Selasa, 10 November 2009

2,8 Juta Wisdom Minati Wisata Banten

Jumlah wisatawan domestik (wisdom) yang datang ke wisata Banten tahun 2009 telah menembus jumlah melebihi 2,9 Juta orang. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sekitar 15 persen. Dengan tingginya jumlah wisatawan domestik ini, jumlah peredaran uang tercatat mencapai Rp 4,95 triliun. Sedangkan tahun 2008 lalu sebesar Rp 4,13 triliun.
“Pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling berpengaruh di Banten. Dengan jumlah konsumsi tersebut, pariwisata memberikan pengaruh yang positif bagi perekonomian di Banten,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten, Ranta Suanta, kepada Banten Pos.
Ditambahkannya, dengan keberadaan wisatawan di suatu daerah dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut, melalui pengeluaran yang dibelanjakan wisatawan. Sejumlah lokasi yang menjadi tujuan wisatawan antara lain, Pantai Anyer, Carita, Ujung Kulon, Banten Lama dan Gunung Anak Krakatau.
Masih menurut Ranta, kenaikan konsumsi tersebut terlihat dari struktur jumlah pengeluaran belanja wisdom dari hasil survei yang dilakukan Disbudpar Provinsi Banten yang bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari sub sektor restoran, tercatat pengeluaran wisdom tahun 2009 mencapai Rp 1,22 triliun dari Rp 1,02 triliun pada 2008. Dan konsumsi yang paling tinggi di tahun 2009 tercatat pada sub sektor industri non makanan yang mencapai Rp 1,59 triliun dari Rp 1,32 triliun di tahun 2008.
“Untuk konsumsi non makanan, dari delapan sub sektor konsumsi wisnus, kuota konsumsi non makanan di tahun 2009 mencapai 38,6 persen. Konsumsi non makanan ini meliputi konsumsi furniture dan kerajinan tangan. Seperti kerajinan dari bambu, kayu dan industri barang bukan logam,” ujarnya.
Ranta juga mengungkapkan, berdasarkan konsumsi widom atau wisnus (wisatawan nusantara) tersebut, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pariwisata kedua paling besar di Banten, setelah bidang perindustrian. Dari total konsumsi wisnus tahun 2008 sebesar 4,13 triliun, jumlah tersebut telah menghasilkan dampak ekonomi sebesar Rp 7,05 triliun atau 1,71 kali lipat dari konsumsi tahun 2008.
“Dampak ini dirasakan oleh sub sektor yang ada. Tidak hanya peningkatan output perekonomian, pengaruhnya juga terasa pada Nilai Tambah Bruto (NTB), gaji pekerja dan penyerapan tenaga kerja,” ucapnya.
Secara total, lanjut Ranta, konsumsi wisnus di Banten mampu mendorong NTB sebesar Rp 3,28 triliun. Sub sektor paling yang paling banyak mendapat dampak adalah sektor angkutan jalan dengan angka Rp 530,6 miliar atau 16,2 persen. “Dampaknya terhadap upah gaji pekerja mencapai Rp 1, 11 triliun pada masing-masing sub sektor,” katanya.
Menurut Ranta, hal ini juga mampu menyediakan tenaga kerja yang tidak sedikit di Banten. Kesempatan kerja dari dampak wisnus Banten tahun 2009 mencapai 156.476 orang. Jumlah ini meningkat dari 2008 yang mencapai 130.511 orang. Jumlah tenaga kerja terserap itu, datang dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 56.452 orang pada 2009.
“Dengan kedatangan Wisnus, pedagang juga bisa menikmatinya. Jasa angkutan juga bisa beroperasi. Inilah hal yang bisa menyerap tenaga kerja,” tambahnya. (Banten Pos)

Minggu, 01 November 2009

Deklarasi Umang untuk Pariwisata Banten

Deburan ombak Pantai Selatan Banten tepatnya di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang seolah menyambut baik kedatangan sekitar 50 orang tamu dari rombongan uji coba paket wisata Banten 2009 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten.
Mereka datang untuk menikmati indahnya pantai di pulau yang memiliki luas sekitar lima hektare tersebut.
Rombongan tiba di pulau yang diberi nama Pulau Umang tersebut sekitar pukul 17.00 WIB Jumat (16/10) setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari Hotel Patrajasa di Pantai Anyer, Kabupaten Serang.
Untuk menyeberang ke pulau yang terletak di teluk Panaitan membentang di perairan antara Tanjung Lesung di sebelah utara dan Ujung Kulon di sebelah selatan itu, rombongan membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menyeberang dari dermaga di Kecamatan Sumur ke pulau tersebut dengan kapal motor berkapasitas maksimal 20 orang.
Setibanya di pulau Umang rombongan langsung disambut senyum ramah para pemandu wisata yang mempersilahkan para tamunya untuk beristirahat di lobi dengan bentuk bangunan di atasnya seperti umang salah satu hewan laut sejenis siput.
Di dalam bangunan lobi itu berisi deretan sofa berwarna putih, kursi dari kayu, meja makan dan satu panggung kecil, sementara di depannya membentang sebuah kolam renang yang letaknya berhadapan langsung dengan bibir pantai di sebelahnya ada dermaga satu-satunya di pulau tersebut.
Para tamu disuguhi jamuan makan malam di pinggir pantai dengan aneka jenis masakan ikan laut, diringi alunan musik pop yang memecah kesunyian di pulau tersebut serta semilir angin laut meniup pepohonan yang ada di sepanjang pantai pulau tersebut. Kemudian acara dilanjutkan dengan diskusi yang membahas pengembangan pariwisata di Provinsi Banten dengan melibatkan dinas/intansi serta pihak terkait.
Setelah menginap satu malam di Pulau Umang, keesokan harinya Sabtu (17/10) rombongan uji coba paket wisata Banten kembali menikmati berbagai hiburan di pantai seperti menyelam, naik banana boat serta menikmati kelapa muda yang disajikan pengelola di Pulau Oar sekitar 10 menit perjalanan dengan kapal motor dari Pulau Umang.
Sebelum mengakhiri perjalanan uji coba paket wisata tersebut, sejumlah pihak terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten, PHRI, HPI, Asita dan unsur Pers menandatangani kesepakatan untuk berupaya membantu pengembangan pariwisata di Provinsi Banten yang dikemas dalam sebuah deklarasi dengan sebutan "Deklarasi Umang".
Uji coba paket wisata Banten 2009 merupakan salah satu program yang digagas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten dengan mengikutsertakan salah seorang perwakilan dinas/intansi terkait di Provinsi Banten di antaranya Dinas Perhubungan, Dinas PU, Dinas Kelautan dan Perikanan dan beberapa dinas lainnya.
Selain itu, uji coba paket wisata tersebut melibatkan unsur terkait lainnya di antaranya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), unsur pers dan beberapa agen perusahaan travel.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Ranta Suharta mengatakan, uji coba paket wisata tersebut merupakan satu langkah terobosan dalam upaya untuk mempromosikan wisata Banten sekaligus mengevaluasi apa kekurangannya dari wisata di Banten.
"Kami ingin menyatukan persepsi dan meminta masukan dari pihak terkait bagaimana upaya untuk memajukan pariwisata di Banten," kata Ranta Suharta usai melepas rombongan uji coba paket wisata Banten 2009 dari Rumah Makan "S" Rizki di Serang, Jumat (16/10).
Ia mengatakan, dengan uji coba paket wisata Banten yang melibatkan unsur terkait tersebut diharapkan adanya kesamaan persepsi untuk memajukan dunia pariwisata di Banten.
Selain itu, dengan kegiatan tersebut diharapkan adanya saling mengoreksi kekurangan dan kelemahan baik dari pihak yang memberikan pelayanan seperti perusahaan travel, maupun dari fasilitas objek wisata yang disajikan kepada para wisatawan itu sendiri.
Rombongan paket wisata Banten 2009 berangkat menggunakan satu kendaraan bus dari Rumah Makan S`Rizki di Serang menuju sentra kerajinan Batik Banten di Jalan Bhayangkara Serang, kemudian dilanjutkan menuju objek wisata ziarah Mesjid Agung Banten Lama dan Museum Purbakala Banten Lama yang menempuh sekitar 30 menit perjalanan dari Kota Serang.
Usai melihat berbagai benda purbakala peninggalan sejarah Kesultanan Maulana Hasanuddin di Musium Purbakala Banten Lama, rombongan dengan dipandu petugas dari DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Banten, kemudian melanjutkan perjalanan melihat situs-situs peninggalan yang berada di sekitar lokasi Banten Lama seperti Benteng Speelwijk, Vihara Avalokitesvara, Mesjid Pecinan.
Selanjutnya rombongan kembali melanjutkan perjalanan sekitar satu jam menuju Hotel Patrajasa di Pantai Anyer, Serang yang merupakan salah satu objek wisata dari rangkaian paket wisata Banten 2009 sebelum akhirnya mampir di Kantor Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan terakhir di Pulau Umang di sekitar wilayah Ujung Kulon.
Sementara Wakil Ketua PHRI Banten Christian Halim mengatakan, perlu keseriusan dari pemerintah kabupaten/kota dan provinsi dalam pengembangan pariwisata di Banten terutama perbaikan infra strukturnya yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Menurutnya jika tidak ada komitmen bersama dari dinas intansi dan pihak terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, PHRI, HPI, Asita dan unsur pers, pengembangan objek wisata di Banten sulit diwujudkan.
"Jika melihat di negara lain sebelum objek wisata dikembangkan, infrastrukturnya dibangun terlebih dahulu. Namun di negara kita malah sebaliknya," kata Christian Halim yang juga Ketua PHRI Kabupaten Pandeglang.(oleh Mulyana/news.id.finroll.com)

Kamis, 20 Agustus 2009

Samsat Ciputat Layani Lebih Pagi


Warga Ciputat, Pamulang, Pondok Aren dan sekitarnya menikmati pelayanan istimewa dari Kantor Sistem Administrasi Manunggal di bawah Satu Atap (Samsat) di Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Pasalnya sejak dibuka pada 2 April 2009 lalu, Samsat Ciputat melayani pengurusan pembayaran pajak kendaraan bermotor, STNK, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLJJ) kepada masyarakat lebih pagi dibanding kantor lain yakni mulai pukul 07.30 WIB-Selesai.
Hal tersebut ditujukan oleh kantor pelayanan bersama atas kerjasama Polri, Dinas Pendapatan Provinsi dan PT Jasa Raharja ini untuk memudahkan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
Dengan dibuka lebih awal, wajib pajak tidak lagi harus kehilangan waktu untuk tetap bisa masuk kerja serta leluasa mengurus pelayanan yang diberikan kantor ini.
Kasubsi STNK AKP Tri Yulianto menjelaskan, untuk wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat Samsat Ciputat kini merupakan kantor pelayanan yang terpagi melayani para wajib pajak. “Ini adalah hasil kerjasama yang baik antar Dispenda dengan kepolisian. Ide ini muncul saat melihat para wajib pajak sudah berdatangan pada pagi hari,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, saat ini Samsat Ciputat melayani 500-700 wajib pajak perhari yang diantaranya sekitar 75% adalah roda dua.(Harian Tangsel Pos)

Senin, 10 Agustus 2009

2% Warga Cilegon Menderita Diabetes

Di Cilegon, ditengarai jumlah penderita diabetes mellitus (DM) berkisar 2 persen dari jumlah penduduk yakni 395 ribu jiwa. Data tersebut diperoleh dari kurun waktu 2008 hingga 2009 ini dan tersebar di seluruh wilayah Cilegon.
Sebanyak itu, telah masuk dalam data yang tercatat World Health Organization (WHO) untuk laporan penderita DM di Indonesia. WHO mencatat kasus warga terjangkit DM berjumlah sekitar 8,4 juta jiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat ke-4 di dunia yang terbesar setelah India, China dan Amerika.
Sebagai langkah pencegahan dan upaya untuk meminimalisir penyakit DM, PT MERCK Tbk bersama RS Krakatau Media mendirikan klinik Daibetes Center Point (DCP) atau pelayanan terpadu diabetes mellitus.
Demikian terungkat saat peresmian DCP di RS Krakatau Medika, Cilegon, Senin (10/8).
Dalam sambutannya, Dirut PT Krakatau Steel (KS) Fazwar Bujang, disaksikan Dirut RS Krakatau Medika Suhardiyanto, Dirut RSKM Budi Setianto, Product Manager PT Merck Tbk Prafira Kuswardhani, pihak Dinkes Cilegon, dan sejumlah pasien DM di Cilegon, mengungkapkan, tingginya angka DM bisa diminimalisir dengan cara menjaga pola hidup sehat. Bisa melalui kontrol makanan, dan menjaga pola gaya hidup. Jika pola hidup tidak diubah, diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penderita DM diperkirakan akan meningkat sekitar 21.3 juta jiwa.
Dirut RSKM Budi Setianto menambahkan, berdasarkan catatan RSKM Cilegon ada sekitar 1.650 pendrita DM yang menjadi pasien RSKM. Mereka berasal dari masyarakat umum dan sejumlah karyawan PT KS dan group. Agar jumlah tersebut tidak terus menggelembung maka, diharapkan karyawan memeriksakan diri ke klinik DCP yang ada di RSKM. Karena jika penyakit ini sudah kronis bisa menimbulkan komplikasi yang fatal dan berujung pada kematian. “Resiko kematian penderita DM 5 kali lebih besar dibanding warga yang tidak terserang penyakit diabetes. Berdasarkan studi kedokteran 50 persen warga yang menderita DM meninggal akibat jantung koroner, 30 persen gagal ginjal, 20 persen warga mengalami kebutaan dan cacat. Dengan adanya DCP mari kita cegah bersama bahaya DM dengan memeriksakan sejak dini penyakit ini,” ungkap Budi.
Dirut RS Krakatau Medika Suhardiyanto mengatakan, meningkatnya penyakit DM ini dikarena perubahan pola makan serta kurang berolahraga. Akibatnya organ pankreas tidak mampu memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Padahal insulin adalah hormon penting yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah.
Di tempat sama, Product Manager PT Merck Prafira Kuswardhani mengatakan, sejak 2003, pihaknya telah membuat program Titik Oranye melalui Pandu Diabetes. Program ini antara lain membantu meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes dengan memberikan penyuluhan yang besar an menyeluruh tentang diabetes, melakukan pemeriksaan kadar gula darah gratis, dan mendukung terlaksananya senam diabetes. “Hingga saat ini kami pasien yang telah kami bantu telah mencapai 1 juta orang. Jumlah ini akan terus bertambah nantinya,” ucapnya.
Pihaknya, lanjut Prafira, siap memfasilitasi pendirian titik orange (diabetes centre poin) atau pelayanan primer DM di seluruh tanah air. Hal ini untuk mengurangi resiko DM dan penanganan penyakit cukup berbahaya itu secara terpadu.

Senin, 20 April 2009

Students get the scoop on journalism

The Jakarta Post , Tangerang | Sun, 04/19/2009 1:57 PM | Discover


Ambadini, a law student at Syeh Maulana Yusuf University (Unis) in Tangerang, did not expect she would land a journalism position at her local paper so quickly.
The 27-year-old recently completed a journalism-training seminar along with 50 other students from universities across Jakarta and was promptly offered a reporting position with the Tangerang Tribune Daily.
Ambadini, who is in her last semester at university, said she enjoyed her new job as it presented new challenges.
"The journalism training was very effective. I learned a lot about the role of a young journalist both in the field and behind the editorial desk. I learned how to write reports using the correct journalistic jargon and developed my photography skills," she told The Jakarta Post.
Ambadini and four other students, despite not having finished their studies, were recruited by local newspapers following their month-long practical training at various editorial offices.
Four others who partook in the training now work for Satellite News and Radar Banten.
"It's really surprising. I have started working as a cadet journalist with the newspaper.
I have been assigned to cover news for the sport and city desks by the editor-in-chief, " Dini said.

Komsurizal, an editor at the Tangerang Tribune Daily, said the paper recruited her because she was the only participant training at the paper's editorial office who showed real potential of becoming a journalist.
The training program was conducted by the Tangerang University Students Forum (Format) in cooperation with Tangerang's Daily Journalists Working Group (Pokja Wartawan Harian Tangerang) between August 2 and Sept. 2 last year.
The training, titled "Menggugat Nilai-Nilai Kritis Mahasiswa Melalui Media Massa" was undertaken by 50 students from Unis, STIE Yuppentex, Asyukriyah, STIMIK Rahardja and Muhamadiyah University.
"We wanted university students to have a basic knowledge in journalism and we received a warm response from media organizations, so eventually the training materialized, " Agus, the program chairman, said.
The training was held every Saturday at the Unis campus in Tangerang municipality.
Multa Fidrus, the Jakarta Post's Tangerang-based journalist, introduced participants to the basics of journalism and the use of Bahasa Indonesia Jurnalistik writing techniques.
Ayu Cipta from Koran Tempo taught participants how to write feature stories while Joniansyah from the same publication informed them about identifying news and potential sources.
M. Choiri, from RCTI, gave an introduction to television journalism while his wife Dewi Gustiana, from the Suara Pembaruan Afternoon Daily, taught participants the necessary skills for conducting interviews and with a news source.
M. Koharuidin from TV One led the participants through the ropes of investigative reporting while Celestinus Trias HP from Warta Kota Daily explored photojournalism with the enthusiastic students. "We merely initiated the training just to broaden our knowledge without any sponsors to support the program," Siswanto, the organizing committee chairman, told the Post.
He said following the training, the participants sat a comprehensive test to measure their understanding of the principles of journalism. The ten best participants were then offered internships with local newspapers. (The Jakarta Post)

Selasa, 24 Februari 2009

Festival Budaya Peranakan Tionghoa


Vihara Nimmala (Kelenteng Boen San Bio) di Koang, Pasar Baru, Kota Tangerang, Selasa (24/2/09), ramai dipenuhi ribuan warga keturunan China Benteng.
Di seluruh area kelenteng terlihat berbagai panggung pagelaran, dihiasi pernak-pernik dan berderet kios yang menjajakan penganan kepada para pengunjung kelenteng.
Maklum, hari itu merupakan dibukanya acara Festival Kebudayaan Peranakan Tionghoa selama tiga hari ke depan.
Festival ini untuk memperingati Shedjit Kongtjouw Hok Tek Tjeng Sin dan 320 Tahun Kelenteng Boen San Bio.
Di hari pertama festival, tanggal 24 Februari 2009 atau 30 Cniagueq 2560, panitia menggelar Bazaar dan Festival Jajanan Tionghoa Peranakan Tangerang, Festival Foto Tionghoa Peranakan Tangerang, Pemutaran Film Tionghoa Peranakan, Pengobatan Gratis, Pentas Seni, Festival Band, Pentas Liong dan Barongsay.
Di hari kedua, 1 Jigueq 2560, festival Shedjit dimeriahkan dengan pementasan Gambang Kromong, Lomba Ngibing Manula, Festival Kebaya Nyonya, Teater Oey Tambah Sia si Playboy Jadul, Persembahan 108 Miesoa dan Pemilihan Locu. Selanjutnya, Pentas Liong dan Barongsay ditampilkan di hari ketiga festival dengan melibatkan belasan kelompok Liong dan barongsay yang ada di Tangerang.
Menurut Wakil Ketua Pengurus Boen San Bio, Sutedja Budiman, festival tersebut dikemas untuk menujukkan beragam budaya peranakan Tionghoa seperti musik, peragaan busana, makanan peranakan Tangerang hingga budaya lainnya yang berbaur dengan sejarah peranakan Tangerang.
Sementara peranakan Tionghoa sendiri merupakan keturunan kawin campur antara Tionghoa dengan pribumi dan menjadi cikal bakal Cina Benteng. Disamping itu kawin campur juga menyebabkan akultrasi budaya, sehingga memadu padankan kebudayaan peranakan hingga saat ini.
“Bentuk-bentuk rumah di Tangerang juga masih banyak yang kuno-kuno,” kata Sutedja mencontohkan.
Acara festival dibuka secara resmi oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah beserta pengurus Vihara Nimmala dan tokoh peranakan Tangerang.

Kamis, 12 Februari 2009

Ipat, Teknologi Peningkat Panen


Teknologi Ipat-Bio+Vitafarm, salah satu teknologi baru dalam bidang pertanian padi, untuk pertamakalinya dikembangkan di Desa Jeruktipis Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang. Hasil panen dengan teknologi ini bisa bertambah hingga 30 persen.

Bupati Serang Taufik Nuriman usai membuka panen perdana padi teknologi Ipat-Bio, Rabu (11/2), mengungkapkan, awalnya pemerintah ragu untuk menerapkan teknologi ini pada petani padi di Kabupaten Serang. Namun setelah melihat langsung hasilnya, teknologi ini memang cukup membantu meningkatkan hasil panen di Kabupaten Serang.
"Pada tahun 2008 lalu Kabupaten Serang sudah mengalami surplus stok pangan, dengan hadirnya teknologi baru ini, tentunya akan menambah surplus hasil panen, apabila ini terus dikembangkan, Kabupaten Serang tentunya bisa mengekspor beras," kata kepada harian umum Banten Tribun.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Serang, Dadang Hermawan yang mendampinginya mengungkapkan pada tahun 2008 lalu Kabupaten Serang mengalami surplus beras. Hasil panen para petani mencapai 31.280 ton sedangkan kebutuhan stok pangan dari 1,3 juta jiwa dikali 186 kilogram beras per jiwa per tahun sekitar 24.180 ton. "Berarti kita masih surplus stok beras sekitar 7100 ton,” ungkapnya.
Dengan dikembangkannya teknologi baru ini, diharapkan Kabupaten Serang akan menjadi penyuplai beras bagi daerah-daerah lain di Indonesia. "Bahkan sampai ekspor beras," tuturnya.
Pengembang teknologi Ipat-Bio+Vitafarm, Dr Ir Tualar Simarmata M S ketika ditemui Tangerang Tribun mengungkapkan, saat ini penemuannya dalam teknologi pangan, baru sebatas penambahan hasil sekitar 30 persen. Diharapkan untuk ke depan bisa lebih dari itu.
Untuk satu hektar sawah, biasanya menghasilkan padi 5 hingga 6 ton, setelah menggunakan teknologi Ipat-Bio+Vitafarm ini dengan pola tanam, bibit 25 kilogram, masa tanam benih 24 hari, pemupukan IPK 450 kg, Urea 200 Kg, pupuk kandang 1000 Kg, pupuk organik cair Vitafarm 2 liter. "Dengan masa tanam 100 hari, dapat menghasilkan sedikitnya 8,5 ton padi atau lebih 30 persen, dari pola tanam biasa," ungkapnya.
Apabila teknologi ini lebih menghasilkan dari pola tanam yang biasa, direncanakan teknologi ini dikembangkan di seluruh tanah air. ”Agar Indonesia tidak lagi mengimpor beras," pungkasnya.(Foto: Banten Tribun)

Minggu, 08 Februari 2009

Street Circuit Lippo Resmi Dioperasikan


Sirkuit Internasional Jalan Raya di Lippo Karawaci, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang dioperasikan secara resmi, Minggu (8/2).
Peresmian sarana olahraga otomotif bernilai US$ 15 Juta ini dilakukan Menteri Pemuda dan Olah Raga Adhyaksa Dault di tengah acara The Lippo Village Indonesian GT Championships Serie 1.
Sirkuit Lippo Karawaci sendiri merupakan sirkuit jalan raya pertama di Indonesia dengan standar internasional dan dirancang untuk menggelar even balapan dunia seperti AI Grand Prix dan Formula 1.
Peta desain sirkuit Lippo Karawaci dibuat seorang ahli sirkuit balap Herman Tilke yang memiliki panjang 3,2 km dan 12 tikungan searah jarum jam. Kondisi ini dapat memungkinkan para pembalap memacu kendaraan hingga mencapai kecepatan tertinggi 300 kilometer/jam.
Sedangkan fasilitas di dalam arena diantaranya tersedia tribun dengan kapasitas 6.000 penonton, hotel berbintang lima, Rumah Sakit Internasional, perkantoran, sarana helikopter, sarana parkir, restoran dan pusat makanan atau jajanan serta gerai A1 Gren Prix.
"Saya mewakili pemerintah merasa bangga. Event ini dapat menjadi sebuah titik tolak untuk kembali menghidupkan rasa nasionalisme kita," kata Adhyaksa saat memberikan sambutan dalam peresmian itu.
Lebih lanjut, Adhyaksa menilai PT Lippo Karawaci Tbk berhasil membuktikan bangsa Indonesia turut berpartisipasi memajukan dunia olahraga otomotif. “Dengan sarana ini F1 nantinya dapat diselenggarakan di Indonesia,” kata Adhyaksa didampingi pendiri Lippo Grup James Riady, Ketua Ikatan Motor Indonesia Ari Batubara, Ketua Komisi II DPR RI Theo L Sambuaga, Jenderal TNI (purn.) Agum Gumelar, Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Bupati Tangerang H Rano Karno.
Dalam peresmian itu disamping mobil yang mengikuti even balapan GT Championships Serie 1, ratusan kendaraan dari klub otomotif serta ribuan penonton memadati area sirkuit. Berbagai acara digelar, sehingga memeriahkan peresmian sarana yang diprediksi akan menggantikan Sirkuit Sentul ini.

Ratusan Mobil Klub Konvoi ke Supermal


Sejumlah klub otomotif yang tergabung dalam Forum Komunikasi Klub & komunitas Otomotif (FK3O) mengerahkan para anggotanya untuk berkonvoi ke sekitar area Supermal Lippo Karawaci, Minggu (8/2).
Dengan berkekuatan sedikitnya mencapai 550 mobil klub, mereka beramai-ramai mendatangi sekaligus memeriahkan acara Peresmian Sirkuit Jalan Raya Lippo Village yang diresmikan oleh Menpora Adyaksa Dault.
Sedangkan titik sentral penumpukan kendaraan klub menuju Karawaci berada di Stopan Km 13,5, Tol Jakarta-Tangerang. Dari arah Tol BSD, dimulai dari The Green BSD City, BSD. Sementara dari arah Kabupaten Tangerang dan sekitarnya starnya dimulai dari Taman Parkir Universitas Multi Media, Gading Serpong.
Sejumlah klub otomotif ini datang dari berbagai daerah, terutama berasal dari Jabodetabek dan Banten serta luar Jawa.
Kedatangan mereka tetap akan merayakan peresmian Sirkuit Jalanan Lippo yang semula direncanakan sebagai ajang bergengsi internasional A1 GP. Balapan A1GP ini batal dikarenakan tidak mendapat izin dari Federasi Automobil Internasional. Namun demikian pihak panitia, menggantinya dengan menggelar Seri I GT Championships di sirkuit jalan raya Lippo Village tersebut.
Ajang atas kerjasama dengan IMI ini berlanjut seri I pada 20-22 Februari dan seri III pada Nopember 2009 sebagai pendukung balapan A1 GP pada November 2009.
Menurut Principal A1 Team Indonesia, pihaknya dalam kesempatan peresmian Sirkuit Lippo telah siap dengan mobil display dan menjual berbagai merchandise edisi khusus. "Ini pertama kali A1 Team Indonesia akan jualan merchandise," kata PR A1 Team Indonesia, Indra.

Kamis, 05 Februari 2009

Bakmi Karet Surya, Icip-Icip Serasa Karet


Bakso malang, mie ayam atau mie pangsit, merupakan panganan dari bahan campuran terigu dan telur yang telah lama dikenal masyarakat. Namun, bagaimana ketika mendengar ada penganan bernama Bakmie Karet? Mendengar namanya tentu masih asing di telinga.

Jajanan itu ada, bahkan diminati banyak orang. Di Tangerang, Bakmie Karet membuka ruang jajan di Jalan Kelapa Puan Raya AD 14 No 33 Gading Serpong Tangerang. Jajanan ringan yang diberi nama “Surya” itu sudah ada sejak 6 bulan lalu, dan mengkhususkan diri menjual makanam khas China.
Pengelola jajanan Bakmie Karet Surya, Suryadi Wirja mengungkap alasan kenapa usaha bakmi yang ditekuninya diberi nama bakmi karet? Cukup sederhana, karena bakmie buatan Suryadi lebih kenyal dari mie biasa, dan sekilas lebih mirip karet.
“Dari segi bahan sama, hanya komposisi antara terigu, telur dan air yang membedakannya. Komposisi itulah yang menghasilkan bakmi mirip karet,” kata Suryadi seperti yang dituturkan kepada surat kabar harian Tangerang Tribun.
Suryadi mengaku bakmi karet asli kreasi sendiri, yang diproduksi langsung di dapur Restoran Bakmi Surya. Restoran ini memproduksi tiga jenis bakmi, yaitu bakmi lebar, bakmie halus dan bakmi karet.
Untuk porsi kecil lengkap dengan potongan daging ayam kampung serta sayur Shiong Mak, keitga jenis bakmi tersebut dijual seharga Rp 13 ribu, sedangkan untuk porsi besar seharga Rp 19 ribu. “Bila tanpa ayam hanya Rp 9 ribu,”promosi Suryadi.
Jika konsumen menyukai bakso, bakso goreng atau pangsit, lanjut dia, tinggal mengambil dengan tambahan harga per biji bakso Rp 1.500, bakso goreng Rp 3.500 dan pangsit Rp 1.500.
Suryadi mengaku setiap hari minimal mampu menjual lebih dari 100 porsi. Jumlah itu meningkat pada hari sabtu dan minggu. Suryadi menjamin jajanan mie yang diproduksinya tidak menggunakan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.
Sedangkan ketertarikannya di dunia usaha makanan, menurut dia, memang sudah menjadi garis keturunan keluarga. Suryadi mengaku hampir seluruh keluargannya membuka usaha makanan, hanya saja dirinya mengkhususkan pada usaha mie.
“Usaha bakmie tidak akan kekurangan konsumen, karena sangat digemari semua kalangan,”akunya seraya mempromosikan restorannya buka setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga jam 8 malam.

Pengikisan Pantai Tangerang Mencemaskan


Tingkat pengikisan pantai atau abrasi di sepanjang pantai laut utara, terutama di Kecamatan Sukadiri sudah sangat mengkhawatirkan. Dua desa yakni Desa Karang Serang dan Desa Tanjung Kait terancam tergenang menjadi lautan.
Dari tahun lalu, semula abrasi melanda pesisir sekitar 30 kilometer panjangnya dan sekitar ratusan meter dari garis pantai. Namun saat ini daratan yang digerus ombak menjadi lautan bertambah 2 sampai 3 kilometer pada pesisir sepanjang 50 kilometer.
“Saya takut rumah saya abis dimakan laut,” keluh seorang warga, Mahfuni (39).
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah segera bertindak cepat terkait masalah abrasi itu sebelum meluasnya abrasi laut itu benar-benar terjadi. “Kita mah cuma pengen enak tidur, tidak dibayangi ketakutan-ketakutan rumah kami ambruk akibat abrasi yang bisa datang-datang seketika,” keluhnya.
Senada juga diungkapkan Madsani (30) tokoh muda sekitar, ia mengatakan, sebelumnya pihak desa berpenduduk 12.700 KK itu sudah meminta pada pemerintah setempat agar dibangun tanggul untuk menahan tingginya gelombang air pasang. Namun hingga kini baik pemerintah Desa, kecamatan hingga pemerintah Kabupaten Tangerang tidak merespon usaha tersebut, tetapi sebaliknya terkesan menutup mata. “Biasa pemerintah mah begitu, kalau belum ada korban masih tenang saja, karena mereka hingga kinipun mereka tidak menggubris,” kata Madsani.
Dia mengungkapkan, setiap hari tanah yang tergerus ombak terus meluas menjorok ke darat. Akibat peristiwa ini, masyarakat sekitar pesisir merasa cemas dan khawatir menjadi korban abrasi.
Dengan meluasnya abrasi di dua desa di Kecamatan Sukadiri ini, ratusan rumah terancam terkikis.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, pemerintah daerah sebelumnya telah menyediakan lahan ditanami pohon bakau (mangrove), tetapi ditebangi warga setempat untuk keperluan bahan kayu. Selain itu, juga tekah dibangun turab yang terbuat dari bambu. Turab tersebut rusak, karena tidak kuat menahan ombak.
Dibagian lain, ketika ditanyakan permintaan membangun tanggul permanen di dua desa itu, Kepala Dinas PU Binamarga, Dedi Sutardi mengatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) dan sebelumnya harus dilakukan kajian terlebih dahulu atas pembangunan tanggul itu. “Mesti dikaji dulu. Mendesak atau tidak?,” kata Dedi.

Senin, 02 Februari 2009

Kontes Speed Modification



Sedikitnya 138 mobil dan motor mengikuti kontes modifikasi yang digelar oleh VINNTAMA Production selama 2 hari sejak, Sabtu (31/1) hingga Minggu (1/2) di Ocean Park BSD City, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.
Tujuan dari kontes tersebut untuk merangsang para pehoby modifikasi kendaraan bermotor di Tangerang untuk membentuk suatu wadah.
Acara kontes tersebut berlangsung. Susunan acara terdiri dari kontes kendaraan roda empat, kontes kendaraan roda dua, modern dance dan sexy dencer.
“Peserta kontes berasal dari Jakarta dan Tangerang. Untuk kontes kendaraan bermotor berjumlah 47 peserta dengan perbandingan 50 persen Tangerang dan 50 persen Jakarta,” ujar Manajer Event Orginizer VINNTAMA Production, Yoyok Agus Priono.
Sedangkan, sambung Yoyok, peserta kontes untuk kendaraan roda empat sebanyak 91 peserta. Perbandingan peserta sebanyak 80 persen dari Jakarta dan 30 persen dari Tangerang. “Padahal target kami untuk motor sebanyak 50 peserta dan untuk mobil 125 peserta. Akan tetapi hasilnya sudah hampir mendekati target,” paparnya.
Untuk dewan juri yang akan menilai para kontestan, lanjutnya, khusus didatangkan dari berbagai daerah dan mereka lebih ahli dan berkompeten dibidang otomotif. “Jumlah juri kami datangkan 23 orang juri yang terbagi untuk kendaraan bermotor sebanyak 8 orang dan sisanya untuk mobil,” tutur laki-laki berambut gondrong itu.
Dia menambahkan, maksud yang lebih utama dari kontes tersebut adalah untuk merealisasikan sebuah kraesi yang saat ini telah menjadi trendsetter dikalangan para pecinta modifikasi otomotif. “Jadi kontes ini bukan sekedar tontonan melainkan jadi show of yang mempunyai bobot dan memang nyata-nyata memang layak untuk di pertunjukan,” beber Yoyok.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Panitia Acara Speed Modification, Azhar Theodorus. Dia mengatakan, mengenai kategori trophy yang diperebutkan adalah 8 kategori yang terbagi sebanyak 88 trophy. “Sedangkan untuk motor sebanyak 23 kategori,” tandasnya.
Ketika disinggung item-item apa saja yang menjadi criteria penilaian kendaraan yang mengikuti kontes. Dia menjawab, hal tersebut adalah kewenangan para dewan juri, sedangkan panitia tidak berhak untuk menentukan standar apa saja yang menjadi penilaian. “Kami telah mempercayakan kepada para juri yang berkaliber nasional dan berpengalaman. Jadi biarkan mereka yang menilai,” ungkap Azhar.
Sementara salah satu peserta kontes kendaraan roda empat, Didi Chandra (26) mengatakan, keikut sertaan dirinya dalam kontes tersebut ingin menampilkan hasil kreasinya terhadap mobil Grand Civic miliknya ang dimodifikasi sejak 2006 lalu. “Menang atau tidak itu adalah hal yang biasa, yang penting hasil kreasi saya dilihat dan dapat ditampilkan. Sehingga memiliki kepuasan tersendiri,” tukasnya.

Selasa, 27 Januari 2009

Perayaan Imlek di Summarecon Mal


Menyambut datangnya Tahun Baru Cina 2560, Summarecon Mal Serpong (SMS) menyelenggarakan pertunjukkan barongsai dari perkumpulan Barongsai – Naga – Wushu Jakarta Buddhis Clubs, Minggu (25/1), di Atrium SMS, Gading Serpong, Tangerang.
Pertunjukan barongsai tersebut menampilkan Barongsai Patok, Barongsai Liong, Barongsai Lantai dan pertunjukkan Wushu. Acara tersebut mendapat perhatian dari banyak pengunjung. Dari milai lantai dasar, lantai 1 hingga lantai 2 dipenuhi pengunjung yang ingin melihat atraksi.
Menurut General Manager of Corporate Communication PT. Summarecon Agung Tbk, Cut Meutia, acara tersebut sengaja di gelar untuk memeriahkan datangnya Imlek sehingga menjadi momen bagi pengunjung yang datang ke SMS.
Selain acara yang telah diselenggarakan sebelumnya, rencananya SMS masih akan mengadakan acara-acara lainnya untuk menyambuit imlek seperti Chinese Traditional Dancing (31/1). Dan sebagai penutup rangkaian acara Oriental Heritage yang diadakan dari tanggal 9 Januari hingga 8 Februari 2009 ini akan menampilkan grup band terkenal papan atas Yovie & Nunoyang akan melantunkan lagu-lagu romantis serta Colouring & Dancing Competition (8/2).
Untuk semakin memeriahkan acara setiap hari Jumat SMS akan menghadirkan Tsai Sen Ye (Dewa Kemakmuran) yang membagikan koin emas pada pengunjung, Chinese Children Performance setiap hari Sabtu, Traditional Chinese Art seperti kaligrafi Cina dan Origami setiap akhir pekan selama periode event berlangsung.

Minggu, 25 Januari 2009

Penjabat Walikota Tangsel Dilantik

Setelah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) disahkan melalui UU nomor 51/2008 tentang Pembentukan Kota Tangsel di DPR RI pada 26 November tahun 2008 lalu, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto secara resmi melantik Penjabat Walikota daerah ini, Sabtu (24/1).
Pelantikan dilakukan Mendagri terhadap Kepala Dinas Pekrjaan Umum Pemprov Banten, Ir Sholeh MT sebagai Penjabat Walikota Tangsel di Pendopo Gubernur Banten, Serang, dengan disaksikan Gubernur Hj Atut Chosiyah serta sejumlah pejabat. Selain dilakukan pelantikan, Mendagri sekaligus menandatangani Prasasti Pembentukan Kota Tangsel yang merupakan tanda dimulaianya pemerintahan di daerah hasil pemekaran Kabupaten Tangerang ini.
Selanjutnya Sholeh MT yang diajukan oleh Gubernur Banten untuk dilantik ini akan menjadi penjabat kepala
Daerah yang terdiri dari tujuh kecamatan yakni Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang dan Setu tersebut untuk sementara sebelum terpilinya Walikota dan Wakil Walikota definitif.
Dalam seremoni itu, Mendagri menegaskan pembentukan Kota Tangsel untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan serta percepatan pembangunan di Provinsi Banten.

Rabu, 21 Januari 2009

Tiga Kali Diturunkan, Melaut Tetap Mahal

“Diturunkan, diturunkan, diturunkan lagi,” kata iklan layanan masyarakat di beberapa televisi sembari menggambarkan harga BBM saat ini. Bahkan seorang yang beratribut nelayan dalam iklan yang dibuat sebuah partai politik peserta Pemilu 2009 ini mengaku melaut tidak lagi mahal. “Terima Kasih,” kata nelayan itu seolah menggambarkan suka ria para nelayan lainnya.

Dalam dunia nyata kegembiraan seorang nelayan di iklan itu tak dirasakan sepenuhnya oleh para nelayan. Melaut tetap mahal dan bahkan banyak diantara mereka tidak bisa melaut, karena kesulitan mendapatkan solar untuk digunakan sebagai bahan bakar perahunya.
Nelayan pesisir Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Agus, misalnya, seolah meluruskan berita murahnya membeli solar seperti tayangan televisi itu. Agus yang juga Ketua RT 02/01 di desa ini mengungkapkan, nelayan di sekitar desanya yang separuh diantaranya ternyata memilih tidak melaut. “Warga sudah lebih dari 10 hari tidak pergi mencari ikan di laut,” kata Agus.
Kondisi demikian, sambungnya, lantaran harga eceran solar cukup tinggi dan mahal yakni dijual hingga Rp 7.000 per liter. Padahal kebutuhan solar untuk mengisi bahan bakar perahu sangat penting, sehingga dengan harga sebesar itu memberatkan nelayan. Selain alasan ini, penghasilan melaut juga tidak mencukupi untuk menutup pembelian solar.
Agus mengeluhkan tidak tersediannya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), karena menyulitkan nelayan untuk mendapatkan solar. Akibat jarak pengecer dengan SPBN atau SPBU yang semakin jauh itu, biaya yang dikeluarkan nelayan semakin tinggi juga.
Kondisi perekonomian warga Tanjung Pasir yang banyak berprofesi sebagai nelayan masih sulit, karena untuk sekadar melaut membutuhkan biaya tinggi.
Warga Tanjung Pasir, Teti yang bersuamikan nelayan mengungkapkan turunnya BBM tidak terlalu berpengaruh bagi taraf ekonomi keluarganya. Dia menjelaskan ketika harga BBM jenis solar Rp 4500 per liter tahun 2008, harga di eceran hanya Rp 5.000 per liter. Namun setelah harga itu diturunkan seperti semula, harga solar tersebut masih tetap kisaran harga Rp 6.500 sampai Rp 7.000 per liter.
“Harga solar segitu mahal, ini mengakibatkan seluruh harga-harga. Belum lagi betulin mesin disel, pusing pak,” keluh Teti.
Dia berharap selainkan menurunkan harga solar, pemerintah untuk mempermudah mendapatkan BBM di tingkat nelayan seperti menyediakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan atau Solar Packadge Dealer Nelayan (SPDN) terdekat. Apalagi sejak Desember 2008, SPDN 37.15502 yang biasa memasok solar bersubsidi untuk nelayan di sekitar Tanjung Pasir telah dihentikan operasinya.

Istri Menteri Buat Lubang Biopori

Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) melibatkan ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri 3 dan 5 Sepatan, Kabupaten Tangerang, untuk membuat lubang biopori. Lubang biopori merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi banjir,” kata Ketua SIKIB, Murniati Widodo AS di Tangerang, Selasa (20/01).
Istri Menteri Koordinator Polkam ini menjelaskan, pihaknya sengaja mengajak siswa SD dengan tujuan untuk merangsang dan memberikan pengetahuan langkah mengantisipasi banjir sejak dini. Bagaimana biopori yang merupakan tekonologi sederhana untuk konservasi lahan dapat difungsikan mencegah longsor dan banjir. “Kami akan membuat lubang biopori dengan ukuran diameter sekitar 10 sentimeter dan berkedalaman antara 80 hingga 100 sentimeter,” ujarnya.
Dalam pemberian pengetahuan Biopori, ratusan siswa SD tersebut diperkenankan membuat lubang biopori sebanyak 125 titik dilokasi di sekitar halaman SDN 3 dan 5 Sepatan.
Selain memberikan pemahaman pentingnya pencegahan banjir sejak dini. Dalam kegaiatan tersebut, SIKIB juga menanam ratusan bibit tumbuhan hidroponik, sejenis tanaman yang dapat bertahan hidup tanpa tanah dengan tujuan untuk mengurangi jentik nyamuk selain itu memperkenalkan tujuh mobil pintar yang berfungsi sebagai perpustakaan jalan. “Tumbuhan hidroponik harus kita tanam di kolam atau lokasi penampungan air, untuk mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk yang berpotensi menimbulkan wabah Demam Berdarah Dengue (DBD),” bebernya.
Salah satu kendaraan operasionalnya akan ditempatkan di wilayah Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.
Mobil pintar tersebut akan disebarkan di sekitar sekolah yang berada di pedesaan sehingga jauh dari perkotaan dan tidak memiliki fasilitas perpustakaan.
Kepala Dinas Pendidikan, H Ahmad Suwandhi SH yang menemani Istri Pejabat SIKIB RI itu mengatakan, kegiatan yang diadakan oleh SIKIB cukup membantu program pemerintah Kabupaten Tangerang. Pasalnya kedatangan SIKIB di tempat yang sama, SDN 3 dan 5 Sepatan ini merupakan ketiga kalinya setelah beberapa bulan tahun 2008 lalu yang juga melakukan pembangunan MCK di sekolah-sekolah itu. Dan kini berbagai program human interes seperti lingkungan, kesehatan dan pendidikan melalui penerapan biopori, penanaman pohon hiodroponik dan juga mobil pintar akan menggugah pengetahuan masyarakat utara yang cenderung tertinggal dari masyarakat Selatan atau Barat. “Ini program ketiga kalinya, bukan hanya mendukung kami berterima kasih dengan adanya kegiatan tersebut,” ujar Suwandhi.

Selasa, 20 Januari 2009

Salsa Food City, Alternatif Wisata Kuliner


Acara makan malam bersama biasa dijadikan momentum bagi sekelompok orang untuk mempererat ikatan emosional baik dalam bentuk kekeluargaan maupun persahabatan. Alternatif pencarian lokasi yang kondusif, nyaman dan mendukung terkadang cukup membingungkan.
Di Jogjakarta pasangan muda-mudi, sekelompok remaja atau pemuda, bahkan sekumpulan anggota keluarga biasa memanfaatkan suasana malam untuk mempererat tali persahabatan dan kekeluargaan dengan makan malam di warung-warung lesehan terbuka dengan menu makanan khas Jogja.
Aneka jajanan malam yang menawarkan suasana khas di Jogjakarta terbilang relatif banyak dan bervarisi. Sehingga tidak terlalu sulit untuk menentukan lokasi untuk menghabiskan malam bersama keluarga, kerabat, atau sahabat. Lalu bagaimana dengan kita yang tinggal di wilayah Tangerang?
Pusat jajanan malam di kota ‘Seribu Industri’ ini bisa terbilang jarang dan sulit untuk ditemukan. Namun, bukan berarti Tangerang tidak memiliki lokasi menarik dan unik untuk dijadikan ajang temu kangen dan merekatkan tali persaudaraan antara keluarga, sahabat, bahkan teman dekat.
Serpong, yang akrab di telinga masyarakat Tangerang dengan sebutan ‘Kota Nuansa’ ternyata menyimpan sebuah alternatif lokasi makan malam dengan nuansa santai penuh keromantisan yang ditunjang dengan menu makanan yang beraneka ragam dan bervariasi.
Salsa Food City (SFC) yang akrab dikenal dengan Family Food Court memiliki sebuah differensiasi menu dan nuansa yang ditawarkan sebagai pusat jajanan malam di selatan Kota Tangerang. Dengan luas area 3000 meter persegi SFC menghidangkan aneka variasi makanan yang sangat lengkap karena ditunjang dengan kumpulan restoran-restoran ternama baik internasional maupun lokal.
“Ada lebih dari 50 aneka menu makanan yang ada di SFC, seperti Seafood, Sate, Sop Kambing, Mie Ayam, DJ Steak, Sari Laut, Warung Betawi Ayam Bakar Taliwang, Sate Khas Tangerang, Batavia Steak, Kantin Murah, Es Duren, Martabak Mini and Coffee 777. Harganya relatif murah kok,” kata Cut Meutia, General Manager Of Coorporate Communication PT. Summarecon Agung.
Nuansa SFC sendiri menampilkan design bangunan yang menarik, unik dan berkesan sangat santai cocok bagi pengunjung yang ingin bersantai untuk menikmati makanan dan minuman bersama teman dan keluarga.
“SFC memang sengaja dikonsep dalam bentuk rumah makan di ruang terbuka, sehingga pandangan ke arah tidak terhalangi. Di malam hari menjadi sangat mengesankan,” ujarnya.
Selain menu makanan dan nuansa malam yang mengesankan pengunjung SFC akan dimanjakan dengan beragam fasilitas pendukung selain menu makanan yang variatif dan beragam, seperti 40 meja dan 180 kursi, wastafel, toilet umum, tempat parkir, meja dan kursi. “Yang berbeda di sini adalah acara Live Musik setiap malam di Panggung Salsa,” imbuh Meutia.
Dalam acara Live Musik di Panggung Salsa pengunjung dimanjakan dengan kebebasan untuk merequest lagu-lagu yang akan dibawakan oleh beberapa orang artis megapolitan, dan tidak jarang artis-artis ibu kota tampil mengiringi makan malam para pengunjung.
“Konsep musiknya sendiri kita arahkan kepada jenis musik latin untuk menambah suasana harmonis dan familiar,” imbuhnya lagi.
Amel, salah seorang pengunjung warga keturunan yang hadir saat Tangerang Tribun meliput pusat jajanan malam ini mengaku kepincut dengan hidangan Seafood dan Es Duren yang tersedia di SFC. Dirinya juga mengaku sering berkunjung ke SFC, karena terkesan dengan nuansa dan suasana malam di SFC.
“Saya biasa ke sini bersama teman-teman, keluarga juga sering saya ajak ke sini. Awalnya sih saya tau SFC dari soulmate saya,” ujarnya sambil asik menyantap hidangan seafood SFC.
Pusat jajanan malam yang diresmikan sejak 23 September 2004 ini, juga menyediakan tempat khusus untuk acara-acara seperti ulang tahun, gathering, arisan, dll. “untuk acara keluarga kita fasilitasi maximal untuk 100 orang dengan biaya penyewaan Rp. 200.000 per acara. Kita fasilitasi dengan 25 buah meja, 100 kursi dan panggung,” ungkap Meutia.

Emas Gunung Halimun akan Dieksplorasi

Pemerintah Kabupaten Lebak sedang mengajukan penguasaan 1.000 hektar lahan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang akan dijadikan lokasi pertambangan emas.
Kepada Tangerang Tribun, Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya mengatakan, untuk memuluskan rencana itu Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah dan Kepala Dinas Pertambangan Sopyan sedang melakukan lobi agar usulan tersebut disetujui Menteri Kehutanan (Menhut) MS Kaban. Bupati menjelaskan, lahan di kawasan Gunung Halimun seluas 1.000 hektar yang masuk ke wilayah Kecamatan Cibeber, Lebak Gedong, serta Kecamatan Cirinten mengandung kadar emas dan kadar jenis tambang lainnya.
“Kami berharap disetujui pak Menteri,” ujarnya.
Menurutnya, bila hal itu disetujui Departeman Kehutanan, maka kekayaan alam di lokasi setempat, akan semakin mendongkrak pendapatan daerah Kabupaten Lebak. Saat kawasan TNGHS yang termasuk dalam hutan yang dilindungi negara itu dikelola Dephut.
“Saya optimis permintaan kita akan dikabulkan, karena alasannya lokasi Gunung Halimun tersebut berada di dalam wilayah Kabupaten Lebak,” ujarnya.
Dijelaskannya, bila nantinya disetujui, maka pengelolaannya akan dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 50 miliar pertahun. Selain itu, dengan adanya penambangan emas di lokasi tersebut, dengan sendirinya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar lahan tersebut.
“Selain dapat menyerap tenaga kerja, masyarakat setempat yang bermukim di sekitar lahan dapat memanfatkannya untuk bercocok tanam dan lain sebagainya dan ini akan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” tukasnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lebak Robert Chandra mengatakan, bahwa saat ini para ahli eksplorasi kandungan bawah tanah sedang menyelidiki potensi emas yang ada di Gunung Halimun. Namun seberapa besarnya kandungan emasnya belum dapat diketahui secara pasti.
“Tetapi telah diketahui bahwa di lahan tersebut ada kandungan emasnya, sehingga Pemkab akan berupaya untuk menjadikan hutan tersebut sebagai tambang lokasi emas," pungkasnya.
Sementara Ketua Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Wandi S mengatakan, Pemkab Lebak seharusnya memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan. Apakah nilai manfaatnya lebih besar atau sedikit bagi masyarakat.
“Pemkab harus memikirkan dampak yang ditimbulkan akibat lokasi tambang emas tersebut bagi masyarakat sekitar nantinya,” tukasnya.
Menurut Wandi, pendapatan daerah tidak hanya dihasilkan dari tambang saja, sebab masih banyak lahan lain yang bisa dijadikan proritas bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, dampak kerusakan yang akan dihasilkan akan lebih banyak seperti resapan air , satwa, ekosistem dan lain sebagainya.
“Sedangkan manfaatnya belum tentu dirasakan oleh masyarakat Lebak,” tukasnya.

A1 Grand Prix Diundur Nopember 2009

PT Lippo Karawaci Tbk bersama dengan Federasi Automobil Internasional (FIA), hingga kini masih mencari waktu yang tepat untuk kembali menyelenggarakan A1 Grand Prix (GP), setelah jadwal pertandingan A1 Grand Prix (GP) bulan Februari ini dibatalkan. Namun dalam beberapa pembicaraan tidak resmi, pelaksanaan A1 GP di Lippo Village, Karawaci akan dilaksanakan Nopember mendatang.
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk bersama dengan FIA sepakat untuk menggelar seri kelima A1 Grand Prix (GP) di Lippo Village, Karawaci, 6-8 Februari 2009 mendatang. Namun akibat persoalan teknis, FIA akhirnya membatalkan pertandingan seri kelima itu dan dipindah ke Gauteng, Afrika Selatan, 20-22 Februari.
“Yang jelas A1 GP tetap dilaksnaakan di sini. Hanya saja mundur. Semula tanggal 6-8 Februari 2009 menjadi Bulan Nopember. Soal tanggalnya kami masih mencari waktu yang tepat,” ujar Head of Coorporate PT Lippo Karawaci Tbk, Danang Kemayan Jati saat dikonfirmasi Tangerang Tribun Senin (20/01) terkait kemunduran pelaksanaan A1 GP.
Selain itu juga, lanjut Danang, FIA sedang melakukan proses sertifikasi lintasan sirkuit A1 GP di 3,2 kilometer sepanjang Jalan Raya Lippo Karawaci. Beberapa diantaranya yang dinilai meliputi infrastruktur, fasilitas, dan semua hal yang menyangkut keselamatan lintasan sirkuit. “Setelah melalui proses sertifikasi, maka kami akan diberi lisensi untuk mengadakan A1,” jelas Danang lagi.
Sementara ia menjelaskan, mundurnya pelaksanaan A1 GP disebabkan, FIA menilai sirkuit yang akan dijadikan sebagai lintasan dalam perlombaan itu dinilai belum layak dan tidak memenuhi standar keselamatan. Sementara terkait investasi yang dikeluarkan oleh pihak PT Lippo Karawaci Tbk melebihi 15 juta dolar AS atau senilai Rp1,6 triliun Danang menyatakan, sejauh ini pihaknya hanya mengeluarkan dana perbaikan dan tidak mengalami kerugian apapun terkait kemuduran itu. “Hanya saja kami harus mengeluarkan tiket yang sudah terbeli,” terangnya seraya meneruskan hingga kini tiket yang sudah terjual mencapai hampir 10 ribuan tiket.
Berdasarkan pantauan Tangerang Tribun di lokasi yang akan dijadikan lintasan sirkuit,
Informasi yang berhasil dihimpun, Ketua Panitia A1 GP Lippo Village, Gordon Benton menyatakan, kemunduran pelaksanaan perlombaan sedianya tanggal 6-8 Februari 2009 menjadi bulan Nopember 2009 bukan masalah besar. Pasalnya bulan Nopember merupakan bulan biasanya perlombaan A1 Grand Prix dilaksanakan. “Mudah-mudahan kita bisa menyelesaikan Sertifikasi hingga Nopember nanti A1 benar-benar dilaksanakan,” ujarnya seraya meneruskan terkait dnegan pembatalan pelaksanaan masih bersifat wacana dan hingga kini pihknya masih melakukan pembicaraan-pembicaraan terkait pelaksanaan yang akan diadakan di Lippo Karawaci.

Rabu, 14 Januari 2009

Tol Balaraja-Serpong Segera Dibangun

Direncanakan tahun 2011, akses Tol Balaraja-Serpong sepanjang 32 kilometer akan dioperasikan. Saat ini Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah membuat rencana Detail Enginering Desain (DED) serta mempersiapkan lahan jalur tol tembus tersebut.
“Menteri PU sangat respek sekali dengan rencana ini. Kita tinggal tunggu keputusannya dan kira-kira tahun ini (2009-red) kita bisa mulai pengerjaannya,” kata Bupati Tangerang Ismet Iskandar, kemarin.
Sedangkan pengerjaanya, pemerintah pusat melalui Menteri PU tinggal mengeluarkan keputusan dan termasuk melakukan penunjukkan investor, sehingga dalam waktu dekat bisa dilakukan pembangunan.
Sementara pihak Pemkab melalui perusahaan atau holding company PT Mitra Kerta Rahardja (MKR) juga akan ikut mendampingi pengerjaan tol yang diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 2 triliun dengan panjang 30 kilometer dan lebar 30 meter itu.
Dikatakan Bupati Ismet, alignment tol tembus Balaraja-Serpong sudah dipersiapkan selain melalui photo udara maupun jalur-jalur yang akan dipersiapkan. Jalur itu akan melewati beberapa wilayah di Kabupaten Tangerang yakni Kecamatan Legok, Panongan, Jambe, Tigaraksa, Solear dan Kecamatan Cikupa. “Ajuan tol ini berdasarkan Perpres Nomor 67,” tegas Bupati seraya mengatakan tol tersebut salah satu langkah untuk mengatasi kemacetan di wilayah Balaraja dan Bitung dan sekaligus mempermudah akses kendaraan hilir mudik bagi truk-truk besar milik perusahaan.
Selain itu juga dengan membuka akses ini akan berdampak bagi perekonomian warga yang dilewati jalur tol tersebut. “Dampak ini akan banyak dirasakan, selain masyarakat juga akan berpengaruh bagi pengusaha,” katanya.
Diketahui juga selain pembangunan tol tembus Balaraja-Serpong, Pemerintah Kabupaten Tangerang juga sedang berencana mengambil alih pengelolaan jalan tol dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah melalui jalan tol tembus tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, H Endang Sudjana menyambut positif rencana pembangunan itu, sebab dengan membuka akses jalur cepat yang melewati beberapa kecamatan di daerah barat Tangerang akan sangat berpengaruh bagi perekonomian sekitar. “Bukan hanya akan meningkatkan PAD, ekonomi masyarakat juga akan meningkat mengikuti Tangerang Selatan,” ulang Endang.
Terkait pengelolaan tol oleh Pemkab, menurutnya, sangat tipis kemungkinannya. Pasalnya pengelolaan jalan tol termasuk pemerliharaannya dalam sepengetahuannya harus dikelola pemerintah pusat. “Tapi kalau berhasil ini artinya power pemerintah daerah bagus di mata pmerintah pusat,” selorohnya

Kamis, 08 Januari 2009

Waterway Solusi Kemacetan Tangerang Raya

Terbentuknya Kota Tangerang Selatan, Pemkab Tangerang semakin menggencarkan rencana pembangunan waterway di sepanjang sungai Cisadane. Rencana pembangunan waterway itu ditujukan sebagai alternatif kemacetan lalu lintas dan meningkatkan pelayanan ketersedian moda angkutan umum.
“Dishubkominfo melakukan survei lokasi dan hasilnya cukup layak dibangun waterway melalui aliran Sungai Cidane. Kajian juga berkoordinasi dengan wilayah lain,” ungkap Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Tangerang M Rizal.
Jalur yang dilalui, sambung Rizal, sebenarnya melintasi Sungai Cisadane di bagian wilayah Kota Tangsel yakni sepanjang sekitar 80 kilometer dan bisa juga melewati Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang sampai dengan Bogor. “Rencana awalnya dimulai dari Gading Serpong dan berakhir di Cisauk karena wilayah tersebut berpararel dengan jalan Raya Serpong,” paparnya.
Semakin digencarkannya rencana pembangunan tersebut, lanjutnya, karena masyarakat Kota Tangsel membutuhkan sarana dan prasarana alternatif mode angkutan baru yang tidak menimbulkan kemacetan. “Dengan alasan itulah kami membuat pengajuan kepada pemerintah agar dapat bekerjasama dengan investor,” beber Rizal.
Dia menambahkan, dari hasil survei pertama ternyata debit air tidak menjadi hambatan dan persoalan untuk sebuah kapal yang tidak terlalu besar dalam mengarungi sungai Cisadane itu. Hanya tinggal menentukan dan membangun jembatan-jembatan yang akan dijadikan koridor dan halte waterway. “Selama ini Cisadane tidak pernah kekeringan dan bila debit air meningkat hanya tinggal bagaimana membuat jembatan yang bisa ditinggikan,” jelasnya.
Dengan demikian, waterway di Sungai Cisadane ini sangat menguntungkan bagi ketersediaan moda transpotasi atas sungai bagi Tangerang Raya yakni Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.
Staff Perencanaan Dishubkominfo Kabupaten Tangerang Eva Suryana membenarkan. Dia mengatakan konsep yang akan dipakai adalah water front city. Selain sebagai angkutan barang dan jasa, waterway juga dijadikan pariwisata daerah untuk menikmati keindahan sungai Cisadane. “Sedangkan berapa jumlah kapal yang akan digunakan sebagai angkutan akan disesuaikan dengan kebutuhan,” tandasnya.
Bila terealisasi nanti, kata Eva, sepanjang bantaran Cisadane dapat dijadikan lokasi-lokasi yang menarik, seperti pasar terapung dan beragai jenis yang dapat menarik perhatian wisatawan. “Walau bagaimanapun Cisadane termasuk sebuah potensi yang harus rawat dan dikembangkan,” imbuhnya.

Sabtu, 03 Januari 2009

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan pera iran pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih di liput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk bu daya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking. Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis.
Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatk an gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos.
Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia.
Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lu mpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya. ***

Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis