Senin, 29 Desember 2008

Sirkuit A1 Lippo Siap Digunakan

Pembangunan sirkuit A1 di Jalan Raya Lippo Karawaci, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang segera selesai. Selain progress report pembangunan lintasan ajang bergengsi tingkat dunia itu tinggal sekitar 25 persen lagi, akhir bulan Januari 2009 nanti harus bisa digunakan.
Manager Konstruksi Sirkuit, Josef Winardi, menyatakan konsentrasi pembangunan saat ini adalah pembangunan jalan yang akan digunakan untuk sirkuit balapan. "Aspalnya akan kami tambal sesuai dengan standar yang disyaratkan," ujar Josef usai konfrensi pers, akhir pekan kemarin.
Direncanakan, pembangunan sirkuit dapat selesai 100 persen pada dua pekan mendatang, sehingga tanggal 6-8 Februari 2009 sudah optimal digunakan. Sedangkan lintasan yang akan digunakan yaitu meliputi 40 persen jalan yang selama ini digunakan untuk lalulintas komplek Lippo Karawaci dengan panjang rute 3,2 kilo meter.
Seperti diketahui sebanyak 28 negara di dunia pada 6-8 Februri 2009 akan mengikuti sirkut A1 dengan menggunakan lintasan jalan raya di Lippo Karawaci. Even A1 dengan menggunakan jalan raya serupa diselenggarakan di Valensia. Dari 28 peserta tersebut nantinya akan mewakili negara masing-masing. Race kedua A1 dipastikan dilaksanakan di sirkuit jalan raya milik Lippo Karawaci sepanjang 3,2 kilo meter ini setelah race pertama yang diadakan di Selandia Baru.
Lebih lanjut Josef mengungkapkan, pembangunan sirkuit tinggal menambah aspal sesuai standar balapan yaitu mampu menahan suhu hingga 70 derajat celsius dan gesekan ban mobil yang lebih cepat. Sementara yang digunakan di jalan tol hanya menahan menahan suhu hingga 60 derajat celsius.
Beberapa sarana juga selesai dikerjakan, seperto Pit Stop di di sebelah kampus Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci dan Tribun penonton yang diperkirakan mampu menampung hingga 200 ribu penonton masih dibangun di pinggiran lintasan.
Akses jalan juga dipastikan dialihkan demi perhelatan balap internasional ini. Panitia menyarankan bagi penonton untuk memanfaatkan shutle bus yang disediakan di beberapa titik di Jakarta untuk mengurangi kemacetan yang akan terjadi.
Menanggapi progres pembangunan sirkuit ini Team Principalnya A1 Team Indonesia Bagus Hermanto mengaku puas. Ia merasa yakin pembangunan sirkuit ini sesuai dengan rencana. Pihaknya sendiri sudah menyiapkan dua pembalap nasional Zahir Ali dan Satrio Hermanto untuk mengikuti balapan A1. Keduanya menurut Bagus akan segera dibiasakan dengan sirkuit dan aspal yang digunakan setelah sirkuit jadi. "Caranya mungkin dengan berjalan kaki atau naik sepeda karena aturan tidak membolehkan mencoba dengan mobil balap," kata Bagus.
Bagus mengaharapkan dukungan dari para penonton Indonesia, karena bisa menjadi sebuah dukungan yang cukup berarti bagi para pembalap.

Kamis, 25 Desember 2008

Berharap Hidup Layak di Pulau Seberang

Wajah Andi Cahyadi (37), warga Kelurahan Mauk Timur, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, siang itu sangat cerah. Tak jarang bersama dengan 2.000 teman-teman lainnya yang berasal dari Kecamatan Teluknaga, Kemiri, Sukadiri, Kronjo, dan Kosambi, Pasar Kemis, ia kerap memperbincangkan tentang apa saja yang akan dilakukannya nanti sesampainya di daerah tujuan transmigrasinya ke Kalimantan Tengah dan Bengkulu.

Berbekal 10 hektar lahan yang akan disiapkan di Kelurahan Mungur, Kecamatan Mungur Raya Provinsi Kalimantan Tengah, Andi akan menanami apa saja di lahan yang dijanjikan kepadanya. Dari mulai palawija, cengkeh, padi dan sebagainya untuk dapat memperbaiki taraf hidup keluarganya yang dalam beberapa tahun ini dilanda kesulitan ekonomi di tanah kelahirannya sendiri.
Andi barangkali merupakan satu gambaran warga asli Kabupaten Tangerang yang tidak memiliki tempat untuk menggantungkan ekonomi di daerah dia dibesarkan. Seluruh lahan yang dimilikinya habis dia jual, karena terhimpit kebutuhan ekonomi hingga mengakibatkan dirinya harus pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya. Sebagaimana layaknya seorang pendatang di tanah kelahirannya.
“Siapapun ingin hidup layak, tidak mau sengsara. Makanya dengan harapan itulah saya ikut program transmigrasi ini,” ujar Andi yang sepertinya mengingat rekaman kesengsaraannya kembali berputar.
Oleh karena itu, ketika program transmigrasi kembali digulirkan oleh pemerintah pusat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tangerang, tanpa pikir panjang ia ikut mengajukan diri.
Bersama dengan istri dan kedua anaknya serta 50 Kepala Keluarga (KK) yang lain, Andi mengarungi laut lepas Indonesia ke pulau seberang, Provinsi Kalimantan Tengah.
Selama dua hari ia akan melakukan perjalanan hingga sampai di pulau yang dikenal memiliki banyak lahan nan minim penduduk di Desa Mungur, Kecamatan Mungur Raya. Jarak yang jauh tidak menjadikannya lantas sedih, bahkan dengan keyakinan perubahan ekonomi dan kehidupan yang layak, salah satu transmigran ini kerap mengumbar senyumnya.
Andi mungkin saja salah satu orang yang berpikiran bahwa program transmigrasi bukan hanya untuk mengatasi ledakan penduduk di Kabupaten Tangerang atau pulau Jawa, namun lebih jauh merupakan kesempatan dan penempatan kerja mandiri. Meski dengan kesempatan kerja sebagai petani, namun ia akan menjalani dengan sebaik-baiknya.
“Saya begini hanya karena keluarga saya. Dan jujur saya senang dengan program ini,” ucapnya.
Data yang dihimpun Tangerang Tribun, setiap tahunnya ratusan warga Kabupaten Tangerang bertransmigrasi ke luar pulau Jawa yakni ke Sumatera dan Kalimantan. Untuk tahun 2008 ini, sebanyak 2.001 orang atau 50 kepala keluarga (KK) melakukan transmigrasi. 25 KK di antaranya ke Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dan 25 lainnya ke Provinsi Bengkulu.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tangerang, Hasdanil, tahun ini pihaknya mendapatkan kuota dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) sebanyak 2.001 orang.
Hasdanil menambahkan, warga yang mengikuti program transmigrasi ini adalah warga yang memiliki keterampilan di bidang pertanian. Karena memang sektor pertanian ini paling diutamakan dalam program transmigrasi ini.
"Dari informasi perkembangannya, sebagian besar yang ikut transmigrasi telah sukses. Salah satunya, di Kabupaten Barito yang telah mampu mengembangkan pertanian di wilayah itu hingga hasil panennya optimal. Kini kehidupan perekonimiannya terangkat," terangnya seraya menambahkan program transmigrasi yang dilakukannya ini memiliki dampak positif bagi roda pemerintahan Kabupaten Tangerang dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan kepadatan penduduk.

Wapres: Jangan Telantarkan Lahan Kosong


Wakil Presiden HM Jusuf Kalla di Kampung Gedong, Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Rabu (23/12), mengingatkan masyarakat untuk menanam pohon di lahan kosong.
Gerakan gemar menanam pohon ini untuk mengatasi ancaman banjir dan longsor serta menjadi salah satu faktor penyeimbang meningkatnya emisi sebagai pemicu terjadinya pemanasan global. “Pemanasan global yang terjadi telah menyebabkan cuaca tidak menentu, begitu pula fluktuasi musim menjadi tidak terduga, yang akhirnya menyebabkan berbagai bencana seperti banjir dan naiknya permukaan air laut menjadi sering terjadi,” kata Wapres dalam Gerakan Aksi Penanaman Pohon, di areal Pusat Latihan Tempur Kodam 3 Siliwangi seluas 250 Ha milik TNI AD, Desa Ciuyah.
Wapres mengungkapkan, sejak dicanangkannya gerakan Penanaman Serentak 100 Juta Pohon pada 28 Nopember 2008 di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, sudah 75.1 juta pohon yang telah berhasil ditanam di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan untuk wilayah Banten sendiri, berbagai macam tanaman kayu-kayuan dan tanaman serbaguna seperti nyamplung, sukun, dan durian telah ditanam di sepanjang 26,5 km dari kota Serang sampai lokasi aksi penanaman di Desa Ciuyah.
“Nyamplung adalah tanaman yang sangat produktif. Bijinya dapat di gunakan untuk sumber energi biofuel, getahnya dapat digunakan untuk pengobatan pengidap virus HIV, begitu pula dengan kayunya yang sangat komersial sehingga pohon nyamplung ini mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat setempat,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan M S Ka’ban, meminta petugasnya meningkatkan pengawasan di hutan lindung. Menurut Ka’ban, aksi kejahatan illegal logging yang jumlahnya hampir mencapai 960 kasus telah membuat tingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2,8 juta hektare per tahunnya. Namun demikian, saat ini tinggal 300 kasus dan lahan yang mampu diselamatkan dapat ditekan hingga tinggal 1,08 hektare dalam satu tahun belakangan ini.
“Termasuk di wilayah hutan lindung di Lebak sendiri,” ungkap Ka’ban.
Sementara itu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyatakan, saat ini kondisi hutan lahan kritis di Banten mencapai luas sekitar 111.000 Ha. Dengan luas hutan mencapai 865.000 Ha yang terdiri dari hutan produksi, perhutani, konsevasi dan hutan lindung. Untuk itu ia menyerukan hutan dan lahan yang ada di Banten, terutama daerah aliran sungai (DAS) dan sub DAS harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terutama faktor pelestariannya, sehingga dengan adanya pengelolaan hutan secara baik dan benar kondisi hutan akan senantiasa terjaga dengan baik.
“Dibutuhkan kerja sama semua pihak yang salah satunya dengan melakukan gerakan menanam secara serentak,” kata Atut.
Wujud perbaikan lingkungan merupakan langkah penting dalam upaya penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan secara terpadu. Dan untuk memacu hal itu kata Atut, Pemvrop Banten terus berupaya menggiatkan berbagai langkah seperti memberikan pelatihan konservasi lahan dan hutan dengan menyertakan para petani.
Sementara itu Panglima TNI Jenderal Joko Santoso dalam sambutan singkatnya mengharapkan kepada seluruh warga masyarakat untuk mampu menindak lanjuti program ini bersama dengan TNI maupun dengan semua pihak untuk terus melakukan gerakan menanam pohon, terutama di lingkungan yang mulai gundul dan di wilayah serapan air.
Dalam aksi penanaman pohon itu dilakukan pada areal seluas 10 hektar dengan ditanami berbagai jenis kayu-kayuan serbaguna sebanyak 100.000 batang pohon nyamplung. (sumber dan foto: Tangerang Tribun)

