Senin, 29 Desember 2008

Sirkuit A1 Lippo Siap Digunakan

Pembangunan sirkuit A1 di Jalan Raya Lippo Karawaci, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang segera selesai. Selain progress report pembangunan lintasan ajang bergengsi tingkat dunia itu tinggal sekitar 25 persen lagi, akhir bulan Januari 2009 nanti harus bisa digunakan.
Manager Konstruksi Sirkuit, Josef Winardi, menyatakan konsentrasi pembangunan saat ini adalah pembangunan jalan yang akan digunakan untuk sirkuit balapan. "Aspalnya akan kami tambal sesuai dengan standar yang disyaratkan," ujar Josef usai konfrensi pers, akhir pekan kemarin.
Direncanakan, pembangunan sirkuit dapat selesai 100 persen pada dua pekan mendatang, sehingga tanggal 6-8 Februari 2009 sudah optimal digunakan. Sedangkan lintasan yang akan digunakan yaitu meliputi 40 persen jalan yang selama ini digunakan untuk lalulintas komplek Lippo Karawaci dengan panjang rute 3,2 kilo meter.
Seperti diketahui sebanyak 28 negara di dunia pada 6-8 Februri 2009 akan mengikuti sirkut A1 dengan menggunakan lintasan jalan raya di Lippo Karawaci. Even A1 dengan menggunakan jalan raya serupa diselenggarakan di Valensia. Dari 28 peserta tersebut nantinya akan mewakili negara masing-masing. Race kedua A1 dipastikan dilaksanakan di sirkuit jalan raya milik Lippo Karawaci sepanjang 3,2 kilo meter ini setelah race pertama yang diadakan di Selandia Baru.
Lebih lanjut Josef mengungkapkan, pembangunan sirkuit tinggal menambah aspal sesuai standar balapan yaitu mampu menahan suhu hingga 70 derajat celsius dan gesekan ban mobil yang lebih cepat. Sementara yang digunakan di jalan tol hanya menahan menahan suhu hingga 60 derajat celsius.
Beberapa sarana juga selesai dikerjakan, seperto Pit Stop di di sebelah kampus Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci dan Tribun penonton yang diperkirakan mampu menampung hingga 200 ribu penonton masih dibangun di pinggiran lintasan.
Akses jalan juga dipastikan dialihkan demi perhelatan balap internasional ini. Panitia menyarankan bagi penonton untuk memanfaatkan shutle bus yang disediakan di beberapa titik di Jakarta untuk mengurangi kemacetan yang akan terjadi.
Menanggapi progres pembangunan sirkuit ini Team Principalnya A1 Team Indonesia Bagus Hermanto mengaku puas. Ia merasa yakin pembangunan sirkuit ini sesuai dengan rencana. Pihaknya sendiri sudah menyiapkan dua pembalap nasional Zahir Ali dan Satrio Hermanto untuk mengikuti balapan A1. Keduanya menurut Bagus akan segera dibiasakan dengan sirkuit dan aspal yang digunakan setelah sirkuit jadi. "Caranya mungkin dengan berjalan kaki atau naik sepeda karena aturan tidak membolehkan mencoba dengan mobil balap," kata Bagus.
Bagus mengaharapkan dukungan dari para penonton Indonesia, karena bisa menjadi sebuah dukungan yang cukup berarti bagi para pembalap.

Kamis, 25 Desember 2008

Berharap Hidup Layak di Pulau Seberang

Wajah Andi Cahyadi (37), warga Kelurahan Mauk Timur, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, siang itu sangat cerah. Tak jarang bersama dengan 2.000 teman-teman lainnya yang berasal dari Kecamatan Teluknaga, Kemiri, Sukadiri, Kronjo, dan Kosambi, Pasar Kemis, ia kerap memperbincangkan tentang apa saja yang akan dilakukannya nanti sesampainya di daerah tujuan transmigrasinya ke Kalimantan Tengah dan Bengkulu.

Berbekal 10 hektar lahan yang akan disiapkan di Kelurahan Mungur, Kecamatan Mungur Raya Provinsi Kalimantan Tengah, Andi akan menanami apa saja di lahan yang dijanjikan kepadanya. Dari mulai palawija, cengkeh, padi dan sebagainya untuk dapat memperbaiki taraf hidup keluarganya yang dalam beberapa tahun ini dilanda kesulitan ekonomi di tanah kelahirannya sendiri.
Andi barangkali merupakan satu gambaran warga asli Kabupaten Tangerang yang tidak memiliki tempat untuk menggantungkan ekonomi di daerah dia dibesarkan. Seluruh lahan yang dimilikinya habis dia jual, karena terhimpit kebutuhan ekonomi hingga mengakibatkan dirinya harus pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya. Sebagaimana layaknya seorang pendatang di tanah kelahirannya.
“Siapapun ingin hidup layak, tidak mau sengsara. Makanya dengan harapan itulah saya ikut program transmigrasi ini,” ujar Andi yang sepertinya mengingat rekaman kesengsaraannya kembali berputar.
Oleh karena itu, ketika program transmigrasi kembali digulirkan oleh pemerintah pusat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tangerang, tanpa pikir panjang ia ikut mengajukan diri.
Bersama dengan istri dan kedua anaknya serta 50 Kepala Keluarga (KK) yang lain, Andi mengarungi laut lepas Indonesia ke pulau seberang, Provinsi Kalimantan Tengah.
Selama dua hari ia akan melakukan perjalanan hingga sampai di pulau yang dikenal memiliki banyak lahan nan minim penduduk di Desa Mungur, Kecamatan Mungur Raya. Jarak yang jauh tidak menjadikannya lantas sedih, bahkan dengan keyakinan perubahan ekonomi dan kehidupan yang layak, salah satu transmigran ini kerap mengumbar senyumnya.
Andi mungkin saja salah satu orang yang berpikiran bahwa program transmigrasi bukan hanya untuk mengatasi ledakan penduduk di Kabupaten Tangerang atau pulau Jawa, namun lebih jauh merupakan kesempatan dan penempatan kerja mandiri. Meski dengan kesempatan kerja sebagai petani, namun ia akan menjalani dengan sebaik-baiknya.
“Saya begini hanya karena keluarga saya. Dan jujur saya senang dengan program ini,” ucapnya.
Data yang dihimpun Tangerang Tribun, setiap tahunnya ratusan warga Kabupaten Tangerang bertransmigrasi ke luar pulau Jawa yakni ke Sumatera dan Kalimantan. Untuk tahun 2008 ini, sebanyak 2.001 orang atau 50 kepala keluarga (KK) melakukan transmigrasi. 25 KK di antaranya ke Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dan 25 lainnya ke Provinsi Bengkulu.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tangerang, Hasdanil, tahun ini pihaknya mendapatkan kuota dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) sebanyak 2.001 orang.
Hasdanil menambahkan, warga yang mengikuti program transmigrasi ini adalah warga yang memiliki keterampilan di bidang pertanian. Karena memang sektor pertanian ini paling diutamakan dalam program transmigrasi ini.
"Dari informasi perkembangannya, sebagian besar yang ikut transmigrasi telah sukses. Salah satunya, di Kabupaten Barito yang telah mampu mengembangkan pertanian di wilayah itu hingga hasil panennya optimal. Kini kehidupan perekonimiannya terangkat," terangnya seraya menambahkan program transmigrasi yang dilakukannya ini memiliki dampak positif bagi roda pemerintahan Kabupaten Tangerang dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan kepadatan penduduk.

Wapres: Jangan Telantarkan Lahan Kosong


Wakil Presiden HM Jusuf Kalla di Kampung Gedong, Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Rabu (23/12), mengingatkan masyarakat untuk menanam pohon di lahan kosong.
Gerakan gemar menanam pohon ini untuk mengatasi ancaman banjir dan longsor serta menjadi salah satu faktor penyeimbang meningkatnya emisi sebagai pemicu terjadinya pemanasan global. “Pemanasan global yang terjadi telah menyebabkan cuaca tidak menentu, begitu pula fluktuasi musim menjadi tidak terduga, yang akhirnya menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan naiknya permukaan air laut menjadi sering terjadi,” kata Wapres dalam Gerakan Aksi Penanaman Pohon, di areal Pusat Latihan Tempur Kodam 3 Siliwangi seluas 250 Ha milik TNI AD, Desa Ciuyah.
Wapres mengungkapkan, sejak dicanangkannya gerakan Penanaman Serentak 100 Juta Pohon pada 28 Nopember 2008 di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, sudah 75.1 juta pohon yang telah berhasil ditanam di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan untuk wilayah Banten sendiri, berbagai macam tanaman kayu-kayuan dan tanaman serbaguna seperti nyamplung, sukun, dan durian telah ditanam di sepanjang 26,5 km dari kota Serang sampai lokasi aksi penanaman di Desa Ciuyah.
“Nyamplung adalah tanaman yang sangat produktif. Bijinya dapat di gunakan untuk sumber energi biofuel, getahnya dapat digunakan untuk pengobatan pengidap virus HIV, begitu pula dengan kayunya yang sangat komersial sehingga pohon nyamplung ini mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat setempat,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan M S Ka’ban, meminta petugasnya meningkatkan pengawasan di hutan lindung. Menurut Ka’ban, aksi kejahatan illegal logging yang jumlahnya hampir mencapai 960 kasus telah membuat tingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2,8 juta hektare per tahunnya. Namun demikian, saat ini tinggal 300 kasus dan lahan yang mampu diselamatkan dapat ditekan hingga tinggal 1,08 hektare dalam satu tahun belakangan ini.
“Termasuk di wilayah hutan lindung di Lebak sendiri,” ungkap Ka’ban.
Sementara itu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyatakan, saat ini kondisi hutan lahan kritis di Banten mencapai luas sekitar 111.000 Ha. Dengan luas hutan mencapai 865.000 Ha yang terdiri dari hutan produksi, perhutani, konsevasi dan hutan lindung. Untuk itu ia menyerukan hutan dan lahan yang ada di Banten, terutama daerah aliran sungai (DAS) dan sub DAS harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terutama faktor pelestariannya, sehingga dengan adanya pengelolaan hutan secara baik dan benar kondisi hutan akan senantiasa terjaga dengan baik.
“Dibutuhkan kerja sama semua pihak yang salah satunya dengan melakukan gerakan menanam secara serentak,” kata Atut.
Wujud perbaikan lingkungan merupakan langkah penting dalam upaya penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan secara terpadu. Dan untuk memacu hal itu kata Atut, Pemvrop Banten terus berupaya menggiatkan berbagai langkah seperti memberikan pelatihan konservasi lahan dan hutan dengan menyertakan para petani.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal Joko Santoso dalam sambutan singkatnya mengharapkan kepada seluruh warga masyarakat untuk mampu menindak lanjuti program ini bersama dengan TNI maupun dengan semua pihak untuk terus melakukan gerakan menanam pohon, terutama di lingkungan yang mulai gundul dan di wilayah serapan air.
Dalam aksi penanaman pohon itu dilakukan pada areal seluas 10 hektar dengan ditanami berbagai jenis kayu-kayuan serbaguna sebanyak 100.000 batang pohon nyamplung. (sumber dan foto: Tangerang Tribun)

Selasa, 16 Desember 2008

Rumah “Si Pitung” Tinggal Kenangan


Rumah tua berarsitektur China-Belanda yang diperkirakan dibangun pada awal abad 18 oleh Letnan China Oey Djie San yang saat itu menguasai perkebunan di Karawaci–Cilongok, seperti rumah yang tidak bertuan. Namun jejak sejarah cikal bakal masyarakat China Benteng Tangerang serta keberadaan tuan tanah yang menguasai separuh perkebunan karet di Tangerang dapat terekam jejaknya.
Jejak rumah bernilai sejarah di Jalan Imam Bonjol, RT 04/03, No 142, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, kini akan tinggal kenangan dan mungkin sirna selamanya. Selain sudah lama tanpa perawatan dari sang ahli waris, beberapa hari terakhir ini mulai dibongkar. Pembongkaran atap rumah yang terbuat dari kayu jati dan tembok yang terbuat dari batu bara merah menunjukkan bangunan ini akan rata dengan tanah.
Mahandis Yoanata, dari Warga Peduli Bangunan Tua (Walibatu) mengungkapkan kekecewaannya terhadap pembongkaran rumah tua yang memiliki nilai sejarah tersebut.
“Saya pernah membaca di situs Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, rumah tua yang dimaksud, termasuk salah satu situs bersejarah bagi terbentuknya kota Tangerang. Tetapi mengapa kini di saat bangunan bersejarah tersebut hendak diruntuhkan dan dibongkar, tidak ada upaya pemkot Tangerang untuk mencegah bangunan bersejarah itu,” desak Yoanata.
Berdasarkan UU No 5 tahun 1992 tentang Benda Purbakala dan Cagar Budaya, seharusnya pembongkaran rumah bersejarah tersebut dapat dihentikan, karena bagaimanapun fisik sejarah, selama masih dapat diselamatkan haruslah dilakukan.
“Seharusnya bangunan tua bersejarah, seperti rumah tua tuan tanah perkebunan karet di masa tempo dulu itu otomatis bisa jadi cagar budaya, yang harus dan wajib dilindungi baik oleh pemerintah atau pun masyarakatnya,” terangnya lagi.
Pembuatan film Si Pitung yang sempat mempergunakan rumah tersebut, seharusnya jadi saksi sejarah bagi penerus bangsa Indonesia nantinya. Karena realita dan fisik akan lebih mengena dijabarkan selain cerita-cerita belaka. Di mana rumah megah tersebut merupakan awal muasal berkembangnya masyarakat China Benteng di Kota Tangerang.
“Pemkot harus bisa berbuat sesuatu dan menghentikan pembongkaran, bila pernah mengklaim bahwa rumah tersebut adalah bagian sejarah Kota Tangerang,” harap Yoanata.
Di saat bangunan bersejarah yang kini terancam hilang, Pemkot Tangerang belum dapat memberikan jawaban pasti pemberlakuan status rumah yang dibangun pada abad 18 tersebut sebagai salah satu cagar budaya kota Tangerang.
“Hingga saat ini belum ada ketetapan bahwa rumah yang berada di Karawaci tersebut adalah cagar budaya, karena belum ada perda yang mengaturnya,” jelas Kabag Infokom, Saeful Rohman. (Tangerang Tribun)

Minggu, 14 Desember 2008

Tangerang Terancam Amnesia Sejarah

Mohon bantuan rekan2 untuk memposting siaran pers ini di site / blognya masing2 untuk membantu menyelamatkan warisan budaya dan sejarah bangsa ini.
Sekedar informasi, meskipun telah membahas gedung ini dengan detail dibukunya, walikota Tangerang kepada Jakarta Post tgl 11 Desember 2008, mengatakan kalau tidak mengetahui keberadaan gedung ini. Nyatakan partisipasi anda dengan mengunjungi gedung ini.

SIARAN PERS
(http://serpong. org)

Tangerang Terancam Amnesia Sejarah

Rumah Perkebunan Karet di Karawaci Tangerang dalam kondisi kritis. Dalam pertemuan yang diadakan WALIBATU (Warga Peduli Bangunan Tua) di Bakoel Koffie, Jl. Cikini Raya, Rabu 10 Desember kemarin, banyak orang menyuarakan agar pemerintah dan masyarakat segera beraksi menyelamatkannya. Sejauh ini, media seperti Kompas, Jurnal Nasional, Media Indonesia, Warta Kota, dan The Jakarta Post telah menuliskan. Bahkan laporan atas kasus ini ada yang dibuat sampai tiga edisi (misalnya The Jakarta Post). Demikian pula jaringan Radio CVC, sebuah radio Australia berbahasa Indonesia (www.cvc.tv) yang siarannya dapat didengar melalui streaming internet di www.cvc.tv, radio gelombang SW, dan dipancarkan oleh 20 radio dari Aceh sampai Papua. Namun hingga sekarang belum nampak langkah konkret Pemerintah Kota Tangerang untuk menyelamatkannya.

Budi Lim (arsitek), Pia Alisyahbana (tokoh masyarakat yang menaruh perhatian pada pelestarian budaya), Adolf Heuken (pernulis buku Historical Sites of Jakarta), dan Yori Antar, arsitek yang dikenal pula sebagai fotografer, dengan kalimat masing-masing, dalam pertemuan itu, menekankan posisi penting bangunan ini karena nilai sejarahnya. Demikian pula sejumlah wartawan dari berbagai koran, majalah, radio, dan televisi, serta warga masyarakat maupun pengajar sebuah universitas, yang hadir dalam pertemuan itu.

WALIBATU berpendapat bahwa dari sisi arsitektur, bangunan ini merupakan bagian dari jejak sejarah arsitektur di Indonesia. Rumah utama bergaya arsitektur China, sedang rumah lain bergaya indis (gabungan unsur Eropa dan tropis). Mona Lohanda dalam buku “Kapiten Cina of Batavia 1837-1942” mengungkapkan rumah ini dibangun pada awal abad ke-18 oleh Letnan China Oey Djie San yang menguasai perkebunan di Karawaci, Cilongok. Selain itu, rumah ini merupakan landhuis terakhir yang masih bersisa di sekitar Jakarta, dan kondisinya terbilang utuh. Bangunan ini mulai dibongkar sekitar September 2008 atas suruhan ahli waris; elemen-elemen bangunannya telah dijual ke pihak lain.

Yori Antar bahkan mengingatkan, “Tangerang akan amnesia sejarah jika bangunan ini hilang.” (amnesia dikenal sebagai salah satu penyakit kehilangan ingatan/memori). Ia mendorong masyarakat agar melaporkan jika terdapat arsitek yang terlibat, ke IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Heuken memastikan bahwa bangunan ini masuk Cagar Budaya karena usianya lebih dari 50 tahun. Di samping meninggalkan jejak arsitektur, bangunan itu juga menandai pembukaan Tangerang sebagai kawasan perkebunan, dan kelak pemukiman. Ia mengingatkan betapa pentingnya peninggalan bersejarah untuk mengenal asal-usul suatu warga. “Jangan nanti kita hanya bisa melihat dari potretnya,” kata Heuken. Pia Alisyahbana, yang juga seorang penerbit dan menjadi inisiator penggalangan dana untuk penyelamatan Gedung Arsip Nasional, mendorong agar pemerintah kota mencari upaya agar pengusaha di Tangerang dapat ikut menyelamatkan bangunan ini. Budi Lim, yang dikenal sebagai arsitek yang bersama Han Awal memugar gedung Arsip Nasional dan mendapat award dari UNESCO, mengatakan, saat ini masyarakat perlu mengambil langkah konkret. Peraturan pemerintah dan UU perlu, bahkan sangat perlu, namun tidak cukup. Diperlukan gerakan masyarakat untuk menghimpun dana, dari jumlah berapapun, agar gedung tersebut dapat diselamatkan dengan cara dibeli.

“Ibaratnya, ada seseorang yang dimutilasi satu per satu bagian tubuhnya di hadapan kita. Apakah kita menunggu suatu aturan? Kita harus menyelamatkannya,” ujar Budi Lim. Ia mengajak menempuh aksi donasi masyarakat. “Kalau dulu kita ketok pintu konglomerat, sekarang ketok semua pintu. Yang mau nyumbang 100.000 atau 50.000 rupiah juga silakan.” Budi Lim mengingatkan, style bangunan itu masih lengkap dengan situs-nya. Bangunan jenis ini dibuat di Indonesia dan kemudian “turunannya” nampak di Sri Lanka dan beberapa kota di belahan dunia yang lain. “Masakan kita malah membongkarnya, sementara di negara lain malahan bisa merawatnya?”

Seorang wartawan mengatakan, bagunan tsb, karena usia dan style-nya, sudah dapat dimasukkan sebagai benda cagar budaya. Karena dilindungi oleh UU, pembongkaran atas bangunan tesebut akan berhadapan dengan hukum. UU Cagar Budaya (BCB) No. 5 Tahun 1992 memang menyebutkan definisi benda cagar budaya itu.

WALIBATU juga memperlihatkan sebuah surat dari Ronald G. Knapp, SUNY Distinguished Professor and Chairman Departement of Geography, State University of New York at New Paltz. Knapp adalah penyusun buku Chinese Houses: The Architectural Heritage of Nation (2005) dan Chinese Bridges: Living Architecture from China’s Past (2008). Knapp pernah mengunjungi Rumah Perkebunan Karet di Karawaci. “It is very, very sad to see these efforts to destroy an historically – and architecturally – significant residence. This is especially painfull for those who value the multi-cultural and multi-ethnic heritage in Indonesia. It is a tragedy to see that the demolition has already begun!,” demikian antara lain bunyi surat Knapp.

Sejauh ini Walikota Tangerang, Wahidin Halim, belum menunjukkan langkah konkret untuk menyelamatkan bangunan tersebut. Di dalam situs resmi Pemkot Tangerang, Wahidin Halim menulis sebuah buku dengan judul Ziarah Budaya Kota Tangerang, di mana di dalamnya terkandung situs Rumah Perkebunan Karet di Karawaci sebagai salah satu jejak sejarah kota Tangerang.

WALIBATU sejauh ini telah menghimpun 22 tanda tangan warga. Jumlahnya diharapkan akan bertambah banyak lagi. Petisi untuk penyelamatan Rumah Perkebunan Karet Karawaci ini akan dikirimkan ke Walikota Wahidin Halim pada Jumat besok. Tembusan dikirim ke Menteri Budpar, Menteri Diknas, dan Gubernur Jawa Barat. “Kami memberi kesempatan kepada warga yang peduli untuk ikut serta menandatangi surat ini,” ujar Mahandis Yoanata, dari Walibatu.

Sejumlah rekan wartawan yang hadir, mengingatkan bahwa surat saja tidak cukup. Diperlukan suatu aksi yang lebih konkret. Misalnya, ada yang mengusulkan, membuat demo. WALIBATU, yang merupakan forum cair warga yang merasa peduli dengan bangunan tua, sedang memikirkan langkah lanjutan setelah mengirim surat. WALIBATU menunggu dan menyambut partisipasi Anda. Dimana pun Anda berada. Akankah Anda menatap masa depan, dengan menghilangkan sejarah Anda?

WALIBATU adalah forum cair dimana terhimpun warga yang menaruh kepedulian terhadap pelestarian bangunan tua, dengan partisipan dari beragam profesi dan usia. Alamat milis: walibatu@yahoogroups.com. Kontak Person: Yoanata HP 08159958115

Tari Cukin jadi “Welcome Dance” Tangerang


Tari Cukin, tarian khas tradisional masyarakat Kabupaten Tangerang ditetapkan sebagai tari penyambutan tamu baik domestik atau internasional di Kabupaten Tangerang.
Tari Cukin juga akan menjadi perfomance tarian wajib dalam setiap pagelaran budaya dan kesenian yang diselenggarakan pemerintah daerah “Kota Seribu Industri” ini.
Sementara untuk melestarikan salah satu varian kesenian dari metamorfosa Tari Cokek (khas Betawi Tempoe Doeloe) tersebut, pemerintah setempat melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Parawisata (Disporabudpar) terus melakukan sosialisasi. Diantaranya menggelar roadshow pentas seni tari Cukin di 12 lokasi pada bulan Desember 2008 ini. “kami menargetkan untuk mensosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat di 12 Kecamatan,” kata Sekretaris Disporabudpar Kabupaten Tangerang Sopyan Sori.
Sebelum tari Cukin tersebut menjadi ikon daerah, kata Soyan, masyarakat Tangerang diwajibkan untuk mengenali kebudayaannya terlebih dahulu karena masih banyak kalangan masyarakat yang masih tidak tahu dengan kesenian dan budaya daerahnya. Setelah masyarakat, sasaran dari Disporabudpar adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.
Dia juga menambahkan, setelah masyarakat, kalangan pelajar dan mahasiswa Tangerang telah mengenal seni budaya asli daerah seperti tari Cukin, barulah dapat lebih direalisasikan tentang rencana tarian Cukin memjadi tarian penyambutan turis.(read more/tari cukin)

Rabu, 10 Desember 2008

Belajar dari Kantin Kejujuran


“Berbuat Bohong, Jiwa Anda Bolong”

Setidaknya MAN 2 Serang dan SMA Negeri Cipocok Jaya, Kota Serang, sejak tiga bulan lalu sudah membiasakan setiap siswanya untuk berbelanja, membayar sampai mengambil uang kembalian sendiri. Kebiasaan yang terus dibangun pihak sekolah kepada siswanya diharapkan dapat berbuah perilaku dan tindakan jujur serta tidak mengambil barang yang bukan haknya.

Ide untuk mengembangkan usaha lewat kantin jujur di MAN 2 Serang mulai dirintis sejak Oktober lalu. Dilandasi komitmen moral serta mengaplikasikan teori-teori kejujuran yang diajarkan di ruang kelas dan kemudian diwujudkan di kantin jujur. Didesain mirip mini market, siapapun yang berbelanja tidak akan dilayani kasir yang cantik di pintu keluar.
"Mereka yang belanja di kantin jujur bisa mengambil sendiri makanan atau jajanan sesuka mereka, membayar sendiri, bahkan mengambil uang kembalian sendiri dari tempat yang sudah disediakan," ungkap Manager Kantin Kejujuran MAN 2 Serang, Riyanti kepada Tangerang Tribun usai pencanangan penggagas kantin kejujuran di MAN 2 Serang oleh Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, Selasa (9/12).
Transaksi jual beli yang dikembangkan di kantin kejujuran lanjut Riyanti, sangat sederhana. Setiap pagi hari, kantin ini mulai ditata dan dihitung stok barang yang ada, sepeti minuman, makanan, bahkan sampai kelengkapan sekolah seperti buku dan alat tulis lainya. Dan pada sore hari akan dihitung ulang barang dagangan tersebut serta uang hasil penjualannya.
Salah satu siswa MAN 2 Serang, Anita Oktaviani menuturkan, dirinya bersama rekan-rekan yang lainnya merasa cukup nyaman belanja di kantin kejujuran ini. "Selain bisa bebas berbelanja tanpa harus malu dilihat pelayan, kita juga dituntut untuk jujur kepada diri sendiri, bahkan terlebih pada Tuhan yang melihat gerak-gerik kita," ungkapnya.
Meskipun di kantin ini tidak ada pelayan atau penjaga, namun semua orang yang masuk ke kantin ini harus percaya, bahwa Tuhan melihat kita, dan malaikat akan mencatat setiap perbuatan kita.
"Anda jujur, kami bersyukur, Anda bohong, jiwa Anda bolong" ini kalimat yang tertera pada salah satu papan di kantin kejujuran ini.
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah usai peresmian kantin ini mengungkapkan, kantin kejujuran ini perlu dikembangkan ke semua lapisan masyarakat. Karena mulai dari diri sendiri untuk jujur, tentunya tidak akan terjadi tindakan-tindakan yang merugikan orang lain, bahkan merugikan bangsa maupun negara. Peresmian kantin kejujuran ini sebagai rangkaian dari kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi.
Kepala Kejaksaan Tinggi Banten, Dondi K Soedirman dalam siaran persnya usai acara menuturkan, di Banten ini baru terbentuk dua kantin kejujuran, yakni di MAN 2 Serang yang merupakan sekolah yang bernaung di bawah Departemen Agama dan di SMAN Cipocok Jaya yang merupakan sekolah dari Dinas Pendidikan. Menurut Dondi, kantin kejujuran ini akan terus dikembangkan di berbagai sekolah di Banten.
"Kami sengaja mengembangkan kantin kejujuran ini di sekolah-sekolah. Karena anak didik akan mudah untuk dibina mentalitasnya menjadi orang yang jujur," ungkapnya.
Menurut Dondi, apabila manusia sudah memiliki kejujuran, maka dirinya tidak akan mau melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain.
"Seperti melakukan tindakan korupsi dan lainnya," pungkasnya. (Tangerang Tribun)

Sabtu, 29 November 2008

Alam Sutera Bangun Rumah Berenergi Surya


Pengembang kawasan hunian Alam Sutera di Serpong, Tangerang, PT Alam Sutera Reality Tbk (PT ASR) bekerjasama dengan Balai Besar Teknologi Energi dari Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (B2TE-BPPT) untuk mengembangkan hunian ramah lingkungan dan hemat energi.
Pengembangan hunian semacam ini diterapkan melalui pembangunan cluster modul surya atau konsep hunian ramah lingkungan dengan menggunakan sistem modul surya untuk memenuhi kebutuhan energi para penghuninya.
“Sistem solar sel atau modul surya adalah mengambil energi dari sinar matahari. Alat penangkap energi ini nantinya terpasang di setiap rumah yang akan kita kembangkan ini,” ungkap Direktur Pemasaran PT ASR, Lilia Sukotjo usai penandatanganan nota kesepahaman antara PT ASR dan B2TE BPPT di Club House Alam Sutera, Kamis (27/11) lalu.
Rencananya rumah berenergi surya tersebut segera selesai dibangun pada awal 2009 di Cluster Onyx, Kawasan Alam Sutera.
Lilia optimis kerjasama dengan B2TE-BPPT dalam pengembangan cluster modul solar ini akan menjadi percontohan kawasan lain yang tengah giat menawarkan konsep ramah lingkungan.
Menurut Senior Corporate Communication Manager PT ASR, Liza Djohan, sistem modul surya pada setiap rumah hunian akan memasok energi listrik berkekuatan 2,4 Giga Watt (2200 MW), sehingga unit hunian ini mendapat energi alternatif dari alam secara memadai dan bernilai ekonomis.
Sedangkan teknologi yang digunakan sepenuhnya merupakan rekayasa pihak B2TE-BPPT yakni yang telah mampu menciptakan generator fuel cell sendiri. Generator fuel cell BPPT mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 5 watt hingga diharapkan meningkat menjadi 50 watt.
Secara teknis setiap hunian di cluster modul surya itu akan dipasangi sebuah alat penangkap energ matahari berbentuk sel surya berupa wafer silicon multikristal dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 0,3 mm dan lifetime electron sekitar 5 mikro sekon (µsec).
Liza Djohan mengakui bahwa rumah berenergi matahari ini terbilang mahal. Namun demikian, hal tersebut tetap akan mearik bagi para calon penghuni untuk menanamkan investasinya. “Salah satu bentuk investasi bagi penghuni yaitu setiap bulannya para penghuni rumah tidak akan terlalu besar membayar tagihan listrik, karena telah terbantu dengan sistem modul surya,” beber Liza.

Jumat, 28 November 2008

Minyak Jelanta (Pun) Jadi Biodisel


Balai Besar Desain dan Sistem Teknologi (BRDST), salah satu unit kerja di Badan Perkembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) di bawah koordinasi Deputi Kepala Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Kabupaten Tangerang, mampu merubah fungsi minyak goreng bekas (jelanta) menjadi biodiesel sebagai altenatif bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Selain menjadi bahan bakar jenis Solar, minyak jelanta pun dapat dibuat sabun cair dan kosmetik.
Proses pembuatan bahan bakar minyak alternatif biodiesel diawali dari tahap analisa, kemudian minyak bekas tersebut dimasukan dan ditampung dalam tangki ukuran besar kemudian dilakukan penyaringan dan dikumpulkan kembali dalam tabung steroid sebagai proses filterisasi. Selanjutnya, minyak tersebut diproses melalui tabung reaktor lalu dipindahkan ke tabung pencuci yang dicampur cairan methanol dan katalis basa dengan suhu 65 derajat Celsius agar semuanya dapat bereaksi. “Dari hasil tersebut didapatkan dua bahan, yaitu Biodisel dan Gliserol,” ungkap Kepala Laboratorium Biodisel BPPT, Imam Baryanto kepada Tangerang Tribun.
Setelah itu cairan minyak dimasukkan ke tabung pencucian untuk memisahkan antara Biodisel dan Gliserol. Biodisel adalah minyak sedangkan Gliserol adalah air, air tidak akan menyatu dengan minyak. Maka dari itu akan berada di layar atas sedangkan Gliserol ada didalam permukaan.
Biodisel yang kandungan minyak dengan kotoran dan dicuci menggunakan air panas sebanyak dua kali dan langsung diproses melalui tabung vakum lalu disaring kembali menjadi produk bahan bakar biodiesel siap pakai yang diuji berdasarkan baku mutu SNI. “Sedangkan untuk Gliserol dapat diolah menjadi sabun cair dan juga kosmetik,” ujarnya.
Baryanto menjelaskan, biodiesel yang siap digunakan kendaraan bermesin diesel tetap harus dicampur solar murni dengan perbandingan 30 persen biodiesel dan 70 persen solar murni untuk menghindari kerusakan pada karet klep mobil.Biodisel mempunyai angka Cetane lebih tinggi yaitu 61 dibandingkan solar antara 45 hingga 58.
Selain itu, Puspiptek juga terus mengembangkan produk biodiesel dari bahan kelapa sawit dan minyak kelapa curah serta membangun pabrik yang memproduksi biodiesel.
Pabrik yang sudah berproduksi biodiesel antara lain Serpong-Tangerang kapasitas 4,5 ton per hari, Riau (25 ton per hari), Palembang (6 ton per hari), Kalimantan Selatan (6 ton per hari), Kalimantan Timur (2 ton per hari), Jakarta (10 ton per hari).
Baryanto mengungkapkan, kendala yang dihadapi peneliti pada pembuatan biodisel yakni kesulitan menyediakan bahan baku dan lokasi antara tempat bahan baku dan proses pembuatan cukup jauh. Padahal idealnya pabrik pembuatan harus berdekatan dengan tempat pengambilan bahan baku.
Lebih lanjut Baryanto mengatakan, biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi biodiesel dari bahan minyak kelapa atau jelantah mencapai Rp 4.900 per liter terdiri dari harga bahan baku sebesar Rp3.000 per liter dan biaya produksi mencapai Rp1.900 per liter.(Tangerang Tribun)

Rabu, 26 November 2008

Indonesia Proyeksikan 7,5 Juta Wisman

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) memproyeksikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 7,5 juta orang pada 2009.
"Untuk 2009, paling tidak kita proyeksikan wisman sebanyak 7,5 juta orang. Tapi ini baru proyeksi, belum target," kata Sekretaris Jenderal Depbudpar Wardiyatmo, Selasa (25/11).
Depbudpar, katanya, masih terus menghitung tingkat kunjungan wisman dan wisnus serta penerimaan devisa dari sektor pariwisata yang dikumpulkan dari data para pemangku kepentingan pariwisata, termasuk dari badan PBB untuk pariwisata (UN-WTO/United Nations World Tourism Organization).
Sebelumnya, Menbudpar Jero Wacik pada dialog di studio RRI di Jakarta, Kamis (6/11) mengatakan tetap optimistis dapat meraih kunjungan tujuh juta wisman sesuai target pemerintah, meski BPS memprediksi hanya sekitar 6,4 juta wisman.
Menbudpar mengatakan, bila melihat angka-angka statistik, perkiraan sementara capaian target tersebut antara 6,4 juta-6,6 juta wisman, mengingat perhitungan kumulatif kunjungan wisman dari Januari hingga September 2008 sudah mencapai 4,57 juta atau dengan pertumbuhan 12,19 persen dibanding periode yang sama tahun 2007.
"Bila rata-rata per bulan kunjungan wisman mencapai 600 ribu orang, tiga bulan ke depan akan mencapai 1,8 juta wisman, sehingga pada akhir tahun diperkirakan akan dicapai kunjungan 6,4 juta wisman. Angka ini akan menjadi rekor baru, karena rekor lama tahun 2007 sebesar 5,5 juta wisman," katanya.
Menbudpar mengatakan, target tujuh juta kunjungan wisman yang ditetapkan dalam program (Visit Indonesia Year - VIY) merupakan target optimistis atau target tinggi, sedangkan target moderat (sedang) adalah 6,5 juta, sementara target rendah (pesimistis) adalah enam juta kunjungan wisman.
Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (6/10) memprediksikan jumlah kunjungan wisman sampai akhir 2008 hanya mencapai 6,4 juta orang setelah melihat data jumlah wisman Januari hingga Agustus 2008 yang hanya mencapai 4,07 juta wisman.
Visit Indonesia 2009
Wardiyatmo pada bagian lain mengatakan, Depbudpar akan melanjutkan program tahun kunjungan wisata Indonesia, dan untuk 2009 telah ditetapkan dengan tema wisata MICE (Meeting, Incentive Convension and Exhibition) serta wisata bahari."Kita ingin tetap melanjutkan program tahun kunjungan wisata karena koordinasi antara stakeholder sudah kondusif," katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Wardiyatmo mengatakan, Depbudpar memilih wisata MICE dan wisata bahari sebagai VIY 2009 karena dua bidang wisata tersebut merupakan sektor wisata yang tidak terpengaruh oleh kondisi keamanan suatu negara.
Wisata pertemuan (Meeting), kata Wardiyatmo dalam acara diskusi kepariwisataan di Jakarta beberapa waktu lalu, tidak terpengaruh oleh situasi macam apapun.
Untuk mengkoordinasikan dan memadukan program pemasaran kegiatan pariwisata selama 2009, Depbudpar menyelenggarakan Rapat Kerja Pemasaran Pariwisata bersama dengan seluruh pemangku kegiatan pariwisata pada tanggal 26 -27 November 2008.(sumber Humas Depbudpar RI)

Selasa, 25 November 2008

Superblok Tangerang City Resmi Dibangun


Kawasan pusat bisnis dan perbelanjaan dengan nilai investasi sebesar Rp 5 Triliun dan direncanakan menjadi superblok terbesar di Kota Tangerang secara resmi dibangun. Minggu (23/11), pusat bisnis dan perbelanjaan bernama Tangerang City itu mulai dibangun ditandai dengan Ground Breaking (pemancangan tiang pertama) oleh Vice President Direktur PT Pancakarya Wiyatama, pengembang pusat perbelanjaan Tangerang City, Ian Wisan MBA disaksikan Walikota H Wahidin Halim dan Wakil Walikota Arif R Wismansyah.
Dengan menempati seluas lahan 10 hektar di kawasan Cikokol, Kota Tangerang, Tangerang City meliputi ruko Premium Business Park 197 unit, kondominium 1.500 unit, shopping mall seluas 150.000 m2, hotel bintang empat yaitu Novotel dengan 250 kamar, dan convention hall berkapasitas 2.500 orang serta Premium Bussines Park.
“Melalui nilai investasi Rp 5 triliun ini diharapkan Tangerang City Premium Shoping Mall dan Tangerang City Premium Bussines Park dapat juga menjadi pusat bisnis bagi para pengusaha lokal di Tangerang,” kata Vice President Direktur PT Pancakarya Wiyatama, Ian Wisan MBA.
Ian optimis pihaknya akan berhasil menarik minat para pelaku bisnis untuk menanamkan investasi di pusat perbelanjaan ini. Bahkan Tangerang City ini menjadi ikon baru bagi kemajuan perekonomian Kota Tangerang.
Dalam perencanaannya, shoping mall pada Tangerang City ini memiliki 5 lantai, yaitu lower gound yang diperuntukkan sebagai pusat jual beli hanphone, ground floor aneka pakaian dengan merk terkenal, upper ground diisi fashion dan asesoris seperti kacamata dan perhiasan, lantai 1 hiburan anak dan lantai 2 adalah food court.
Rencananya pertengahan Desember tahun ini, dilakukan serah terima kunci kepada para tenan yang telah terdaftar sehingga mereka sudah bisa memulai usaha.

Berbelanja dan Belajar Magic di BTC Bintaro


Toko sulap, mungkin masih aneh kedengarannya. Namun jenis usaha ini benar-benar ada. Toko ini membidik konsumen yang memang membutuhkan hiburan di sela kepadatan aktivitas, tetapi tidak harus merogoh kocek dalam.
Toko sulap yang bernama Ben’ym Magic Entertaiment di Bintaro Trade Center (BTC) lantai dasar itu dibuka mulai pukul 10.00 WIB hingga malam hari.
Di toko ini dijajakan berbagai alat perlengkapan bermain sulap. Seperti kartu, antara lain Svengali Deck, Invisible Deck, Striper Deck, All Be Blank, gelang sulap, bola api sulap dan alat-alat yang dibutuhkan dalam permainan sulap.
Selain itu, ada praktek sederhana kepada konsumen mengenai bagaimana cara menggunakan perlengkapan sulap. Tak heran bila toko ini disebut three in one, karena menyediakan perlengkapan sulap, kursus sulap dan pertunjukan sulap.
Adalah Benny Munajat (35), pemilik gerai sulap tersebut. Menurut pria yang juga pesulap ini, berbisnis di bidang jasa hiburan bukan saja dengan membuka karaoke, café atau sarana hiburan lainnya. Sulap pun bisa menjadi ruang usaha yang menguntungkan.
Benny mengaku berani meninggalkan pekerjaannya sebagai kontraktor bangunan demi menjadi pesulap dan kemudian membuka jasa usaha perlengkapan magic ini.
“Selain hobi sejak kecil, bisnis cukup menjanjikan karena akan semakin banyak orang yang membutuhkan hiburan,” ujar Benny seperti disampaikan kepada Tangerang Tribun.
Untuk toko sulap, baru dibuka setahun lalu. Sedangkan membuka kursus dan menerima undangan untuk tampil bermain sulap telah berlangsung sejak tahun 1995. Benny mengaku kursus sulap yang diajarkan kepada muridnya berupa teknik dasar yaitu permainan kartu dengan tarif Rp 500 ribu untuk 5 hingga 6 kali pertemuan.
Sedangkan untuk teknik sulap dasar ditambah dengan manipulasi ringan, Benny mematok harga Rp 800 ribu untuk 7 hingga 8 kali pertemuan. Benny mengaku tidak memiliki tempat khusus, dia mendatangi rumah konsumen yang ingin belajar sulap.
Menurut Benny, dalam usaha tidak memerlukan investasi yang besar. Namun yang mahal dalam jasa usaha ini, menurut Benny adalah ilmu sulap itu sendiri. “Harga kartu sangat murah hanya ketika dijual dengan disertai ilmu bermain sulap kartu harganya jadi melonjak,” ujar Benny.
Ketika ditanya cukup atau tidak penghasilan yang ia dapatkan Benny enggan menjawab, karena menurutnya masalah cukup atau tidak relatif tergantung orang yang menekuni.
“Dari usaha ini saya bisa menutupi biaya makan keluarga, operasional kantor, seperti membayar pekerja dan biaya lainnya,”ujar Benny.
Untuk undangan tampil menurut Benny yang paling banyak adalah undangan untuk ulang tahun anak. Benny memasang tarif untuk tiap penampilan sebesar Rp 450 ribu per setengah jam. “Saya tampil biasanya membawa 2 orang pesulap lainnya,” ujar Benny yang optimis jasa usaha yang digelutinya akan terus berkembang.()

Kamis, 20 November 2008

Tangerang Tengah dan Utara Diwacanakan

Setelah berhasil mendorong Kota Tangerang Selatan dan disahkannya UU Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang Selatan (Tangsel) oleh Sidang Paripurna DPR RI pada tanggal 29 September lalu, Bupati Tangerang Ismet Iskandar kembali mewacanakan pembentukan dua wilayah baru di Kabupaten Tangerang yaitu Kabupaten Tangerang Utara dan Kabupaten Tangerang Tengah.
"Pembentukan dua daerah baru itu kita lakukan setelah melihat aspirasi yang berkembang di masyarakat, termasuk untuk memberikan pelayanan terbaik bagi publik," tutur Ismet.
Untuk merealisasikan wacananya tersebut, Ismet mengungkapkan, berkas persayaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah, yang menggantikan PP No 129/2000 telah dipenuhi pihaknya. Bahkan berkas persayaratan itu telah diajukan kepada Badan Legislasi DPR RI di Jakarta bersamaan dengan Rapat Paripurna DPR tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru pada tangal 29 November lalu.
"Berkas sudah kita masukan ke DPR, tinggal menunggu pembahasannya," kata Ismet.
Di dalam berkas yang diajukan itu, rencananya Kabupaten Tangerang Utara terdiri dari 11 kecamatan, masing-masing Kosambi, Pakuhaji, Sukadiri, Sepatan, Kemiri, Gunung Kaler, Sepatan Timur, Rajeg, Teluknaga, Kronjo, dan Mauk. Sedangkan di Kabupaten Tangerang Tengah terdiri dari enam kecamatan, masing-masing Kelapa Dua, Pagedangan, Cikupa, Panongan, Legok, dan Cisauk. Jadi nantinya setelah dimekarkan kembali, Kabupaten Tangerang (daerah induk) hanya tersisa yaitu Kecamatan Tigaraksa, Jambe, Solear, Jayanti, Balaraja dan Cisoka.
Sementara yang sudah dimekarkan dalam Pemerintahan Kota Tangsel seperti tertuang dalam UU Pembentukan Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang Selatan ialah Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Setu, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara.
Dengan demikian, apabila terealisasi pada suatu saat nantinya, maka Kabupaten Tangerang akan termekarkan menjadi lima daerah kota/kabupaten yaitu Kota Tangerang Selatan (tinggal menunggu pengesahan Presiden RI), Kabupaten Tangerang Utara, Kabupaten Tangerang Tengah dan Kabupaten Tangerang (induk) serta Kota Tangerang (yang teleh dimekarkan sejak tahun 1993).
Lebih jauh, bupati optimis bahwa pemekaran dua daerah itu akan terwujud. Pasalnya, potensi ekonomi, infrastruktur, pendidikan hingga sosial kemasyarakat serta didorong aspirasi masyarakat untuk mendapatkan peningkatan kesejahteraan telah cukup menjadi alasan terbentuknya sejumlah daerah itu.
Terkait wacana ini, sejumlah elemen dan masyarakat bagian utara Tangerang atau Pantura menyatakan dukungannya. “Ini merupakan suara masyarakat, meliputi 9 Kecamatan serta semua BPD di Pantura,” ujar Ketua Badan Koordinasi Pantai Utara (Bakor Pantura), Budi Usman, kemarin.
Ia mengatakan, pemekaran Tangerang Utara merupakan mutlak dilakukan dan pihaknya akan terus menggalang dukungan di kalangan masyarakat dan tokoh masyarakat setempat. “Dari beberapa kajian akademisi, pembentukan Kabupaten Tangerang Utara yang terlepas dari Kabupaten Tangerang sudah layak,” katanya.

Minggu, 16 November 2008

Dari Banten, Krakatau Memesona


Sabtu (15/11) kemarin, “delegasi turis” dari Pemprov Banten yang dinahkodai Gubernur Atut Chosiyah, berlayar ke tengah perairan Selat Sunda. Dari atas Kapal Roll on Roll Out (Roro) itu, mereka terus mendekati Gunung Krakatau yang tampak masih mengeluarkan asap putih nan menawan.
Bukannya khawatir bila sewaktu-waktu bisa meledak atau menyemburkan lahar panas, Gunung Krakatau itu justru didekati oleh para turis asal Pemprov Banten ini hingga beberapa meter saja.
“Lihat tuh, keindahan alamnya luar biasa,” kata Gubernur Atut sembari menunjuk ke arah Krakatau dihadapan tamu undangan yang khusus diberangkatkan untuk mengikuti kegiatan Wisata Krakatau 2008.
Diantara “turis Pemprov” yang ikut merasakan keindahan Gunung Krakatau dari dekat tampak Wakil Gubernur HM Masduki dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata H Ranta Suharta. Sementara tamu undangan dari manca negara seperti Belanda, Jerman dan negara Eropa lainnya urung datang lantaran Cuaca Selat Sunda sepengetahuan mereka masih tak menentu.
Perjalanan mengarungi Selat Sunda ini sengaja digelar Pemprov Banten untuk membuktikan pesona Gunung Anak Karakatau dari arah bagian barat terujung Pulau Jawa, yakni Provinsi Banten.
Selama sekitar empat jam, mereka tanpa henti mengagumi fenomena keindahan Gunung Anak Krakatau dari atas kapal Roro yang jaraknya beberapa kilometer saja. Sesekali, sebagian diantara mereka mempergunakan kamera yang dibawanya bak fotografer untuk mengabadikan suasana di sekitar Gunung Krakatau. Tak jarang, Gubernur Atut yang terpesona sejak awal datang atas keelokan Krakatau ini tersenyum seolah ingin menggambarkan keindahan yang tengah dirasakannya tanpa bisa diucapkan dengan kata-kata.
Menurutnya, Gunung Krakatau sangat istimewa dan memiliki keunggulan tersendiri dibanding potensi wisata lainnya. Apalagi fenomena alamnya sudah terkenal dan tercatat dalam sejarahnya yang panjang. "Meski lokasinya berada di wilayah Lampung, tapi itu bisa dijadikan salah satu lokasi obyek wisata yang ditawarkan oleh Pemprov Banten. Terlebih Banten dan Lampung telah menjalin kerjasama,” ungkap Atut sekaligus menegaskan keinginannya untuk mengembangkan wisata Gunung Krakatau.
Lebih lanjut, dia mengajak pelaku usaha pariwisata seperti jasa perjalanan untuk memasukkan Gunung Krakatau sebagai salah satu obyek yang ditawarkan di Banten disamping 204 obyek wisata lainnya yang tengah dikembangkan pihaknya.

Jumat, 14 November 2008

Atasi Banjir, Tangerang Butuh Rp 20 M


Kabupaten Tangerang akan mengajukan bantuan sebesar Rp 20 miliar kepada pemerintah pusat untuk mengatasi banjir yang selalu terjadi setiap tahun di Kabupaten Tangerang. Dana sebesar itu, diperuntukan bagi normalisasi situ, sungai, dan pembuatan saluran air baru.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang Dedy Sutardi mengungkapkan, tahun depan Kabupaten Tangerang mengajukan bantuan sebesar Rp 20 miliar. Jumlah yang diajukan sesuai dengan laporan yang diberikan tim verifikasi yang sudah turun ke bawah untuk melakukan pendataan penanggulangan banjir.
“Untuk mengurangi bahaya banjir yang selalu terjadi, diperlukanan dana sebesar itu. Tidak mungkin Pemkab menyediakan dana sebesar itu sendiri,” kata Dedy, kemarin.
Dikatakan Dedy, tahun 2008 ini, Kabupaten Tangerang mendapatkan bantuan sebesar Rp 10 miliar dari pemerintah pusat melalui APBN 2008. Dana tersebut juga diberikan untuk normalisasi situ dan sungai. Namun belum semua situ dan sungai dinormalisasi. Oleh karenanya harus ada dana bantuan lagi.
Dari enam situ yang ada di Kabupaten Tangerang, baru dua situ yang selesai dinormaliasi yaitu Situ Parigi di Pondok Aren dan Situ Gintung di Ciputat Timur. Sedangkan Situ Ciledug, Situ Pamulang, Situ Rawa Pondok, dan Situ pasir Gadung belum dan masih dilakukan normalisasi.
“Sungai yang sudah dinormalisasi adalah Cirarab, Cisadane, dan Mokervart. Sementara tahun depan, diharapkan sungai Angke dapat segera dinormalisasi,” terangnya.
Dijelaskan Dedy, bantuan yang diberikan pemerintah pusat diberikan secara bertahap, sebab dana tersebut bukan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU).
Menurut Dedy, ada 9 kecamatan yang rawan banjir di Kabupaten Tangerang. 7 kecamatan merupakan kecamatan yang ada di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel). Sedangkan dua lagi berada di Kecamatan Kosambi dan Teluknaga.
“Tangsel rawan karena letaknya yang rendah. Ditambah lagi, wilayah resapan air yang ada semakin berkurang. Untuk itu, harus dibangun saluran pembuangan air baru,” pungkas Dedy.
Di bagian lain, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Bina Manfaat Dinas PU dan Bina Marga, Yulianto ST menyatakan, pada tahun 2008 ini sejumlah program penanggulangan banjir seperti turabisasi, pengerukan dan normalisasi sungai serta membuat saluran air baru juga tengah dilakukan oleh pihaknya.
Sementara anggaran yang disediakan sebesar Rp 1,5 miliar dan untuk tahun 2009 nanti, anggaran yang telah diajukan sebesar Rp 1,7 miliar. “Anggaran Kabupaten juga akan bertambah sekitar Rp 200 juta,” pungkasnya.
Di bagian lain, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Arif Wahyudi mendesak Pemkab untuk memprioritaskan program penanggulangan banjir disamping program pendidikan dan kesehatan. “Hal ini sebagai upaya menghindari banjir yang menjadi tradisi di Tangerang, layaknya DKI Jakarta,” ungkapnya.
Ia menilai salah satu penyebab banjir yang kerap terjadi, disebabkan oleh minimnya saluran air dan lahan serapan. “Termasuk Perda RTRW yang baru disahkan kurang lebih setengah tahun lalu, bagaimana pelaksanaannya. Kita belum tahu bagimana banjir tertangani,” tandasnya. (sumber Tangerang Tribun)

Wisata "Emping Menes" di Pandeglang


Anda kenal emping melinjo? Makanan ringan ini mudah dijumpai di berbagai gerai makanan tradisional maupun modern. Selain sebagai pelengkap santapan, emping seringkali dijadikan cemilan favorit karena rasanya yang gurih nan renyah. Di Menes, mengolah emping dengan cara sederhana menghasilkan cita rasa yang berbeda.

Kampung Karang Mulya, Desa Tegal Wangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang adalah salah satu dari sekian banyak sentra produksi emping yang banyak bertebaran di wilayah itu. Menes memang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan oleh pemerintah daerah dengan penghasilan utama emping melinjo. Di sini, Anda akan disuguhi beragam emping dengan rupa-rupa rasa yang khas hasil olahan tradisional.
Emping yang sudah menjadi kebanggaan sekaligus ikon masyarakat Pandeglang itu dihasilkan berkat tangan-tangan terampil para penduduk Menes. Tak heran bila kemudian emping produksi mereka disebut dengan nama emping menes. Emping hasil olahan ini memiliki cita rasa yang khas dan aroma yang sangat menggoda. Inilah yang membedakan emping menes dengan emping lain di Tanah Air.
Satibi (50) dan Eliah (45) adalah pasangan suami isteri yang bertahun-tahun menggantungkan hidup sebagai perajin emping. Sama dengan perajin pada umumnya yang ada di Menes, suami isteri ini pun malang melintang memproduksi emping secara sederhana dan tradisional. Tidak besar memang usaha yang digeluti keluarga ini. Tetapi mereka dapat hidup cukup dan menyekolahkan putera-puterinya dengan layak.
“Kalau dibandingkan dengan perajin emping yang lain, usaha saya ini sangat kecil, tapi cukup lumayanlah untuk menutupi kebutuhan keluarga,” kata Eliah seperti disampaikan kepada Tangerang Tribun, yang saat itu dirinya sedang sibuk mengolah emping di rumahnya sendiri.
Dalam memproduksi usahanya, Eliah mempekerjakan delapan orang karyawan yang direkrut dari lingkungan sekitar. Proses pembuatan emping Eliah pun sangat sederhana. Melinjo tua sebagai bahan baku utama emping terlebih dahulu dikupas kulitnya untuk kemudian digoreng di atas wajan dengan menggunakan kayu atau ranting pohon sebagai bahan bakar.
Proses menggorengnya pun cukup unik. Tanpa menggunakan minyak goreng (minyak sayur) tetapi cukup dengan menggunakan pasir yang sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu. Setelah warna melinjo berwarna kehitaman menandakan kematangannya, melinjo kemudian diangkat dan dikumpulkan lalu ditumbuk-tumbuk sampai tipis sesuai ukuran yang diinginkan untuk selanjutnya dikeringkan. Walhasil, jadilah emping menes yang terkenal ke seantero Tanah Air.
Menurut Eliah, menggoreng dengan menggunakan pasir (bukan minyak goreng) adalah yang membedakan rasa emping Menes dengan emping dari daerah lain seperti emping Jawa Tengah. Sedangkan perajin emping di daerah lain (luar Menes) kebanyakan dengan cara direbus.
“Kalau menggunakan pasir namanya di”sangray”. Ini akan terasa lebih gurih dan khas dan baunya juga lebih harum,” katanya mengungkap rahasia. Emping olahan Eliah ini dipasarkan ke pasar lokal. Bahkan banyak juga pembeli yang langsung mendatangi rumahnya. “Bentuk emping dari daerah lain dengan hasil olahan kami di sini, boleh sama. Tapi soal rasa tentunya berbeda,” ujar Eliah sedikit berpromosi.
Nah, bagi Anda yang sedang berkunjung ke Pandeglang dan suka dengan makanan ini, Anda tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk datang ke Menes. Lalu memborong rupa-rupa emping hasil kerajinan warga di sana sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah.


Si Cuplik, Cemilan Beragam Rasa

Perajin emping melinjo di Menes Pandeglang umumnya mengolah dua jenis emping dengan ukuran berbeda. Yang pertama adalah ukuran sedang bulat tipis atau biasa disebut emping biasa. Jenis ini biasanya menjadi makanan pelengkap hidangan –meski tak sedikit yang menjadikannya sebagai cemilan karena rasanya yang gurih-. Kedua emping dengan ukuran bulat kecil atau disebut keceprek. Oleh sebagian besar perajin, emping ini disebut dengan nama si cuplik.
Si cuplik memiliki rasa yang beragam. Tergantung pesanan atau kemauan yang mengolah. Ada rasa gurih asin, manis dan pedas. Seluruh rasa itu tetap menawarkan kelezatan yang menggoda. Tak heran bila kemudian si cuplik lebih banyak dijadikan sebagai cemilan. Harganya pun berbeda dengan emping biasa.
Eliah misalnya mematok harga Rp 26 ribu per kilogram untuk emping cuplik. Sedangkan emping ukuran biasa berbentuk bulat tipis dihargai Rp 17 ribu per kilogram. Harga tersebut biasanya berubah-ubah tergantung dari harga pasaran bahan baku.
Produksi emping Eliah ini setiap harinya mampu memproduksi sebanyak 10 kilogram atau dalam 1 bulan mencapai 300 kilogram. Adapun untuk keceprek mampu memproduksi 15 kilogram setiap hari atau jika dirata-ratakan dalam satu bulan mencapai 450 kilogram.
Eliah mengupah karyawannya dengan sistem penghasilan produksi masing-masing karyawan. Artinya setiap karyawan akan dibayar bergantung perolehan emping yang hasilkannya dengan harga Rp 2 ribu per kilogram. "Alhamdulillah dari modal 1 juta usaha saya masih bisa berlangsung sampai saat ini," terang Eliah.
Karena harganya yang merakyat, makanan khas Pandeglang ini mampu menembus lintas batas status sosial. Itu pula mengapa emping cuplik maupun emping biasa banyak dijumpai di restauran, rumah makan, warung tegal, pasar tradisional, pasar modern, dan berbagai gerai makanan lainnya. Karena itupula Eliah tidak berniat menutup usahanya meski terkadang terengah-engah di tengah jalan karena keterbatasan modal. Untuk itu ia berharap kepada pihak manapun termasuk pemerintah untuk membantu permodalan dan pemasaran. "Kami ingin sekali emping ini bisa menembus pasar Jakarta dan luar Jakarta, tapi modalnya tak ada," keluh Eliah ditemani sejumlah karyawannya.
Masalah keterbatasan modal bukan saja dirasakan oleh Eliah bersama Satibi, suaminya, tetapi juga dirasakan hampir seluruh perajin emping melinjo di Menes. Pemerintah Daerah Pandeglang sebenarnya telah meluncurkan berbagai program penguatan ekonomi lokal melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Akan tetapi, program itu hanya sebatas di atas kertas tanpa terasa realisasinya oleh para perajin itu sendiri.
Berdasarkan laporan dari berbagai sumber, Kabupaten Pandeglang mampu memasok lebih dari 20 ribu ton emping melinjo dalam setiap tahun. Hanya saja, minimnya pengelolaan dan perhatian pemerintah yang berakibat lemahnya strategi pemasaran menjadikan usaha rakyat itu seperti mati suri.

Rabu, 12 November 2008

Target Panen Tangerang 90.000 Ton


Pemerintah Kabupaten Tangerang menargetkan hasil panen pada musim tanam kedua tahun ini mencapai 90.000 ton padi. Target ini disesuaikan dengan ketersediaan lahan sawah seluas 40.740 hektare yang mulai digarap oleh para petani di sejumlah sentra pertanian se-Kabupaten Tangerang.
“Dengan hasil sebesar itu, maka stok beras kita sangat aman. Bahkan Tangerang menjadi penopang program khusus penguatan cadangan beras nasional,” kata Wakil Bupati H Rano Karno saat mendampingi Bupati Ismet Iskandar dalam acara Gerakan Tanam Masa Tanam 2008/2009 di Desa Sukadiri Kecamatan Sukadiri, Selasa (11/11).
Optimesme melampaui target tersebut, menurut Rano, juga disokong dengan dilaksanakannya Sekolah lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di 560 kelompok tani dengan pemanfaatan lahan seluas 14.000 herktare atau 34,36 % dari area sawah yang telah tergarap secara baik oleh para petani. “Diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi rata-rata 1-2 ton per hektarnya,” jelas Pemeran “Si Doel Anak sekolahan” ini.
Dalam acara yang dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjend) Tanaman Pangan Ir Sutanto Ali Musa, Kepala Bulog Pusat Mustafa Abu Bakar dan para Kepala SKPD serta ratusan kelomok tani itu, Rano juga menegaskan komitmennya kepada para petani untuk memberikan bantuan langsung benih unggul (BLBU) bagi 6.500 hektare sawah.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya mengajak petani agar melakukan penanaman bersama. Pasalnya pola tanam yang direncanakan secara matang dan mendapatkan dukungan program pemerintah akan mempengaruhi produktivitas padi pada masa panen mendatang.
Dirjen Tanaman Pangan, Ir Sutarto Ali Muso mengemukakan, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi padi, baik melalui peningkatan poduktivitas tanaman dengan memanfaatkan varietas benih unggul, intensifikasi lahan dan juga perluasan (ekstensifikasi) areal tanam hingga pembinaan terhadap kalangan petani.
Ia juga menyatakan, target produksi nasioanal tahun tahun ini sekitar 59,9 juta ton padi pada areal panen seluas 12,4 juta hektare di seluruh Indonesia. “Saya yakin penan akan dicapai di sentra-sentra produksi padi seperti di Jawa Timur, dan termasuk Kabupaten Tangerang ini,” pungkasnya.

Penerimaan CPNS Pemprov Banten 2008

Dalam rangka mengisi lowongan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2008, sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : B/201.P/M.PAN/10/2008 tanggal 31 Oktober 2008 tentang Persetujuan Rincian Formasi CPNSD 2008, maka Pemerintah Provinsi Banten memberi kesempatan bagi Warga Negara Republik Indonesia yang berminat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Banten untuk melamar.

Senin, 10 November 2008

Lomba Jurnalistik

Kategori : Wartawan dan Umum

Penghargaan Bupati Tangerang
Memperingati Hari Jadi Ke - 65 Kabupaten Tangerang ( 27 Desember 1943 - 27 Desember 2008), Pemerintah Kabupaten Tangerang Melalui Bagian Humas, menyelenggarakan Lomba Karya Jurnalistik bagi Wartawan dan Umum.
Materi yang dilombakan:
· Penulisan Artikel,
· Berita Pembangunan
· Foto
Tema Tulisan:
1.Bidang Pembangunan dan Pemerintahan;
· Pembangunan Kabupaten Tangerang Dalam Pengembangan Kawasan Megapolitan.
· Peran Swasta Dalam Mendinamisasi Percepatan Pembangunan Kabupaten Tangerang.
2.Bidang Pariwisata dan Budaya
o Mengungkap Kekayaan Seni dan Budaya Kabupaten Tangerang Sebagai Potensi Pariwisata
3.Bidang Ekonomi :
· Peranan Industri Kecil dan Menengah Sebagai Penghasil aneka produk industri dari Kabupaten Tangerang untuk pemenuhan kebutuhan pasaf daerah dan dunia.
4. Pendidikan dan Kesehatan :
· Peningkatan Pendidikan dalam Pembangun SDM yang berkualitas sebagai modal Membangun Kabupaten Tangerang
· Lima Imunisasi Lengkap (LIL) Sebagai Dasar Membangun Kualitas Genersi Penerus yang sehat.
· Masyarakat Kabupaten Tangerang Sehat 2010

Persyaratan Peserta :
1.Wartawan :
o Berstatus wartawan atau fotografer media yang dibuktikan dengan surat keterangan Pers dari Pemimpin Redaksi . Tulisan atau artikel bisa perorangan maupun tim liputan.
o Jumlah tulisan maksimal 3 (tiga) tulisan,
o Foto maksimal 5 (lima) buah ukuran 14 R berwarna
o Artikel hasil karya asli penulis dan telah dimuat di media cetak, maupun media elektronik (internet, radio, dan TV) periode November - 15 Desember 2008.
o Obyek lokasi pemotretan/pengambi lan gambar wilayah Kabupaten Tangerang.

2.Umum :
o Masyarakat umum
o Artikel karya asli penulis (baik tulisan maupun foto) yang telah dimuat di media cetak November - 15 Desember 2008, akan memiliki penilaian khusus.
o Artikel (Karya Tulis) yang belum dimuat di media cetak, di tik 2 spasi, minimal 3 halaman folio dan maksimal 7 halaman folio
3. Kewajiban peserta:
. Menyerahkan karya tulis/foto dengan melampirkan bukti pemuatan bagi wartawan atau naskah yang belum dimuat bagi masyarakat umum. Untuk karya media cetak, peserta harus mengirim kliping, dan untuk karya media online, peserta harus mengirim karya berupa print out yang sudah di-copy langsung dari situs beritanya.
. Untuk karya media radio/televisi, karyawan harus mengirim karyanya dalam bentuk VCD/DVD.
. Karya harus dilengkapi surat keterangan dari redaksi yang bersangkutan yang menyatakan karya tersebut pernah dimuat.
. Menyerahkan fotokopi identitas.
. Penyerahan karya jurnalistik paling lambat tanggal 17 Desember 2008.
· Karya jurnalistik dikirim ke Sekretariat Panitia ; Bagian Humas Setda Kabupaten Tangerang, Komplek Perkantoran Bupati Tangrang, Jalan . H. Somawinata No. 1 Tigaraksa - Tangerang, Tlp. 5990604 / 5995529 Tigaraksa.
· Karya tulis peserta menjadi hak Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Tangerang dan bebas dipublikasikan.
· Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat.
· Hal lain yang belum jelas peserta bisa menghubungi sekretariat Humas Kabupaten Tangerang.
· Pemenang akan diumumkan melalui Media Cetak paling lambat tanggal 24 Desember 2008

Hadiah untuk 15 orang;
1. JUARA I : UANG Rp. 3.500.000,- + TROPHY
2. JUARA II : UANG Rp. 3.000.000,- + TROPHY
3. JUARA III : UANG Rp. 2.500.000,- + TROPHY
4. JUARA HARAPAN I : UANG Rp. 2.000.000,- + TROPHY
5. JUARA HARAPAN II : UANG Rp. 1500.000,- + TROPHY
(* : Pajak ditanggung pemenang)

Senin, 03 November 2008

Bugar Bersama Archiperobic


Olahraga senam yang satu ini mungkin masih asing terdengar di telinga anda. Aerobik, senam kesegaran jasmani mungkin sudah biasa anda lihat dan lakukan. Tapi senam yang satu ini mungkin anda belum pernah melihat atau melakukannya.
Bagaimana jika kegiatan senam yang anda lakukan dipadukan dengan gerakan tari-tarian. Aneh memang kedengarannya, namun bagi mereka yang sudah terbiasa, senam dengan sekaligus menari ini punya nilai plus tersendiri.
Bahkan para anggota senam tersebut menilai, gerakan senam yang sering mereka lakukan lebih bagus ketimbang senam lainnya. Mereka yang tergabung dalam Manan Foundation Team memang berupaya memasyarakatkan senam yang dikombinasikan dengan tari-tarian.
Berbagai macam tarian nusantara mereka gabungkan dan disebut namanya archiperobic. “Kreasi ini ada karena pada saat itu kita berpikiran kalau Indonesia ini kaya akan tari-tarian, tetapi itu semua bisa kita nikmati dalam bentuk show atau pentas. Lalu ada pemikiran dari kita saat itu untuk bisa menyatukan antara aerobik dengan tarian,” ujar Sutrisno, Vice President Manan Foundation seperti yang dikutip koran harian Tangerang Tribun.
Selain badan sehat dan bugar, dengan bergabung di Manan Foundation Team, anda juga bisa lebih mengenal budaya bangsa Indonesia terutama yang menyangkut tari-tarian. Punya nilai seni dan budaya sendiri tentunya.
Archiperobic ini sebenarnya berasal dari kegiatan yang memang hanya perpaduan berbagai macam jenis tarian yang berasal dari ujung Sabang sampai Merauke. Dan kegiatan gabungan tari-tarian ini bernama Archipelago Line Dance (ALD). Atas dasar gabungan tari-tarian tersebutlah, senam archperobic muncul. Di mana, kegiatan yang hanya tari-tarian ini bisa juga untuk membugarkan tubuh yang memang harus beraktivitas selam asatu pekan.
“Kalau untuk awalnya sih, archiperobic ini berasal dari ALD di tahun 2006 lalu. Yang merupakan perpaduan koreographi rangkaian 17 tarian daerah,” tutur Sutrisno.
Ada tiga unsur yang tertanam pada senam archiperobic ini, yaitu unsur fitness yang memang untuk kesehatan, unsur fun berupa keceriaan dan unsur dance yang berupa gerakan-gerakan tari.
Mungkin bisa dibayangkan juga, betapa menariknya serta uniknya kegiatan yang satu ini untuk bisa menjadi kegiatan sehari-hari sebelum kita melakukan aktivitas pada umumnya. Artinya, tiga manfaat bisa didapat dalam satu kegiatan, dan kegiatan ini juga bisa dilakukan secara personal.
“Walaupun banyak perpaduannya, dan semua gerakannya berasal dari tarian, tetapi archiperobic ini lebih kepada senamnya. Jadi, tetap banyak manfaat yang ada dari kegiatan ini,” tukasnya.
Manan Foundation Team yang ada di Tangerang ini biasa melakukan kegiatannya setiap hari Minggu di kawasan Taman Sari Lippo Karawaci. Peserta yang tertarik bersenam sekaligus menari ini bisa mencapai 150 orang. “Kita memang bukan komunitas, tetapi banyak komunitas yang hadir untuk mengikuti archiperobic ini,” timpal Sutrisno.(*)

Kamis, 30 Oktober 2008

Syukuran Pengesahan Kota Tangsel


Kamis (30/10) malam, sedikitnya 1.000 warga berbaur dengan unsur pejabat pemerintahan, legislatif, tokoh masyarakat, dan pimpinan partai politik mengikuti acara syukuran disahkannya Undang-Undang Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang Selatan di Kantor Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang.
Acara yang dihadiri Bupati Tangerang H Ismet Iskandar, Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, Sekda Nanang Komara, Ketua Presidium Pembentukan Kota Tangerang Selatan Zarkasih Noor menengadahkan rasa syukur ke hadirat Tuhan YME atas “berdirinya” Kota Tangerang Selatan.
Bupati Ismet Iskandar sembari mengucapkan syukur dan doa keselamatan, mengatakan, pengesahan UU Kota Tangsel oleh Rapat Paripurna DPR RI pada Rabu (29/10) lalu bukan berarti sebagai akhir perjuangan masyarakat, tetapi menjadi awal untuk menapaki hidup lebih baik seperti untuk meningkatkan pelayanan dan percepatan peningkatan perekonomian. “Sebab Kota Tangsel ini memiliki potensi cukup besar yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakatnya,” jelas Ismet.
Ia juga mengungkapkan kilas balik kerelaannya mendorong pemekaran Kota Tangerang Selatan, meski saat itu dirinya dalam posisi sebagai Bupati Tangerang. “Semua ini hanya untuk kepentingan masyarakat, apa yang terbaik bagi masyarakat, itulah yang perlu dilakukan,” terangnya sebelum melakukan pemotongan nasi tumpeng dan dilanjutkan doa bersama.

Rabu, 29 Oktober 2008

Kota Tangerang Selatan Disahkan


Oleh: Khomsurizal

Rapat paripurna DPR RI di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu (29/10) pukul 09.00 WIB, mengesahkan Rancangan Undang-undang menjadi Undang-undang Daerah Otonomi Baru Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Dengan demikian warga Ciputat, Serpong, Pamulang, Setu, Pondok Aren dan sekitarnya dalam waktu dekat akan memiliki pemerintah daerah tersendiri dan terpisah dari Pemerintahan Kabupaten Tangerang.
Menteri Dalam Negeri RI Mardiyanto, saat memberikan sambutan dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Agung Laksono tersebut mengatakan, pemerintah telah merespon aspirasi masyarakat secara proporsional untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan pada daerah yang dimekarkan tersebut. “Terbentuknya daerah otonom baru ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan di wilayah itu,” kata Mardiyanto.
Di hadapan sidang paripurna DPR yang juga nampak disaksikan unsur pemerintah pusat hingga daerah yaitu Bupati Tangerang H Ismet Iskandar, Ketua Presidium Pembentukan Kota Tangsel Zarkasih Noer dan ribuan masyarakat Tangsel yang sejak malam hari mendatangi gedung DPR, Mardiyanto menegaskan 12 kota/kabupaten termasuk Kota Tangsel sudah layak dan memenuhi segala persayaratan untuk disahkan menjadi kota otonom baru.
Di bagian lain, Direktur Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri (Depdagri) Abdul Fatah, menyatakan segala persyaratan tentang pembentukan daerah otonom baru telah lulus dan dan tidak memiliki kendala apapun. Setelah disahkan DPR, langkah pertama yang akan dilakukan Depdagri segera menyerahkan berkas tersebut kepada Presiden Republik Indonesia untuk ditandatangani secara sah dan juga diberikan nomor urut sebagai Undang-undang baru.
“Selambat-lambatnya satu bulan ditandatangi Presiden,” ungkapnya.
Asisten Daerah (Asda) 1 Pemerintah Kabupaten Tangerang H Mas Iman Kusnandar yang juga Ketua Tim Pembentukan Kota Tangerang Selatan mengatakan, setelah beberapa hari lalu, Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) membahas draft RUU dari sudut pandang PP 78 Tahun 2007, dan hasilnya dinyatakan lulus sebagai kota otonom baru dan hari ini (29/10) disahkan. Ia mengatakan, disahkannya Kota Tangerang Selatan, bukan saja peristiwa penting dan kebahagiaan bagi segelintir orang saja, tapi adalah kebahagiaan semua kalangan di Kabupaten Tangerang.
Sebelumnya ditegaskan Bupati Tangerang H Ismet Iskandar, pembentukan Kota Tangsel ini dibarengi komitmen daerah induk yaitu Pemkab Tangerang. Selain memberikan dukungan administrasi untuk mengawal pengesahan UU Kota Tangsel hingga ke Senayan, Pemkab Tangerang diantaranya memberikan dukungan bantuan aset baik berupa tanah, gedung peralatan dan infrastruktur dengan nilai Rp 600 miliar. Sedangkan pelepasan aset sesuai dengan keputusan Bupati Tangerang Nomor 130/kep.149.huk/2007 tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan.
Pemerintah Kabupaten Tangerang, sambung Ismet Iskandar, juga akan memberikan hibah mencapai Rp 53,18 miliar untuk kelancaran operasionalisasi kota baru Kota Tangsel.
Sekadar dikatahui luas wilayah Kota Tangsel yang ditetapkan Pemkab Tangerang mencapai 164.54 kilometer dengan meliputi Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Setu, Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur.
Kota Tangerang Selatan dimekarkan bersama dengan 11 daerah lainnya yaitu Kab Tambrauw (Papua Barat), Kab Pulau Morotai (Maluku Utara), Kab Intan Jaya (Papua), Kab Deiyai (Papua), Kab Sabu Raijua (NTT), Kab Pringsewu (Lampung), Kota Gunung Sitoli (Sumut), Kab Nias Utara (Sumut), Kab Tulang Bawang Barat (Lampung), Kab Nias Barat (Sumut), dan Kab Mesuji (Lampung).

Jumat, 17 Oktober 2008

Walikota & Wakil Walikota Tangerang Tahun 2008-2010


Masyarakat Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada tanggal 26 Oktober menggunakan hak suaranya untuk menentukan Walikota dan Wakil Walikota periode 2008-2013 melalui Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Dalam perhelatan Pilkada tersebut diikuti tiga pasang calon yaitu nomor urut 1 Wahidin Halim-Arif Wismansyah (lintas Parpol), nomor urut 2 Bonnie Mufidjar-Farid Wadji (PKS) dan nomor urut 3 Ismet Sadeli Hasan-Machmud Mahfud (Perseorangan).
Berikut selintas profil Walikota dan Wakil Walikota Tangerang tahun 2008-2013:

H Wahidin Halim
Lahir di Pinang Tangerang tepatnya 14 Agustus 1954, anak seorang guru yang bersahaja ditengah suasana pedesaan saat itu. Disamping belajar siang hari dan mengaji malam hari, diselingi dengan berbagai aktivitas seperti mengangon kerbau dan bertani, menyelesaikan pendidikan SD dikampungnya di ciledug dengan menempuh jarak 3 KM dari rumahnya, berjalan kaki tanpa alas sepatu. Setelah lulus SMP melanjutkan pendidikan di SMA di tangerang. Selesai menamatkan SMA melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia ( UI ) jurusan Fakultas Ilmu Sosial ( Fisip ).
Beristrikan Niniek Nuraini, adik kelasnya di perguruan yang sama, seorang gadis jawa ( Yogyakarta ) dan dikaruniai 3 orang anak, Luky Winniastri lahir tahun 1984 telah menyelesaikan pendidikan S2 nya di canbera University, Nesya Sabrina sedang menyelesaikan Kuliah di
UPH dan terakhir Fadlin Akbar baru saja menyelesaikan pendidikan SMA.
Wahidin Halim dalam usia relatif muda dan belum berkeluarga ketika menyelesaikan kuliah, didaulat oleh warga didesanya unutk menjadi Kepala Desa hasil pemilihan langsung. Menjadi guru SMP atau SMA dikampungnya adalah sisi lain Wahidin Halim disela – sela kesibukannya menjadi Kepala Desa.
Ia sempat diterima juga menjadi pegawai Imigrasi, kariernya mulai beranjak naik setelah diangkat menjadi Kepala Kelurahan dengan status menjadi PNS. Lalu Wahidin Halim di percaya menjadi Kasubdin Pajak Sekretaris Kota Administratif. Kepala Bagian Pembangunan Kab. Tangerang. Camat Tigaraksa. Camat Ciputat. Kepala Dinas Kebersihan. Asisten Satu Kab. Tangerang. Sekretaris Daerah Kota Tangerang dan pada tahun 2003 persisnya tanggal 18 November 2003 dilantik menjadi Walikota Tangerang Periode 2003 – 2008.
Selama menjadi Walikota Tangerang periode 2003 – 2008, banyak prestasi yang telah diraih sebagai apresiasi atas keberhasilan menjalankan berbagai program – program pemerintahan seperti, Juara Pelayanan Publik tahun 2003. Piala Citra Bhakti Abdi dari Presiden RI untuk Pelayanan Publik Terbaik Nasional 2006. Ketua Komisaris wilayah 3 Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ( APEKSI ).
Anugerah Lencana Dharma Bhakti Penghargaan Tertinggi dalam bidang Kepremukaan 2007, Satya Lencana Karya Pembangunan Bidang Pendidikan tahun 2007, Peringkat 1 Intensifikasi PBB se Provinsi Banten, Pengelola Keuangan Terbaik Se Banten berturut – turut tahun 2005, 2006 dan 2007, Pengelola Keuangan Terbaik Se Indonesia tahun 2008, Juara Citra Pelayanan Prima Bidang Kesehatan Tingkat Provinsi ( 2006 ), Pelayanan Kesehatan Terbaik Tk Provinsi ( 2007 ), Penganugerahan Tokoh Pelopor Wajib Belajar Sembilan Tahun dari Gubernur Banten ( 2008 ) dan PERPAMSI AWARD Tingkat Nasional sebagai Pengelola Air Minum Terbaik Se Indonesia tahun 2008. Terobosan – terobosan yang dilakukan dalam menegakkan demokrasi :
- Mengasuh Rubrik SMS selama memimpin Kota Tangerang
- Melakukan dialog warga
- Interaktif melalui TV Lokal
- Pembangunan 400 sekolah berikut Inseftif Bagi Guru dan buku paket
- Pembangunan 27 Puskesmas dan 2 Puskesmas Bersalin
- Pembangunan 100 Posyandu
- Pengobatan Gratis bagi Warga Miskin kepada 58.800 kk atau 224.000 jiwa
- Pembangunan Infrastruktur Jalan Utama dan Lingkungan sepanjang 1.340.000 meter dengan lebar variatif
- Menegakkan Perda 7 dan 8 dan Menentang Kemaksiatan di Kota Tangerang

WH PEMIMPIN FENOMENAL
Visi Akhlakul Karimah jadi simbol perjuangannya dalam menata Kota Tangerang. Belit kehidupan masa kecil mengkristal menjadi dendam anak jaman. Ia merasakan beratnya pendidikan dengan kondisi sekolah yang tidak memadai bahkan harus membawa bangku dan meja dari rumah.
Dendam Anak Jaman
Belit kehidupan kecil membuat ia terobsesi untuk bangkit dari keterpurukan, Masa - masa sekolah yang harusnya dirasakan indah pada kenyataannya dijalankan dengan penuh keprihatinan. Hal ini yang menjadi dorongan baginya untuk memberikan bukti kepada masyarakatnya dimasa sekarang.
Jujur adalah modal utama WH dalam menjalankan amanah memimpin masyarakat Kota Tangerang. Semangat Kejujuran itu menjadi dasar dalam membentuk masyarakat yang ber-Akhlakul karimah ( Akhlak Mulia ).
Berani memberantas kemiskinan WH menjadi Walikota pertama dinegeri ini yang berani membuat Perda Pelarangan Minuman Keras dan pelacuran ( Perda 7 & 8 ). Tujuan WH adalah menciptakan rasa aman dan nyaman untuk masyarakat.
Keseriusan WH dalam memajukan Pendidikan diKota Tangerang mendapatkan pujian langsung dari Presiden RI SBY,sehingga daerah lain diminta untuk mengikuti jejak langkah Kota Tangerang.
Sebagai Aparatur yang amanah. WH bukan hanya tegas dalam menegakkan aturan, tapi bersungguh dalam melayani masyarakatnya berbagai infrastruktur telah banyak ia bangun dan sangat dirasakan langsung oleh masyarakat Kota Tangerang.
Ia kerap turun kebawah untuk mengajak seluruh aparatur dan masyarakatnya dalam membangun Kejujuran.
Kecintaan rakyat padanya menjadikan ia belum puas dalam membangun kemaslahatan dibumi Tangerang. Banyak konsep – konsep dalam benaknya yang masih ingin ia berikan kepada rakyatnya. Oleh sebab itu ia memastikan langkahnya untuk mencalonkan kembali Periode 2008 – 2013, karena masyarakat Kota Tangerang sangat memahami bahwa WH identik dengan kemajuan diKota Tangerang.
Memilih anak muda dalam menentukan wakilnya pada periode saat ini, menunjukan bahwa WH tidaklah tebang pilih. Ia selalu membuka kesempatan bagi para generasi muda agar dapat berperan aktif. Karena yang terpenting baginya adalah konsistensi dan semangat dalam mensejahterakan masyarakat.

H. Arief Rachadiyono Wismansyah, BSc.,Mkes
Lahir di Tangerang, 23 April 1977. Arief kecil lahir di sebuah klinik bersalin sederhana milik orangtuanya di Karawaci, Kota Tangerang. Suatu tempat dimana jadi cikal bakal berdirinya rumah sakit megah bernama Sari Asih. Kelak, dikemudian hari putera ketiga dari pasangan Hj. Siti Rochayah dan H. Marsudi Haryo Putro ini tampil sebagai pemimpin pada usia tidak lazim untuk ukuran orang Indonesia yakni berumur 25 tahun. Sederet prestasi gemilang dalam mengembangkan perusahaan inipun patut diberikan apresiasi kepada sang Presiden Direktur Rumah Sakit Sari Asih Group ini. Lewat karya emasnya, tercatat sudah ada 5 rumah sakit milik Sari Asih yang bertengger di wilayah Tangerang dan Serang.
Kedua orang tua Arief, yakni H. Marsudi Haryo Putro dan Siti Rochayah berasal dari kampung yang sama. Yaitu Desa Jatijajar Gombong. Kebumen. Keduanya merantau ke tangerang sejak tahun 1971 dan berhasil membuktikan diri menjadi orang jawa perantauan yang sukses diKota Tangerang.
Arief menghabiskan masa sekolahnya di Tangerang dan Jakarta. Masa kecilnya disekolah di SD Negeri 6 Tangerang dan melanjutkan di SMP Negeri 1 Tangerang. Dan ketika remaja memlih SMA 8 Jakarta untuk melanjutkan studinya disekolah yang tercatat sebagai SMA unggulan Nasional. Setelah lulus Arief langsung ke Amerika dan memilih kuliah di Western Michigan University., USA untuk program studi Engieneering management dan meneruskan S2 di universitas Gadjah Mada dengan program Magister Management Rumah Sakit.
Jauh sebelum bermukim di Amerika Serikat untuk studi. Arief layaknya remaja lain, adalah sosok pribadi yang gaul supel. Kegemarannya aktif di organisasi sekolah semacam Pramuka mampu mencetak seorang pribadi yang mandiri. Di masa ini pula mulai tumbuh benih – benih kepemimpinan dan jiwa entrepreneurship-nya ( wirausaha ).
Pengalaman unik kerap jadi kenangan hidupnya. Ya ketika ia harus memulai bisnisnya dengan menjual rotan untuk tongkat pramuka dan sewa menyewa sound system. Kelak, otak dagang dari suami Hj. Aini Suci ini pun tak hilang. Pernah, semasa kuliah di Amerika bisnis loper Koran sampai jualan mobil pun lakoninya. Sikap ulet dalam berusaha ini menurun dari darah ayah dan ibunya yang asli kebumen.
Layaknya putera sulung seorang pengusaha, ayah dari Salika Fatimah Ariane dan Muhammad Irfan Maulana ini tentu secara ekonomi dan pengakuan status sosial dimasyarakat sudahlah cukup. Tapi baginya prinsip hidup adalah sebuah perjuangan dan kerja keras jika hendak mencapai kata sukses. Dan ia pun kini tampil bersahaja dengan perangai yang ramah kepada siapa pun didekatnya.
Sejak kecil. Arief telah dibekali pendidikan dan pengetahuan agama islam oleh kedua oran tuanya. Ia pun terus mengali dan berguru kepada para kyai dan ulama. Kehausannya akan pengetahuan islam semakin memperkokoh integritas dirinya sebagai muslim yang tidak hanya menjalankan kegiatan spiritual, melainkan mewujudkan sikap peduli kepada sesama. Dan sebagai seorang CEO Rumah Sakit Sari Asih Group. Arief konsisten memasukkan nuansa pelayanan bernilai islami kepada setiap pasien, Begitu juga dalam hubungan kerjanya dengan karyawan. Arief menganggap mereka adalah mitra yang satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan kearifan selalu dicontohkan seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang menjadikan setiap sahabat adalah teman. Kunci sukses yang ditanamkan oleh orang tua dalam dirinya adalah bagaimana senantiasa berjalan bersama Allah SWT dan mencotoh Rasulullah dalam setiap perbuatan.
Diusianya yang masih muda , yakni 31 tahun Arief sudah tampil dengan kematangannya sebagai pemimpin visioner. Pemimpin muda yang kini menjadi isu sentral – yang diharapkan mampu mendorong terciptanya perubahan Bangsa Indonesia kearah yang lebih baik. Pemimpin yang mampu meneruskan perjuangan para pendiri bangsa demi mewujudkan cita – cita menuju masyarakat adil makmur dan sejahtera.

Rabu, 15 Oktober 2008

Asti: Mengembangkan Usaha dengan Hati


(Pengelola wisata Situ Gintung)

Ketika sang ayah menyerahkan usaha yang tengah dirintis kepada dirinya, Asti Anugrawati Permana tanpa bisa berpikir panjang dan langsung menyatakan kesiapannya.
Bagi dirinya kepercayaan dari sang ayah ini adalah anugerah yang merupakan tantangan terbesar dalam perjalanan kehidupannya untuk kemudian mampu bertahan serta lebih prospektif.
Ia bermitra dengan dua orang adiknya yaitu Asih Anugrawati dan Astrit Anugrawati untuk mengelola suatu usaha yang bergerak di bidang wisata dan restouran di kawasan Situ Gintung, Kelurahan Pisangan Barat, Kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang.
Saat diserahkan Asti baru saja menikah dengan seorang suami yang bekerja sebagai wirasuasta. Ketika pertama kali mengelola bisnis pariwisata ini, dia merasa canggung untuk mengawali, karena tindakan dan keputusan yang harus dia tempuh harus memiliki efek bisnis.
Walaupun Asti telah dibekali “nasihat” dan ilmu yang berasal dari sebuah institusi pendidikan, rasa kebingungannya tidak kunjung membuatnya percaya diri untuk mengelola usaha yang telah sang ayah yang kian berkembang dan mulai maju itu.
Tuntutan dan dukungan keluarga dan sang suami yang membuatnya kian yakin dalam mengelola sebuah bisnis di bidang pariwisata air dan restoran yang kini makin maju dan terkenal bukan hanya diwilayah Kecamatan Ciputat Timur tetapi sudah sampai keluar daerah seperti DKI Jakarta, Bekasi, Bogor, Sukabumi dan Karawang.
Dengan dibantu oleh kedua orang adik-adiknya akhirnya Asti dapat seutuhnya percaya diri sebagai Manager Pengelola Kawasan Wisata Pulau Situ Gintung yang membawahi puluhan karyawannya. “Saya berhasil mengembangkan usaha yang diwariskan oleh ayahanda berkat kerjasama yang baik antara saya dan kedua adik-adik saya. Tidak lupa saya juga masih sering meminta pendapat kepada ayah dan juga suami,” papar Asti.
Selama 3 tahun dipercayakan menggeluti bisnis parawisata, kini telah bertambah maju dan kian banyak wahana-wahana yang dapat dinikmati oleh para pelanggan usahanya seperti di pusat wisata Situ Gintung dengan memberikan hiburan ataupun untuk bersantai.
Kesibukannya mengelola Taman wisata Pulau Situ Gintung tidak membuatnya lupa dengan tugasnya menjadi seorang istri dan sorang ibu untuk anak laki-lakinya yang baru saja berumur 2 tahun. “Sesibuk-sibuknya saya dalam mengelola usaha ini tetap saya tidak melupakan kodrat dan tugas saya sebagai seorang istri dan sekaligus seorang ibu,” tutur Asti.
Bertekadkan amanat, rasa sayang dan kepercayaan dari seorang ayah, agar ayahandanya dapat mejalani masa-masa tenang dalam hari tuanya karena tidak disibukan dan dipusingkan dengan urusan-urusan bisnis yang dirintis dan dikembangkannya dari mulai usia muda.Dalam hatinya semakin kuat untuk mempertahankan dan mempromosikan Taman wisata Pulau Situ Gintung kepada masyarkat luas sebagai kawasan wisata yang nyaman dan pantas sebagai temapat rekreasi, bermain dan belajar keluarga.
Niat yang tulus serta tekad yang iklas dalam kesehariannya Asti harus terus bisa membuat item-item baru dalam mengembangkan wahana-wahana yang telah ada agar fres dan tetap diminati dan juga tidak lupa memperketat sistim keamanannya kepada para pengunjung agar timbul rasa puas dan keinginan kembali berwisata kepada kawasan yang dikelolanya.
Kini hari-harinya semakin bermakna dan bermanfaat untuk dirinya sendiri dan juga keluarga. Tidak ada kejenuhan dalam dirinya walaupun dia seorang wanita yang kodratnya sebagai ibu dan istri dalam lingkungan rumah tangga.


Berbisnis untuk Bermanfaat

Keseriusan dalam bidang mengelola bisnis bagi dirinya salah satunya tergerak untuk lebih bermanfaat bagi orang lain. Hal ini dia buktikan dengan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat di sekitar tempat usahanya.
Semakin bertambahnya wahana baru dan item-item yang ada di tempat usahanya seperti di taman Wisata Pulau Situ Gintung itu berarti kian bertambah semangatnya untuk mengkaryakan masyarakat sekitar sesuai dengan posisi yang dibutuhkan. “Mereka (masyarakat sekitar) dapat melamar pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Contohnya apabila tidak mempunyai keahlian apapun mereka dapat mengelola lahan parkir kendaraan untuk para pengunjung,” bebernya.
Ia bahkan terobsesi untuk semakin mengembangkan dan mempopulerkan bisnis pariwisata yang ditekuninya dan juga semakin dapat mengkaryakan para warga sekitar. “Bisnis pariwisata kita maju, semakin banyak juga kita menerima banyak pegawai lagi,” tukas seorang ibu beranak satu ini.
Dalam menjalankan pekerjaan, Asti juga tidak menganggap atasan dan bawahan.
Selain itu, ia juga bertekad menjadi pengayom bagi semua orang dan termasuk untuk kedua adiknya. Mengayomi dan menjadi figur teladan dalam bekerja keras adalah salah satu tekadnya. Karena dengan bekerja keras atau berjerih payah, setiap usaha akan menghasilkan hal manfaat lebih besar.
Sikap ini sudah diterapkan kepada kedua adiknya dan para pegawai.
Keteladan bekerja keras juga ditunjukkan dengan sikap, prilaku dan ketaatan terhadap Tuhan YME. Pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan walaupun posisi telah berada di atas, katanya, justru harus mengingat saat melalui perjalanan hidup di bawah. “Semakin tua semakin merunduk,” jelasnya.