Jumat, 12 September 2008

Komunitas Sepeda Jalur Pipa Gas


Mungkin ini salah satu jalur cukup menantang dan tepat bagi penggemar sepeda gunung. Bergabunglah di Jalur Pipa Gas (JPG), Serpong, Kabupaten Tangerang. Sebuah komunitas para penggila sepeda gunung yang banyak digemari orang.
Asal-usul nama Jalur Pipa Gas atau disingkat menjadi JPG itu bermula dari trek yang dilalui para penggila sepeda ini dalam mengayuh sepedanya memang berada di jalur pipa gas antara Merak hingga Balongan Cirebon. Khusus untuk JPG di Serpong yang terletak di wilayah Lengkong Gudang Timur jalur pipa gasnya hanya sepanjang 500 m saja.
Komunitas JPG itu sendiri awalnya terdiri dari beberapa komunitas sepeda lainnya, seperti Explorer, Kencana Bike, Bintaro, Guest Trust dan sebagainya. Sedangkan yang bertahan hingga kini hanya sekitar tiga komunitas saja, Explorer, MTB Rockers dan PJMI. Hanya saja yang menjadi founder dari Komunitas Sepeda Gunung JPG ini adalah komunitas seperti Explorer, Bintaro dan Kencana Bike.
Hingga kini jumlah anggota dari Komunitas Sepeda Gunung JPG mencapai lebih dari 500 personil, mulai dari usia 8 hingga 83 tahun. Serta terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pengusaha, dokter, pengacara hingga birokrat.
Setiap Sabtu dan Minggu, para anggota JPG ini sering berkumpul dan menjalankan hobinya mulai pukul 07.00 hingga 12.00 WIB. Selain itu hari-hari biasanya juga banyak yang menikmati trek sepeda gunung yang terdapat di Lengkong Gudang Timur itu.
Di lokasi tersebut memang cukup mengasikan. Terdiri dari 34 persen climbing/tanjakan, 32 persen desending/turunan, 34 persen flat/medan datar serta dua jalur 94 persen single track/jalur sempit dan 6 persen wide track/jalur lebar.
“Awalnya saya hanya berpetualang seperti biasanya saja, lalu berdasarkan feeling untuk bisa membuat track di sini karena banyak handicapnya, ya jadinya seperti hingga sekarang ini,” kata Indarwanto, salah satu sesepuh yang juga pencetus Komunitas Sepeda Gunung JPG.
Merintis JPG di wilayah ini Indarmanto tidak sendiri, dirinya bersama dengan delapan hingga sepuluh rekannya tertarik menjadikan jalur tersebut sebagai JPG. Dimana kawasannya terletak diantara Sektor 9 Bintaro hingga Sektor 14 BSD.
Track bersepeda gunung yang pernah dijadikan sebagai medan untuk kejuaraan JPG MTB Series yang bertaraf tingkat nasional ini, memiliki tiga variasi jalur, jalur wisata, jalur JPG I dan jalur JPG II.
Jalur wisata adalah jalur yang kebanyakan dilalui oleh serombongan keluarga lantaran medan yang dilalui tidak terlalu ekstrem sebagai jalur santai. Sedangkan untuk jalur JPG I dan II adalah sebutan untuk trek bersepeda gunung yang sebenarnya. Hanya saja perbedaannya ada pada panjang jalur di kedua trek tersebut, jalur JPG I memilki panjang 5 Km dan jalur JPG II memiliki panjang 6,5 KM. Namun untuk jalur JPG II sudah jarang dilalui, karena sulitnya melakukan perawatan track yang dinilai cukup memakan pendanaan.
Jalur Sepeda Gunung JPG ini sebenarnya memiliki kans besar sebagai salah satu objek wisata yang menarik di Kabupaten Tangerang. Hanya saja beberapa pihak salah satunya pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang belum terketuk niatnya untuk bisa melintasi jalur yang mengasikan ini jika dilalui pada pagi hari. Meskipun di dalamnya ada beberapa birokrat yang ambil bagian dalam keanggotaan tersebut.
Namun berdasarkan asal usul terkenalnya JPG ini hingga keluar wilayah Banten, yang berawal dari pembicaraan secara estafet dari ‘mulut ke mulut’, beberapa birokrat yang ada ingin mengajak sejawatnya untuk bisa menikmati jalur sepeda gunung yang berada di wilayah sektoral yang meliputi Lengkong Gudang Timur dan Parigi ini.
“Kalau saya pertama kalinya diajak oleh teman-teman saat masih sebagai Camat Pondok Aren, karena masyarakat di sana banyak juga yang gemar bersepeda, apalagi karena saya juga senang berolahraga. Melihat bagusnya kawasan ini, saya ingin bisa mengajak teman-teman birokrat yang lain untuk bisa bersepeda gunung di sini, terutama Camat Serpong, sebagai yang punya wilayah,” papar Yusuf Herawan, Camat Cisauk.
Kabarnya salah satu sponsor yakni, perusahaan produk sepeda gunung asal Taiwan, Giant tertarik mendirikan counter di dekat wilayah trek JPG, karena banyaknya komunitas bersepeda gunung yang menggunakan trek terbesar dan menarik di wilayah Jakarta-Tangerang ini.
Jalur bersepeda gunung JPG ini juga sempat menjadi medan untuk demo test drive bagi perusahaan sepeda, saat ingin meluncurkan produk sepeda keluaran terbarunya. Bahkan saking terkenalnya bukan saja masyarakat lokal yang ikutserta bermain di sini, warga negara asing yang bekerja di Jakarta ataupun di luarnya ternyata juga pernah merasakan kawasan yang memiliki beberapa treck yang memiliki nama unik, semisal jet coaster, tanjakan ngehe, turunan kuburan, tanjakan sumur, turunan kambing, turunan leter S dan sebagainya.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini bukan saja bersepeda atau sekedar melakukan turing. Kegiatan seperti kerja bakti ataupun bakti sosial di kawasan tersebut juga pernah dilakukannya. Hanya saja segala kegiatan tersebut tetap dilakukan secara spontanitas.
“Ya biasanya komunitas di sini hanya turing saja, seperti pergi ke Gunung Halimun, Gunung Mas dan tempat-tempat lainnya. Tapi itu semua juga tergantung momen atau moodnya,” tambah Yochi Hartono, pentolan yang juga sebagai Guide and Track Maintenance Komunitas Sepeda Gunung JPG.(Tangerang Tribun)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Menarik sekali. Bersepeda di jalur pipa gas itu tentu sangat mengasyikkan. Mungkin perlu pendekatan lebih intensif agar pemkab Tangerang mau menjadikannya sebagai kawasan wisata.