Ketika Sosok Pahlawan Tangerang Masuk Kurikulum Sejarah Lokal
Mulai tahun ajaran 2008-2009 dan seterusnya, para pelajar dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas atau kejuruan wajib mengikuti pelajaran sejarah mengenai kepahlawanan Tangerang. Ya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang memasukan kisah kepahlawanan Pendekar Cisadane dalam Pelajaran Sejarah dan Kebudayaan Tangerang sebagai materi pelajaran muatan lokal atau Mulok.
Pelajaran sejarah lokal yang mesti diketahui generasi penerus di Tangerang meliputi kisah sesosok Pendekar yang kemudian kerap disebut Pendekar Cisadane dalam upayanya berjuang bersama rakyat Tangerang untuk mengusir penjajah Belanda. Sejarah kepahlawanan Tangerang yang dimulai pada tahun 1930.
Pengetahuan sejarah kepahlawanan tentang Pendekar Cisadane tersebut ditujukan agar dapat menumbuhkan rasa patriotisme dikalangan generasi Tangerang bila kota seribu industri juga punya andil dalam meraih kemerdekaan. Kurikulum Mulok kepahlawanan itu juga sebagai upaya melestarikan budaya dan nilai-nilai sejarah rakyat Tangerang.
Sekilas mengulas sejarah Pendekar Cisadane; Surya sebagai sosok pahlawan Tangerang tahun 30-an yang sudih begitu gigih melawan penjajahan yang terjadi di bumi Tangerang. Perjuangan melepaskan diri dari belenggu penindasan kompeni, tidak surut hingga ajal menjemput.
Sejarah kepahlawanan Pendekar Cisadane mengisahkan perjalanan sesosok Surya mulai semasa kecil yang sudah ditinggalkan kedua orang tuanya dan usia 8 tahun hingga 19 tahun menimba ilmu beladiri di daerah Malaka. Dari sanalah sejarah kepahlawanan Tangerang dalam upaya melawan penjajahan dimulai.
Sejarah kepahlawanan Surya yang kemudian disebut dalam sejarah dengan sebutan Pendekar Cisadane juga diangkat dalam novel karya Mimi Ch. Sejarah kepahlawanan yang berjuang memerdekan rakyat Tangerang dari penindasan ini juga tengah diangkat ke dalam film layar kaca. Sebagai langkah awal memulai kurikulum Mulok, rencananya film sejarah ini juga akan diputar di sekolah-sekolah yang ada di Tangerang.
Setidaknya patut direspon positif rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengenalkan sejarah Tangerang kepada generasi penerus. Terlebih saat ini, Tangerang terus menjadi tujuan kaum urbanisasi yang hendak mencari penghidupan dan menetap di kota seribu industri ini.
Tentunya, sejarah kepahlawanan Tangerang sangat perlu dimunculkan. Bukan bermaksud mengedepankan sikap primordialisme, namun sudah menjadi keharusan bagi setiap rakyat Tangerang untuk lebih mengenal sejarah daerah dimana tempat mereka tinggal.
Pun generasi penerus yang dipastikan sudah begitu heterogen dari berbagai daerah, dengan disuguhi sejarah lokal Tangerang, tentunya mereka tidak hanya sekadar menetap, tetapi juga akan mengetahui seluk beluk perjalanan sejarah Tangerang yang juga mempunyai budaya begitu beragam.
Kurikulum sejarah lokal Tangerang ini diyakini juga dapat menimbulkan kebanggaan bagi perkembangan pendidikan secara nasional. Sebab, siapapun yang perah mengecam pelajaran sejarah lokal kepahlawanan di Tangerang, pastinya akan turut mengenang meski tidak lagi tinggal di Tangerang.(od)
Jumat, 21 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar