Kamis, 08 Januari 2009

Waterway Solusi Kemacetan Tangerang Raya

Terbentuknya Kota Tangerang Selatan, Pemkab Tangerang semakin menggencarkan rencana pembangunan waterway di sepanjang sungai Cisadane. Rencana pembangunan waterway itu ditujukan sebagai alternatif kemacetan lalu lintas dan meningkatkan pelayanan ketersedian moda angkutan umum.
“Dishubkominfo melakukan survei lokasi dan hasilnya cukup layak dibangun waterway melalui aliran Sungai Cidane. Kajian juga berkoordinasi dengan wilayah lain,” ungkap Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Tangerang M Rizal.
Jalur yang dilalui, sambung Rizal, sebenarnya melintasi Sungai Cisadane di bagian wilayah Kota Tangsel yakni sepanjang sekitar 80 kilometer dan bisa juga melewati Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang sampai dengan Bogor. “Rencana awalnya dimulai dari Gading Serpong dan berakhir di Cisauk karena wilayah tersebut berpararel dengan jalan Raya Serpong,” paparnya.
Semakin digencarkannya rencana pembangunan tersebut, lanjutnya, karena masyarakat Kota Tangsel membutuhkan sarana dan prasarana alternatif mode angkutan baru yang tidak menimbulkan kemacetan. “Dengan alasan itulah kami membuat pengajuan kepada pemerintah agar dapat bekerjasama dengan investor,” beber Rizal.
Dia menambahkan, dari hasil survei pertama ternyata debit air tidak menjadi hambatan dan persoalan untuk sebuah kapal yang tidak terlalu besar dalam mengarungi sungai Cisadane itu. Hanya tinggal menentukan dan membangun jembatan-jembatan yang akan dijadikan koridor dan halte waterway. “Selama ini Cisadane tidak pernah kekeringan dan bila debit air meningkat hanya tinggal bagaimana membuat jembatan yang bisa ditinggikan,” jelasnya.
Dengan demikian, waterway di Sungai Cisadane ini sangat menguntungkan bagi ketersediaan moda transpotasi atas sungai bagi Tangerang Raya yakni Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang.
Staff Perencanaan Dishubkominfo Kabupaten Tangerang Eva Suryana membenarkan. Dia mengatakan konsep yang akan dipakai adalah water front city. Selain sebagai angkutan barang dan jasa, waterway juga dijadikan pariwisata daerah untuk menikmati keindahan sungai Cisadane. “Sedangkan berapa jumlah kapal yang akan digunakan sebagai angkutan akan disesuaikan dengan kebutuhan,” tandasnya.
Bila terealisasi nanti, kata Eva, sepanjang bantaran Cisadane dapat dijadikan lokasi-lokasi yang menarik, seperti pasar terapung dan beragai jenis yang dapat menarik perhatian wisatawan. “Walau bagaimanapun Cisadane termasuk sebuah potensi yang harus rawat dan dikembangkan,” imbuhnya.

1 komentar:

ithem mengatakan...

sebegitu complicated nya masalah kemacetan dimanapun berada. volume kendaraan jadi faktor utama.jadi,batasi dong angka pembelian kendaraan.!!!