Selasa, 16 Desember 2008

Rumah “Si Pitung” Tinggal Kenangan


Rumah tua berarsitektur China-Belanda yang diperkirakan dibangun pada awal abad 18 oleh Letnan China Oey Djie San yang saat itu menguasai perkebunan di Karawaci–Cilongok, seperti rumah yang tidak bertuan. Namun jejak sejarah cikal bakal masyarakat China Benteng Tangerang serta keberadaan tuan tanah yang menguasai separuh perkebunan karet di Tangerang dapat terekam jejaknya.
Jejak rumah bernilai sejarah di Jalan Imam Bonjol, RT 04/03, No 142, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, kini akan tinggal kenangan dan mungkin sirna selamanya. Selain sudah lama tanpa perawatan dari sang ahli waris, beberapa hari terakhir ini mulai dibongkar. Pembongkaran atap rumah yang terbuat dari kayu jati dan tembok yang terbuat dari batu bara merah menunjukkan bangunan ini akan rata dengan tanah.
Mahandis Yoanata, dari Warga Peduli Bangunan Tua (Walibatu) mengungkapkan kekecewaannya terhadap pembongkaran rumah tua yang memiliki nilai sejarah tersebut.
“Saya pernah membaca di situs Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, rumah tua yang dimaksud, termasuk salah satu situs bersejarah bagi terbentuknya kota Tangerang. Tetapi mengapa kini di saat bangunan bersejarah tersebut hendak diruntuhkan dan dibongkar, tidak ada upaya pemkot Tangerang untuk mencegah bangunan bersejarah itu,” desak Yoanata.
Berdasarkan UU No 5 tahun 1992 tentang Benda Purbakala dan Cagar Budaya, seharusnya pembongkaran rumah bersejarah tersebut dapat dihentikan, karena bagaimanapun fisik sejarah, selama masih dapat diselamatkan haruslah dilakukan.
“Seharusnya bangunan tua bersejarah, seperti rumah tua tuan tanah perkebunan karet di masa tempo dulu itu otomatis bisa jadi cagar budaya, yang harus dan wajib dilindungi baik oleh pemerintah atau pun masyarakatnya,” terangnya lagi.
Pembuatan film Si Pitung yang sempat mempergunakan rumah tersebut, seharusnya jadi saksi sejarah bagi penerus bangsa Indonesia nantinya. Karena realita dan fisik akan lebih mengena dijabarkan selain cerita-cerita belaka. Di mana rumah megah tersebut merupakan awal muasal berkembangnya masyarakat China Benteng di Kota Tangerang.
“Pemkot harus bisa berbuat sesuatu dan menghentikan pembongkaran, bila pernah mengklaim bahwa rumah tersebut adalah bagian sejarah Kota Tangerang,” harap Yoanata.
Di saat bangunan bersejarah yang kini terancam hilang, Pemkot Tangerang belum dapat memberikan jawaban pasti pemberlakuan status rumah yang dibangun pada abad 18 tersebut sebagai salah satu cagar budaya kota Tangerang.
“Hingga saat ini belum ada ketetapan bahwa rumah yang berada di Karawaci tersebut adalah cagar budaya, karena belum ada perda yang mengaturnya,” jelas Kabag Infokom, Saeful Rohman. (Tangerang Tribun)

Minggu, 14 Desember 2008

Tangerang Terancam Amnesia Sejarah

Mohon bantuan rekan2 untuk memposting siaran pers ini di site / blognya masing2 untuk membantu menyelamatkan warisan budaya dan sejarah bangsa ini.
Sekedar informasi, meskipun telah membahas gedung ini dengan detail dibukunya, walikota Tangerang kepada Jakarta Post tgl 11 Desember 2008, mengatakan kalau tidak mengetahui keberadaan gedung ini. Nyatakan partisipasi anda dengan mengunjungi gedung ini.

SIARAN PERS
(http://serpong. org)

Tangerang Terancam Amnesia Sejarah

Rumah Perkebunan Karet di Karawaci Tangerang dalam kondisi kritis. Dalam pertemuan yang diadakan WALIBATU (Warga Peduli Bangunan Tua) di Bakoel Koffie, Jl. Cikini Raya, Rabu 10 Desember kemarin, banyak orang menyuarakan agar pemerintah dan masyarakat segera beraksi menyelamatkannya. Sejauh ini, media seperti Kompas, Jurnal Nasional, Media Indonesia, Warta Kota, dan The Jakarta Post telah menuliskan. Bahkan laporan atas kasus ini ada yang dibuat sampai tiga edisi (misalnya The Jakarta Post). Demikian pula jaringan Radio CVC, sebuah radio Australia berbahasa Indonesia (www.cvc.tv) yang siarannya dapat didengar melalui streaming internet di www.cvc.tv, radio gelombang SW, dan dipancarkan oleh 20 radio dari Aceh sampai Papua. Namun hingga sekarang belum nampak langkah konkret Pemerintah Kota Tangerang untuk menyelamatkannya.

Budi Lim (arsitek), Pia Alisyahbana (tokoh masyarakat yang menaruh perhatian pada pelestarian budaya), Adolf Heuken (pernulis buku Historical Sites of Jakarta), dan Yori Antar, arsitek yang dikenal pula sebagai fotografer, dengan kalimat masing-masing, dalam pertemuan itu, menekankan posisi penting bangunan ini karena nilai sejarahnya. Demikian pula sejumlah wartawan dari berbagai koran, majalah, radio, dan televisi, serta warga masyarakat maupun pengajar sebuah universitas, yang hadir dalam pertemuan itu.

WALIBATU berpendapat bahwa dari sisi arsitektur, bangunan ini merupakan bagian dari jejak sejarah arsitektur di Indonesia. Rumah utama bergaya arsitektur China, sedang rumah lain bergaya indis (gabungan unsur Eropa dan tropis). Mona Lohanda dalam buku “Kapiten Cina of Batavia 1837-1942” mengungkapkan rumah ini dibangun pada awal abad ke-18 oleh Letnan China Oey Djie San yang menguasai perkebunan di Karawaci, Cilongok. Selain itu, rumah ini merupakan landhuis terakhir yang masih bersisa di sekitar Jakarta, dan kondisinya terbilang utuh. Bangunan ini mulai dibongkar sekitar September 2008 atas suruhan ahli waris; elemen-elemen bangunannya telah dijual ke pihak lain.

Yori Antar bahkan mengingatkan, “Tangerang akan amnesia sejarah jika bangunan ini hilang.” (amnesia dikenal sebagai salah satu penyakit kehilangan ingatan/memori). Ia mendorong masyarakat agar melaporkan jika terdapat arsitek yang terlibat, ke IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Heuken memastikan bahwa bangunan ini masuk Cagar Budaya karena usianya lebih dari 50 tahun. Di samping meninggalkan jejak arsitektur, bangunan itu juga menandai pembukaan Tangerang sebagai kawasan perkebunan, dan kelak pemukiman. Ia mengingatkan betapa pentingnya peninggalan bersejarah untuk mengenal asal-usul suatu warga. “Jangan nanti kita hanya bisa melihat dari potretnya,” kata Heuken. Pia Alisyahbana, yang juga seorang penerbit dan menjadi inisiator penggalangan dana untuk penyelamatan Gedung Arsip Nasional, mendorong agar pemerintah kota mencari upaya agar pengusaha di Tangerang dapat ikut menyelamatkan bangunan ini. Budi Lim, yang dikenal sebagai arsitek yang bersama Han Awal memugar gedung Arsip Nasional dan mendapat award dari UNESCO, mengatakan, saat ini masyarakat perlu mengambil langkah konkret. Peraturan pemerintah dan UU perlu, bahkan sangat perlu, namun tidak cukup. Diperlukan gerakan masyarakat untuk menghimpun dana, dari jumlah berapapun, agar gedung tersebut dapat diselamatkan dengan cara dibeli.

“Ibaratnya, ada seseorang yang dimutilasi satu per satu bagian tubuhnya di hadapan kita. Apakah kita menunggu suatu aturan? Kita harus menyelamatkannya,” ujar Budi Lim. Ia mengajak menempuh aksi donasi masyarakat. “Kalau dulu kita ketok pintu konglomerat, sekarang ketok semua pintu. Yang mau nyumbang 100.000 atau 50.000 rupiah juga silakan.” Budi Lim mengingatkan, style bangunan itu masih lengkap dengan situs-nya. Bangunan jenis ini dibuat di Indonesia dan kemudian “turunannya” nampak di Sri Lanka dan beberapa kota di belahan dunia yang lain. “Masakan kita malah membongkarnya, sementara di negara lain malahan bisa merawatnya?”

Seorang wartawan mengatakan, bagunan tsb, karena usia dan style-nya, sudah dapat dimasukkan sebagai benda cagar budaya. Karena dilindungi oleh UU, pembongkaran atas bangunan tesebut akan berhadapan dengan hukum. UU Cagar Budaya (BCB) No. 5 Tahun 1992 memang menyebutkan definisi benda cagar budaya itu.

WALIBATU juga memperlihatkan sebuah surat dari Ronald G. Knapp, SUNY Distinguished Professor and Chairman Departement of Geography, State University of New York at New Paltz. Knapp adalah penyusun buku Chinese Houses: The Architectural Heritage of Nation (2005) dan Chinese Bridges: Living Architecture from China’s Past (2008). Knapp pernah mengunjungi Rumah Perkebunan Karet di Karawaci. “It is very, very sad to see these efforts to destroy an historically – and architecturally – significant residence. This is especially painfull for those who value the multi-cultural and multi-ethnic heritage in Indonesia. It is a tragedy to see that the demolition has already begun!,” demikian antara lain bunyi surat Knapp.

Sejauh ini Walikota Tangerang, Wahidin Halim, belum menunjukkan langkah konkret untuk menyelamatkan bangunan tersebut. Di dalam situs resmi Pemkot Tangerang, Wahidin Halim menulis sebuah buku dengan judul Ziarah Budaya Kota Tangerang, di mana di dalamnya terkandung situs Rumah Perkebunan Karet di Karawaci sebagai salah satu jejak sejarah kota Tangerang.

WALIBATU sejauh ini telah menghimpun 22 tanda tangan warga. Jumlahnya diharapkan akan bertambah banyak lagi. Petisi untuk penyelamatan Rumah Perkebunan Karet Karawaci ini akan dikirimkan ke Walikota Wahidin Halim pada Jumat besok. Tembusan dikirim ke Menteri Budpar, Menteri Diknas, dan Gubernur Jawa Barat. “Kami memberi kesempatan kepada warga yang peduli untuk ikut serta menandatangi surat ini,” ujar Mahandis Yoanata, dari Walibatu.

Sejumlah rekan wartawan yang hadir, mengingatkan bahwa surat saja tidak cukup. Diperlukan suatu aksi yang lebih konkret. Misalnya, ada yang mengusulkan, membuat demo. WALIBATU, yang merupakan forum cair warga yang merasa peduli dengan bangunan tua, sedang memikirkan langkah lanjutan setelah mengirim surat. WALIBATU menunggu dan menyambut partisipasi Anda. Dimana pun Anda berada. Akankah Anda menatap masa depan, dengan menghilangkan sejarah Anda?

WALIBATU adalah forum cair dimana terhimpun warga yang menaruh kepedulian terhadap pelestarian bangunan tua, dengan partisipan dari beragam profesi dan usia. Alamat milis: walibatu@yahoogroups.com. Kontak Person: Yoanata HP 08159958115

Tari Cukin jadi “Welcome Dance” Tangerang


Tari Cukin, tarian khas tradisional masyarakat Kabupaten Tangerang ditetapkan sebagai tari penyambutan tamu baik domestik atau internasional di Kabupaten Tangerang.
Tari Cukin juga akan menjadi perfomance tarian wajib dalam setiap pagelaran budaya dan kesenian yang diselenggarakan pemerintah daerah “Kota Seribu Industri” ini.
Sementara untuk melestarikan salah satu varian kesenian dari metamorfosa Tari Cokek (khas Betawi Tempoe Doeloe) tersebut, pemerintah setempat melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Parawisata (Disporabudpar) terus melakukan sosialisasi. Diantaranya menggelar roadshow pentas seni tari Cukin di 12 lokasi pada bulan Desember 2008 ini. “kami menargetkan untuk mensosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat di 12 Kecamatan,” kata Sekretaris Disporabudpar Kabupaten Tangerang Sopyan Sori.
Sebelum tari Cukin tersebut menjadi ikon daerah, kata Soyan, masyarakat Tangerang diwajibkan untuk mengenali kebudayaannya terlebih dahulu karena masih banyak kalangan masyarakat yang masih tidak tahu dengan kesenian dan budaya daerahnya. Setelah masyarakat, sasaran dari Disporabudpar adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.
Dia juga menambahkan, setelah masyarakat, kalangan pelajar dan mahasiswa Tangerang telah mengenal seni budaya asli daerah seperti tari Cukin, barulah dapat lebih direalisasikan tentang rencana tarian Cukin memjadi tarian penyambutan turis.(read more/tari cukin)

Rabu, 10 Desember 2008

Belajar dari Kantin Kejujuran


“Berbuat Bohong, Jiwa Anda Bolong”

Setidaknya MAN 2 Serang dan SMA Negeri Cipocok Jaya, Kota Serang, sejak tiga bulan lalu sudah membiasakan setiap siswanya untuk berbelanja, membayar sampai mengambil uang kembalian sendiri. Kebiasaan yang terus dibangun pihak sekolah kepada siswanya diharapkan dapat berbuah perilaku dan tindakan jujur serta tidak mengambil barang yang bukan haknya.

Ide untuk mengembangkan usaha lewat kantin jujur di MAN 2 Serang mulai dirintis sejak Oktober lalu. Dilandasi komitmen moral serta mengaplikasikan teori-teori kejujuran yang diajarkan di ruang kelas dan kemudian diwujudkan di kantin jujur. Didesain mirip mini market, siapapun yang berbelanja tidak akan dilayani kasir yang cantik di pintu keluar.
"Mereka yang belanja di kantin jujur bisa mengambil sendiri makanan atau jajanan sesuka mereka, membayar sendiri, bahkan mengambil uang kembalian sendiri dari tempat yang sudah disediakan," ungkap Manager Kantin Kejujuran MAN 2 Serang, Riyanti kepada Tangerang Tribun usai pencanangan penggagas kantin kejujuran di MAN 2 Serang oleh Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, Selasa (9/12).
Transaksi jual beli yang dikembangkan di kantin kejujuran lanjut Riyanti, sangat sederhana. Setiap pagi hari, kantin ini mulai ditata dan dihitung stok barang yang ada, sepeti minuman, makanan, bahkan sampai kelengkapan sekolah seperti buku dan alat tulis lainya. Dan pada sore hari akan dihitung ulang barang dagangan tersebut serta uang hasil penjualannya.
Salah satu siswa MAN 2 Serang, Anita Oktaviani menuturkan, dirinya bersama rekan-rekan yang lainnya merasa cukup nyaman belanja di kantin kejujuran ini. "Selain bisa bebas berbelanja tanpa harus malu dilihat pelayan, kita juga dituntut untuk jujur kepada diri sendiri, bahkan terlebih pada Tuhan yang melihat gerak-gerik kita," ungkapnya.
Meskipun di kantin ini tidak ada pelayan atau penjaga, namun semua orang yang masuk ke kantin ini harus percaya, bahwa Tuhan melihat kita, dan malaikat akan mencatat setiap perbuatan kita.
"Anda jujur, kami bersyukur, Anda bohong, jiwa Anda bolong" ini kalimat yang tertera pada salah satu papan di kantin kejujuran ini.
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah usai peresmian kantin ini mengungkapkan, kantin kejujuran ini perlu dikembangkan ke semua lapisan masyarakat. Karena mulai dari diri sendiri untuk jujur, tentunya tidak akan terjadi tindakan-tindakan yang merugikan orang lain, bahkan merugikan bangsa maupun negara. Peresmian kantin kejujuran ini sebagai rangkaian dari kegiatan peringatan Hari Anti Korupsi.
Kepala Kejaksaan Tinggi Banten, Dondi K Soedirman dalam siaran persnya usai acara menuturkan, di Banten ini baru terbentuk dua kantin kejujuran, yakni di MAN 2 Serang yang merupakan sekolah yang bernaung di bawah Departemen Agama dan di SMAN Cipocok Jaya yang merupakan sekolah dari Dinas Pendidikan. Menurut Dondi, kantin kejujuran ini akan terus dikembangkan di berbagai sekolah di Banten.
"Kami sengaja mengembangkan kantin kejujuran ini di sekolah-sekolah. Karena anak didik akan mudah untuk dibina mentalitasnya menjadi orang yang jujur," ungkapnya.
Menurut Dondi, apabila manusia sudah memiliki kejujuran, maka dirinya tidak akan mau melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang lain.
"Seperti melakukan tindakan korupsi dan lainnya," pungkasnya. (Tangerang Tribun)