Rabu, 28 Mei 2008
Di Olimpiade Matematika, Yoseph Temukan Energi "Dua Dimensi"
Hanya butuh aplikasi lanjutan dari mathematic-computer application atau teori dua dimensi yang telah dihasilkan Yoseph, benda seperti besi atau logam yang bisa menimbulkan panas akan menghasilkan energi. Namun teori Yoseph yang telah diujicoba pada ajang International Young Inventor Project Olympiad (IYIPO) di Georgia pertengahan bulan ini dan menyabet penghargaan emas hanya baru bisa diaplikasikan pada barang-barang elektronik.
Teori matematik yang dikembangkan siswa kelas 2 B SMA Kharisma Bangsa Pondok Cabe, Pamulang, Kabupaten Tangerang, yakni aplikasi computer matlab untuk menganalisa peyebaran panas pada bidang dua dimensi, explicit finite difference dan implicit crank-nicolson numerical solution. Aplikasi yang dapat ditemui di sekitar kita, benda seperti logam, besi dan benda penghantar panas lainnya secara teori dapat menghasilkan energi. Benda penghantar panas tersebut kemudian dihitung suhu panasnya dan dihitung berdasarkan teori matematiknya hingga menghasilkan energi untuk barang-barang elektronik.
“Aplikasi lainnya juga dapat bermanfaat untuk isolasi bangunan-bangunan dari panas agar tidak terganggu oleh perubahan cuaca, atau bahan-bahan listrik yang menghantarkan energi panas. Untuk dapat dinikmati masyarakat luas, harus dibuat aplikasi lanjutannya lagi,” ungkap Yoseph saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (27/5).
Pada intinya, Yoseph berusaha menganalisa penyebaran panas pada bidang dua dimensi. Lewat dua metode dasar itulah Yoseph mencoba melihat bagaimana kita dapat memprediksikan dan menghitung penyebaran panas pada bidang satu dimensi yang nantinya dikembangkan untuk bidang dua dimensi. Lewat proyeksinya tersebut ia berhasil memberikan gambaran bahwa teori matematis tidaklah hanya teori belaka di atas kertas, akan tetapi memiliki sisi aplikatif.
“Yoseph ini dibimbing guru profesional sesuai dengan keinginan siswa,” kata Kepala SMA Kharisma Bangsa Pondok Cabe, Pamulang, Kebupaten Tangerang, Agus Junaidi.
Agus Junaidi menjelaskan, prestasi SMA Kharisma Bangsa School Of Global Education semakin bertumpuk atas keberhasilan para siswanya meraih prestasi di tingkat internasional. Meski usia sekolah tersebut baru beranjak dua tahun, anak didiknya berhasil meraih penghargaan medali emas dalam kompetisi mengembangkan aplikasi bidang studi sains. Ajang kompetisi itu sendiri diikuti 130 proyek yang berbeda dari berbagai negara-negara di seluruh dunia. Proyek-proyek tersebut disaring kembali untuk diambil sebanyak 30 berdasarkan bidang studi masing-masing. Sebanyak 30 proyek tersebut merupakan proyek yang berasal dari 22 negara berbeda seperti, Jerman, Romania, India termasuk Indonesia.(Sumber: Tangerang Tribun, Credit Photo: Ardi/Tribun)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar