Minggu, 22 Juni 2008

Apa Kata Dunia


: Blog khomsurizal

“Mau enaknya saja, mau fasilitasnya saja! Apa kata dunia?”. Begitulah seloroh seorang Penjaja Rumah Makan Padang dalam sebuah iklan layanan masyarakat. Ia seolah menyuarakan sebagian masyarakat yang telah sadar terhadap pentingnya membayar pajak bagi pembangunan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas yang dinikmati kalangan umum selama ini.
“Yah membayar pajak”. Sekali lagi, pajak merupakan eksistensi seseorang terhadap negaranya.
Lantaran “sangking” pentingnya pajak, seperti untuk membiayai pembangunan, peningkatan pelayanan publik serta ketersediaan seluruh fasilitas masyarakat, maka beberapa waktu lalu dinas pemerintahan yang bertugas “meraup pajak” tersebut terpaksa mendatangi para penunggak pajak di Kota Tangerang. Fantastis, jumlah penunggak pajak terutama pajak kendaraan bermotor tercatat sedikitnya 86.656 kendaraan bermotor.
Mereka tidak bayar pajak terhitung selama satu hingga lima tahun lebih dengan nilai potensi pajak tertunda sebesar Rp 5 hingga 7 miliar. Yup, alhasil “Apa Kata Dunia!”. Setiap hari ratusan kendaran bermotor berlalu lalang di fasilitas yang tersedia di Kota Tangerang, contohnya saja jalan raya, rambu-rambu lalu lintas, taman kota, jembatan, penerangan jalan dan banyak lagi yang semua dibiayai oleh pajak. Namun ternyata mereka tidak membayarnya, alias memakai fasilitas seenaknya tanpa menunaikan kewajibannya.
Oleh karenanya, untuk meningkatkan pelayanan pajak dan menggali potensi para penunggak pajak itu, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang mengelar layanan Samsat keliling selama 12 hari terhitung dari tanggal 26 Juni hingga 8 Juli.
"Kami juga akan mendatangi secara door to door dan razia berkelanjutan," kata Kepala UPT Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tangerang Abadi Wuryanto di Cikokol Tangerang.
Duh, perlukah membayar pajak mesti kembali ke tempoe doeloe yakni harus didatangi hingga ke rumah-rumah?. Jawabnya, tergantung kesadaran masyarakat sendiri.

Tidak ada komentar: