali persahabatan dan kekeluargaan dengan makan malam di warung-warung lesehan terbuka dengan menu makanan khas Jogja.
Aneka jajanan malam yang menawarkan suasana khas di Jogjakarta terbilang relatif banyak dan bervarisi. Sehingga tidak terlalu sulit untuk menentukan lokasi untuk menghabiskan malam bersama keluarga, kerabat, atau sahabat. Lalu bagaimana dengan kita yang tinggal di wilayah Tangerang?
Pusat jajanan malam di kota ‘Seribu Industri’ ini bisa terbilang jarang dan sulit untuk ditemukan. Namun, bukan berarti Tangerang tidak memiliki lokasi menarik dan unik untuk dijadikan ajang temu kangen dan merekatkan tali persaudaraan antara keluarga, sahabat, bahkan teman dekat.
Serpong, yang akrab di telinga masyarakat Tangerang dengan sebutan ‘Kota Nuansa’ ternyata menyimpan sebuah alternatif lokasi makan malam dengan nuansa santai penuh keromantisan yang ditunjang dengan menu makanan yang beraneka ragam dan bervariasi.
Salsa Food City (SFC) yang akrab dikenal dengan Family Food Court memiliki sebuah differensiasi menu dan nuansa yang ditawarkan sebagai pusat jajanan malam di selatan Kota Tangerang. Dengan luas area 3000 meter persegi SFC menghidangkan aneka variasi makanan yang sangat lengkap karena ditunjang dengan kumpulan restoran-restoran ternama baik internasional maupun lokal.
“Ada lebih dari 50 aneka menu makanan yang ada di SFC, seperti Seafood, Sate, Sop Kambing, Mie Ayam, DJ Steak, Sari Laut, Warung Betawi Ayam Bakar Taliwang, Sate Khas Tangerang, Batavia Steak, Kantin Murah, Es Duren, Martabak Mini and Coffee 777. Harganya relatif murah kok,” kata Cut Meutia, General Manager Of Coorporate Communication PT. Summarecon Agung.
Nuansa SFC sendiri menampilkan design bangunan yang menarik, unik dan berkesan sangat santai cocok bagi pengunjung yang ingin bersantai untuk menikmati makanan dan minuman bersama teman dan keluarga.
“SFC memang sengaja dikonsep dalam bentuk rumah makan di ruang terbuka, sehingga pandangan ke arah tidak terhalangi. Di malam hari menjadi sangat mengesankan,” ujarnya.
Selain menu makanan dan nuansa malam yang mengesankan pengunjung SFC akan dimanjakan dengan beragam fasilitas pendukung selain menu makanan yang variatif dan beragam, seperti 40 meja dan 180 kursi, wastafel, toilet umum, tempat parkir, meja dan kursi. “Yang berbeda di sini adalah acara Live Musik setiap malam di Panggung Salsa,” imbuh Meutia.
Dalam acara Live Musik di Panggung Salsa pengunjung dimanjakan dengan kebebasan untuk merequest lagu-lagu yang akan dibawakan oleh beberapa orang artis megapolitan, dan tidak jarang artis-artis ibu kota tampil mengiringi makan malam para pengunjung.
“Konsep musiknya sendiri kita arahkan kepada jenis musik latin untuk menambah suasana harmonis dan familiar,” imbuhnya lagi.
Amel, salah seorang pengunjung warga keturunan yang hadir saat Tangerang Tribun meliput pusat jajanan malam ini mengaku kepincut dengan hidangan Seafood dan Es Duren yang tersedia di SFC. Dirinya juga mengaku sering berkunjung ke SFC, karena terkesan dengan nuansa dan suasana malam di SFC.
“Saya biasa ke sini bersama teman-teman, keluarga juga sering saya ajak ke sini. Awalnya sih saya tau SFC dari soulmate saya,” ujarnya sambil asik menyantap hidangan seafood SFC.
Pusat jajanan malam yang diresmikan sejak 23 September 2004 ini, juga menyediakan tempat khusus untuk acara-acara seperti ulang tahun, gathering, arisan, dll. “untuk acara keluarga kita fasilitasi maximal untuk 100 orang dengan biaya penyewaan Rp. 200.000 per acara. Kita fasilitasi dengan 25 buah meja, 100 kursi dan panggung,” ungkap Meutia.

Emas Gunung Halimun akan Dieksplorasi

Pemerintah Kabupaten Lebak sedang mengajukan penguasaan 1.000 hektar lahan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang akan dijadikan lokasi pertambangan emas.
Kepada Tangerang Tribun, Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya mengatakan, untuk memuluskan rencana itu Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah dan Kepala Dinas Pertambangan Sopyan sedang melakukan lobi agar usulan tersebut disetujui Menteri Kehutanan (Menhut) MS Kaban. Bupati menjelaskan, lahan di kawasan Gunung Halimun seluas 1.000 hektar yang masuk ke wilayah Kecamatan Cibeber, Lebak Gedong, serta Kecamatan Cirinten mengandung kadar emas dan kadar jenis tambang lainnya.
“Kami berharap disetujui pak Menteri,” ujarnya.
Menurutnya, bila hal itu disetujui Departeman Kehutanan, maka kekayaan alam di lokasi setempat, akan semakin mendongkrak pendapatan daerah Kabupaten Lebak. Saat kawasan TNGHS yang termasuk dalam hutan yang dilindungi negara itu dikelola Dephut.
“Saya optimis permintaan kita akan dikabulkan, karena alasannya lokasi Gunung Halimun tersebut berada di dalam wilayah Kabupaten Lebak,” ujarnya.
Dijelaskannya, bila nantinya disetujui, maka pengelolaannya akan dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 50 miliar pertahun. Selain itu, dengan adanya penambangan emas di lokasi tersebut, dengan sendirinya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lahan tersebut.
“Selain dapat menyerap tenaga kerja, masyarakat setempat yang bermukim di sekitar lahan dapat memanfatkannya untuk bercocok tanam dan lain sebagainya dan ini akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” tukasnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lebak Robert Chandra mengatakan, bahwa saat ini para ahli eksplorasi kandungan bawah tanah sedang menyelidiki potensi emas yang ada di Gunung Halimun. Namun seberapa besarnya kandungan emasnya belum dapat diketahui secara pasti.
“Tetapi telah diketahui bahwa di lahan tersebut ada kandungan emasnya, sehingga Pemkab akan berupaya untuk menjadikan hutan tersebut sebagai tambang lokasi emas," pungkasnya.
Sementara Ketua Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Wandi S mengatakan, Pemkab Lebak seharusnya memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan. Apakah nilai manfaatnya lebih besar atau sedikit bagi masyarakat.
“Pemkab harus memikirkan dampak yang ditimbulkan akibat lokasi tambang emas tersebut bagi masyarakat sekitar nantinya,” tukasnya.
Menurut Wandi, pendapatan daerah tidak hanya dihasilkan dari tambang saja, sebab masih banyak lahan lain yang bisa dijadikan proritas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, dampak kerusakan yang akan dihasilkan akan lebih banyak seperti resapan air , satwa, ekosistem dan lain sebagainya.
“Sedangkan manfaatnya belum tentu dirasakan oleh masyarakat Lebak,” tukasnya.

A1 Grand Prix Diundur Nopember 2009

PT Lippo Karawaci Tbk bersama dengan Federasi Automobil Internasional (FIA), hingga kini masih mencari waktu yang tepat untuk kembali menyelenggarakan A1 Grand Prix (GP), setelah jadwal pertandingan A1 Grand Prix (GP) bulan Februari ini dibatalkan. Namun dalam beberapa pembicaraan tidak resmi, pelaksanaan A1 GP di Lippo Village, Karawaci akan dilaksanakan Nopember mendatang.
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk bersama dengan FIA sepakat untuk menggelar seri kelima A1 Grand Prix (GP) di Lippo Village, Karawaci, 6-8 Februari 2009 mendatang. Namun akibat persoalan teknis, FIA akhirnya membatalkan pertandingan seri kelima itu dan dipindah ke Gauteng, Afrika Selatan, 20-22 Februari.
“Yang jelas A1 GP tetap dilaksnaakan di sini. Hanya saja mundur. Semula tanggal 6-8 Februari 2009 menjadi Bulan Nopember. Soal tanggalnya kami masih mencari waktu yang tepat,” ujar Head of Coorporate PT Lippo Karawaci Tbk, Danang Kemayan Jati saat dikonfirmasi Tangerang Tribun Senin (20/01) terkait kemunduran pelaksanaan A1 GP.
Selain itu juga, lanjut Danang, FIA sedang melakukan proses sertifikasi lintasan sirkuit A1 GP di 3,2 kilometer sepanjang Jalan Raya Lippo Karawaci. Beberapa diantaranya yang dinilai meliputi infrastruktur, fasilitas, dan semua hal yang menyangkut keselamatan lintasan sirkuit. “Setelah melalui proses sertifikasi, maka kami akan diberi lisensi untuk mengadakan A1,” jelas Danang lagi.
Sementara ia menjelaskan, mundurnya pelaksanaan A1 GP disebabkan, FIA menilai sirkuit yang akan dijadikan sebagai lintasan dalam perlombaan itu dinilai belum layak dan tidak memenuhi standar keselamatan. Sementara terkait investasi yang dikeluarkan oleh pihak PT Lippo Karawaci Tbk melebihi 15 juta dolar AS atau senilai Rp1,6 triliun Danang menyatakan, sejauh ini pihaknya hanya mengeluarkan dana perbaikan dan tidak mengalami kerugian apapun terkait kemuduran itu. “Hanya saja kami harus mengeluarkan tiket yang sudah terbeli,” terangnya seraya meneruskan hingga kini tiket yang sudah terjual mencapai hampir 10 ribuan tiket.
Berdasarkan pantauan Tangerang Tribun di lokasi yang akan dijadikan lintasan sirkuit,
Informasi yang berhasil dihimpun, Ketua Panitia A1 GP Lippo Village, Gordon Benton menyatakan, kemunduran pelaksanaan perlombaan sedianya tanggal 6-8 Februari 2009 menjadi bulan Nopember 2009 bukan masalah besar. Pasalnya bulan Nopember merupakan bulan biasanya perlombaan A1 Grand Prix dilaksanakan. “Mudah-mudahan kita bisa menyelesaikan Sertifikasi hingga Nopember nanti A1 benar-benar dilaksanakan,” ujarnya seraya meneruskan terkait dnegan pembatalan pelaksanaan masih bersifat wacana dan hingga kini pihknya masih melakukan pembicaraan-pembicaraan terkait pelaksanaan yang akan diadakan di Lippo Karawaci.

Rabu, 14 Januari 2009

Tol Balaraja-Serpong Segera Dibangun

Direncanakan tahun 2011, akses Tol Balaraja-Serpong sepanjang 32 kilometer akan dioperasikan. Saat ini Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah membuat rencana Detail Enginering Desain (DED) serta mempersiapkan lahan jalur tol tembus tersebut.
“Menteri PU sangat respek sekali dengan rencana ini. Kita tinggal tunggu keputusannya dan kira-kira tahun ini (2009-red) kita bisa mulai pengerjaannya,” kata Bupati Tangerang Ismet Iskandar, kemarin.
Sedangkan pengerjaanya, pemerintah pusat melalui Menteri PU tinggal mengeluarkan keputusan dan termasuk melakukan penunjukkan investor, sehingga dalam waktu dekat bisa dilakukan pembangunan.
Sementara pihak Pemkab melalui perusahaan atau holding company PT Mitra Kerta Rahardja (MKR) juga akan ikut mendampingi pengerjaan tol yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 2 triliun dengan panjang 30 kilometer dan lebar 30 meter itu.
Dikatakan Bupati Ismet, alignment tol tembus Balaraja-Serpong sudah dipersiapkan selain melalui photo udara maupun jalur-jalur yang akan dipersiapkan. Jalur itu akan melewati beberapa wilayah di Kabupaten Tangerang yakni Kecamatan Legok, Panongan, Jambe, Tigaraksa, Solear dan Kecamatan Cikupa. “Ajuan tol ini berdasarkan Perpres Nomor 67,” tegas Bupati seraya mengatakan tol tersebut salah satu langkah untuk mengatasi kemacetan di wilayah Balaraja dan Bitung dan sekaligus mempermudah akses kendaraan hilir mudik bagi truk-truk besar milik perusahaan.
Selain itu juga dengan membuka akses ini akan berdampak bagi perekonomian warga yang dilewati jalur tol tersebut. “Dampak ini akan banyak dirasakan, selain masyarakat juga akan berpengaruh bagi pengusaha,” katanya.
Diketahui juga selain pembangunan tol tembus Balaraja-Serpong, Pemerintah Kabupaten Tangerang juga sedang berencana mengambil alih pengelolaan jalan tol dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah melalui jalan tol tembus tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, H Endang Sudjana menyambut positif rencana pembangunan itu, sebab dengan membuka akses jalur cepat yang melewati beberapa kecamatan di daerah barat Tangerang akan sangat berpengaruh bagi perekonomian sekitar. “Bukan hanya akan meningkatkan PAD, ekonomi masyarakat juga akan meningkat mengikuti Tangerang Selatan,” ulang Endang.
Terkait pengelolaan tol oleh Pemkab, menurutnya, sangat tipis kemungkinannya. Pasalnya pengelolaan jalan tol termasuk pemerliharaannya dalam sepengetahuannya harus dikelola pemerintah pusat. “Tapi kalau berhasil ini artinya power pemerintah daerah bagus di mata pmerintah pusat,” selorohnya

Kamis, 08 Januari 2009

Waterway Solusi Kemacetan Tangerang Raya

Terbentuknya Kota Tangerang Selatan, Pemkab Tangerang semakin menggencarkan rencana pembangunan waterway di sepanjang sungai Cisadane. Rencana pembangunan waterway itu ditujukan sebagai alternatif kemacetan lalu lintas dan meningkatkan pelayanan ketersedian moda angkutan umum.
“Dishubkominfo melakukan survei lokasi dan hasilnya cukup layak dibangun waterway melalui aliran Sungai Cidane. Kajian juga berkoordinasi dengan wilayah lain,” ungkap Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Tangerang M Rizal.
Jalur yang dilalui, sambung Rizal, sebenarnya melintasi Sungai Cisadane di bagian wilayah Kota Tangsel yakni sepanjang sekitar 80 kilometer dan bisa juga melewati Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang sampai dengan Bogor. “Rencana awalnya dimulai dari Gading Serpong dan berakhir di Cisauk karena wilayah tersebut berpararel dengan jalan Raya Serpong,” paparnya.
Semakin digencarkannya rencana pembangunan tersebut, lanjutnya, karena masyarakat Kota Tangsel membutuhkan sarana dan prasarana alternatif mode angkutan baru yang tidak menimbulkan kemacetan. “Dengan alasan itulah kami membuat pengajuan kepada pemerintah agar dapat bekerjasama dengan investor,” beber Rizal.
Dia menambahkan, dari hasil survei pertama ternyata debit air tidak menjadi hambatan dan persoalan untuk sebuah kapal yang tidak terlalu besar dalam mengarungi sungai Cisadane itu. Hanya tinggal menentukan dan membangun jembatan-jembatan yang akan dijadikan koridor dan halte waterway. “Selama ini Cisadane tidak pernah kekeringan dan bila debit air meningkat hanya tinggal bagaimana membuat jembatan yang bisa ditinggikan,” jelasnya.
Dengan demikian, waterway di Sungai Cisadane ini sangat menguntungkan bagi ketersediaan moda transpotasi atas sungai bagi Tangerang Raya yakni Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.
Staff Perencanaan Dishubkominfo Kabupaten Tangerang Eva Suryana membenarkan. Dia mengatakan konsep yang akan dipakai adalah water front city. Selain sebagai angkutan barang dan jasa, waterway juga dijadikan pariwisata daerah untuk menikmati keindahan sungai Cisadane. “Sedangkan berapa jumlah kapal yang akan digunakan sebagai angkutan akan disesuaikan dengan kebutuhan,” tandasnya.
Bila terealisasi nanti, kata Eva, sepanjang bantaran Cisadane dapat dijadikan lokasi-lokasi yang menarik, seperti pasar terapung dan beragai jenis yang dapat menarik perhatian wisatawan. “Walau bagaimanapun Cisadane termasuk sebuah potensi yang harus rawat dan dikembangkan,” imbuhnya.

Sabtu, 03 Januari 2009

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan pera iran pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih di liput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk bu daya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking. Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis.
Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatk an gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos.
Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lu mpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya. ***

Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis