Senin, 10 Agustus 2009

2% Warga Cilegon Menderita Diabetes

Di Cilegon, ditengarai jumlah penderita diabetes mellitus (DM) berkisar 2 persen dari jumlah penduduk yakni 395 ribu jiwa. Data tersebut diperoleh dari kurun waktu 2008 hingga 2009 ini dan tersebar di seluruh wilayah Cilegon.
Sebanyak itu, telah masuk dalam data yang tercatat World Health Organization (WHO) untuk laporan penderita DM di Indonesia. WHO mencatat kasus warga terjangkit DM berjumlah sekitar 8,4 juta jiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat ke-4 di dunia yang terbesar setelah India, China dan Amerika.
Sebagai langkah pencegahan dan upaya untuk meminimalisir penyakit DM, PT MERCK Tbk bersama RS Krakatau Media mendirikan klinik Daibetes Center Point (DCP) atau pelayanan terpadu diabetes mellitus.
Demikian terungkat saat peresmian DCP di RS Krakatau Medika, Cilegon, Senin (10/8).
Dalam sambutannya, Dirut PT Krakatau Steel (KS) Fazwar Bujang, disaksikan Dirut RS Krakatau Medika Suhardiyanto, Dirut RSKM Budi Setianto, Product Manager PT Merck Tbk Prafira Kuswardhani, pihak Dinkes Cilegon, dan sejumlah pasien DM di Cilegon, mengungkapkan, tingginya angka DM bisa diminimalisir dengan cara menjaga pola hidup sehat. Bisa melalui kontrol makanan, dan menjaga pola gaya hidup. Jika pola hidup tidak diubah, diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penderita DM diperkirakan akan meningkat sekitar 21.3 juta jiwa.
Dirut RSKM Budi Setianto menambahkan, berdasarkan catatan RSKM Cilegon ada sekitar 1.650 pendrita DM yang menjadi pasien RSKM. Mereka berasal dari masyarakat umum dan sejumlah karyawan PT KS dan group. Agar jumlah tersebut tidak terus menggelembung maka, diharapkan karyawan memeriksakan diri ke klinik DCP yang ada di RSKM. Karena jika penyakit ini sudah kronis bisa menimbulkan komplikasi yang fatal dan berujung pada kematian. “Resiko kematian penderita DM 5 kali lebih besar dibanding warga yang tidak terserang penyakit diabetes. Berdasarkan studi kedokteran 50 persen warga yang menderita DM meninggal akibat jantung koroner, 30 persen gagal ginjal, 20 persen warga mengalami kebutaan dan cacat. Dengan adanya DCP mari kita cegah bersama bahaya DM dengan memeriksakan sejak dini penyakit ini,” ungkap Budi.
Dirut RS Krakatau Medika Suhardiyanto mengatakan, meningkatnya penyakit DM ini dikarena perubahan pola makan serta kurang berolahraga. Akibatnya organ pankreas tidak mampu memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Padahal insulin adalah hormon penting yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah.
Di tempat sama, Product Manager PT Merck Prafira Kuswardhani mengatakan, sejak 2003, pihaknya telah membuat program Titik Oranye melalui Pandu Diabetes. Program ini antara lain membantu meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes dengan memberikan penyuluhan yang besar an menyeluruh tentang diabetes, melakukan pemeriksaan kadar gula darah gratis, dan mendukung terlaksananya senam diabetes. “Hingga saat ini kami pasien yang telah kami bantu telah mencapai 1 juta orang. Jumlah ini akan terus bertambah nantinya,” ucapnya.
Pihaknya, lanjut Prafira, siap memfasilitasi pendirian titik orange (diabetes centre poin) atau pelayanan primer DM di seluruh tanah air. Hal ini untuk mengurangi resiko DM dan penanganan penyakit cukup berbahaya itu secara terpadu.

Tidak ada komentar: