Rabu, 14 Mei 2008
Prosesi Seabad Harkitnas
Tanah Pahlawan Seribu untuk 100 Tahun Kebangkitan Nasional
Delapan genggam tanah berwarna merah di area makam Pahlawan Seribu di Desa Kademangan, Kecamatan Setu, Kabupaten Tangerang dimasukan ke dalam kotak berukuran kecil yang dibalut kain berwarna kuning. Secara simbolik, tanah pemakaman para pejuang mengusir tentara NICA pada tahun 1945-1946 di Serpong, Kabupaten Tangerang akan disimpan dan dijadikan Patung Momentum Sejarah, di Jalan Asia-Afrika, Plaza Barat, Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Nantinya, tanah merah itu akan dijadikan simbol perjuangan di saat Bangsa Indonesia akan memasuki Hari Kebangkitan Nasional yang akan memasuki ke-100 tahun.
Prosesi pengambilan tanah makam Pahlawan Seribu dilakukan oleh Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, Legiun Veteran RI Kabupaten Tangerang, H Bogar Sunardhi, Kepala Dinas Pendidikan Achmad Suwandi dan Ketua KNPI Kabupaten Tangerang Yanuar, Rabu (14/5) kemarin.
Sebanyak enam orang veteran yang mewakili 2.000 Legiun Veteran Republik Indonesia Kabupaten Tangerang sangat gembira dengan sumbangsih bagi negeri dalam peringatan satu abad kebangkitan nasional. Tanah di makam Pahlawan Seribu akan menjadi gelora perjuangan untuk menyemangati Bangsa Indonesia agar tidak menyerah dengan berbagai persoalan yang terjadi di sekitarnya. Karena warisan negeri ini yang telah diperjuangkan para pejuang dengan tetesan dan nyawa harus dilanjutkan ke penerus negeri ini.
Pada perayaan satu abad kebangkitan nasional 1908 sampai 2008, mengajak generasi muda membangun persatuan dan kesatuan di Indonesia.
“Kebangkitan nasional dipelopori oleh lahirnya Boedi Oetoemo tahun 1908 akan menanamkan sikap perjuangan dan semangat patriotisme di kalangan pemuda dan juga mengenang perjuangan para pahlawan yang telah berjasa pada Bangsa dan Negara,” ucap Rano.
Rano pun mengatakan kemajuan Kabupaten Tangerang tidak lepas dari jasa-jasa para pejuang kemerdekaan yang tewas dimakamkan secara masal di Taman Makam Pahlawan Seribu ketika berjuang melawan belanda (NICA) pada tahun 1945-1946 di Tangerang.
“Pejuang dahulu dinamakan Laskar rakyat dan menyatakan perang pada penjajah dengan menggunakan golok dan parang,” lanjutnya.
Para Legiun Veteran sangat gembira karena keberadaan mereka tidak dihilangkan karena telah berjuang untuk negeri ini.
“Terdapat 2.000 veteran yang berada di Kabupaten Tangerang yang difasilitasi dan disubsidi sebagai tanda penghormatan dan terimakasih 25 juta rupiah per tahun dari anggaran daerah dan terbagi 15 ranting di Kabupaten,” jelas Rano.(Tangerang Tribun)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar