Selasa, 24 Februari 2009

Festival Budaya Peranakan Tionghoa


Vihara Nimmala (Kelenteng Boen San Bio) di Koang, Pasar Baru, Kota Tangerang, Selasa (24/2/09), ramai dipenuhi ribuan warga keturunan China Benteng.
Di seluruh area kelenteng terlihat berbagai panggung pagelaran, dihiasi pernak-pernik dan berderet kios yang menjajakan penganan kepada para pengunjung kelenteng.
Maklum, hari itu merupakan dibukanya acara Festival Kebudayaan Peranakan Tionghoa selama tiga hari ke depan.
Festival ini untuk memperingati Shedjit Kongtjouw Hok Tek Tjeng Sin dan 320 Tahun Kelenteng Boen San Bio.
Di hari pertama festival, tanggal 24 Februari 2009 atau 30 Cniagueq 2560, panitia menggelar Bazaar dan Festival Jajanan Tionghoa Peranakan Tangerang, Festival Foto Tionghoa Peranakan Tangerang, Pemutaran Film Tionghoa Peranakan, Pengobatan Gratis, Pentas Seni, Festival Band, Pentas Liong dan Barongsay.
Di hari kedua, 1 Jigueq 2560, festival Shedjit dimeriahkan dengan pementasan Gambang Kromong, Lomba Ngibing Manula, Festival Kebaya Nyonya, Teater Oey Tambah Sia si Playboy Jadul, Persembahan 108 Miesoa dan Pemilihan Locu. Selanjutnya, Pentas Liong dan Barongsay ditampilkan di hari ketiga festival dengan melibatkan belasan kelompok Liong dan barongsay yang ada di Tangerang.
Menurut Wakil Ketua Pengurus Boen San Bio, Sutedja Budiman, festival tersebut dikemas untuk menujukkan beragam budaya peranakan Tionghoa seperti musik, peragaan busana, makanan peranakan Tangerang hingga budaya lainnya yang berbaur dengan sejarah peranakan Tangerang.
Sementara peranakan Tionghoa sendiri merupakan keturunan kawin campur antara Tionghoa dengan pribumi dan menjadi cikal bakal Cina Benteng. Disamping itu kawin campur juga menyebabkan akultrasi budaya, sehingga memadu padankan kebudayaan peranakan hingga saat ini.
“Bentuk-bentuk rumah di Tangerang juga masih banyak yang kuno-kuno,” kata Sutedja mencontohkan.
Acara festival dibuka secara resmi oleh Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah beserta pengurus Vihara Nimmala dan tokoh peranakan Tangerang.

Kamis, 12 Februari 2009

Ipat, Teknologi Peningkat Panen


Teknologi Ipat-Bio+Vitafarm, salah satu teknologi baru dalam bidang pertanian padi, untuk pertamakalinya dikembangkan di Desa Jeruktipis Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang. Hasil panen dengan teknologi ini bisa bertambah hingga 30 persen.

Bupati Serang Taufik Nuriman usai membuka panen perdana padi teknologi Ipat-Bio, Rabu (11/2), mengungkapkan, awalnya pemerintah ragu untuk menerapkan teknologi ini pada petani padi di Kabupaten Serang. Namun setelah melihat langsung hasilnya, teknologi ini memang cukup membantu meningkatkan hasil panen di Kabupaten Serang.
"Pada tahun 2008 lalu Kabupaten Serang sudah mengalami surplus stok pangan, dengan hadirnya teknologi baru ini, tentunya akan menambah surplus hasil panen, apabila ini terus dikembangkan, Kabupaten Serang tentunya bisa mengekspor beras," kata kepada harian umum Banten Tribun.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Serang, Dadang Hermawan yang mendampinginya mengungkapkan pada tahun 2008 lalu Kabupaten Serang mengalami surplus beras. Hasil panen para petani mencapai 31.280 ton sedangkan kebutuhan stok pangan dari 1,3 juta jiwa dikali 186 kilogram beras per jiwa per tahun sekitar 24.180 ton. "Berarti kita masih surplus stok beras sekitar 7100 ton,” ungkapnya.
Dengan dikembangkannya teknologi baru ini, diharapkan Kabupaten Serang akan menjadi penyuplai beras bagi daerah-daerah lain di Indonesia. "Bahkan sampai ekspor beras," tuturnya.
Pengembang teknologi Ipat-Bio+Vitafarm, Dr Ir Tualar Simarmata M S ketika ditemui Tangerang Tribun mengungkapkan, saat ini penemuannya dalam teknologi pangan, baru sebatas penambahan hasil sekitar 30 persen. Diharapkan untuk ke depan bisa lebih dari itu.
Untuk satu hektar sawah, biasanya menghasilkan padi 5 hingga 6 ton, setelah menggunakan teknologi Ipat-Bio+Vitafarm ini dengan pola tanam, bibit 25 kilogram, masa tanam benih 24 hari, pemupukan IPK 450 kg, Urea 200 Kg, pupuk kandang 1000 Kg, pupuk organik cair Vitafarm 2 liter. "Dengan masa tanam 100 hari, dapat menghasilkan sedikitnya 8,5 ton padi atau lebih 30 persen, dari pola tanam biasa," ungkapnya.
Apabila teknologi ini lebih menghasilkan dari pola tanam yang biasa, direncanakan teknologi ini dikembangkan di seluruh tanah air. ”Agar Indonesia tidak lagi mengimpor beras," pungkasnya.(Foto: Banten Tribun)

Minggu, 08 Februari 2009

Street Circuit Lippo Resmi Dioperasikan


Sirkuit Internasional Jalan Raya di Lippo Karawaci, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang dioperasikan secara resmi, Minggu (8/2).
Peresmian sarana olahraga otomotif bernilai US$ 15 Juta ini dilakukan Menteri Pemuda dan Olah Raga Adhyaksa Dault di tengah acara The Lippo Village Indonesian GT Championships Serie 1.
Sirkuit Lippo Karawaci sendiri merupakan sirkuit jalan raya pertama di Indonesia dengan standar internasional dan dirancang untuk menggelar even balapan dunia seperti AI Grand Prix dan Formula 1.
Peta desain sirkuit Lippo Karawaci dibuat seorang ahli sirkuit balap Herman Tilke yang memiliki panjang 3,2 km dan 12 tikungan searah jarum jam. Kondisi ini dapat memungkinkan para pembalap memacu kendaraan hingga mencapai kecepatan tertinggi 300 kilometer/jam.
Sedangkan fasilitas di dalam arena diantaranya tersedia tribun dengan kapasitas 6.000 penonton, hotel berbintang lima, Rumah Sakit Internasional, perkantoran, sarana helikopter, sarana parkir, restoran dan pusat makanan atau jajanan serta gerai A1 Gren Prix.
"Saya mewakili pemerintah merasa bangga. Event ini dapat menjadi sebuah titik tolak untuk kembali menghidupkan rasa nasionalisme kita," kata Adhyaksa saat memberikan sambutan dalam peresmian itu.
Lebih lanjut, Adhyaksa menilai PT Lippo Karawaci Tbk berhasil membuktikan bangsa Indonesia turut berpartisipasi memajukan dunia olahraga otomotif. “Dengan sarana ini F1 nantinya dapat diselenggarakan di Indonesia,” kata Adhyaksa didampingi pendiri Lippo Grup James Riady, Ketua Ikatan Motor Indonesia Ari Batubara, Ketua Komisi II DPR RI Theo L Sambuaga, Jenderal TNI (purn.) Agum Gumelar, Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Bupati Tangerang H Rano Karno.
Dalam peresmian itu disamping mobil yang mengikuti even balapan GT Championships Serie 1, ratusan kendaraan dari klub otomotif serta ribuan penonton memadati area sirkuit. Berbagai acara digelar, sehingga memeriahkan peresmian sarana yang diprediksi akan menggantikan Sirkuit Sentul ini.

Ratusan Mobil Klub Konvoi ke Supermal


Sejumlah klub otomotif yang tergabung dalam Forum Komunikasi Klub & komunitas Otomotif (FK3O) mengerahkan para anggotanya untuk berkonvoi ke sekitar area Supermal Lippo Karawaci, Minggu (8/2).
Dengan berkekuatan sedikitnya mencapai 550 mobil klub, mereka beramai-ramai mendatangi sekaligus memeriahkan acara Peresmian Sirkuit Jalan Raya Lippo Village yang diresmikan oleh Menpora Adyaksa Dault.
Sedangkan titik sentral penumpukan kendaraan klub menuju Karawaci berada di Stopan Km 13,5, Tol Jakarta-Tangerang. Dari arah Tol BSD, dimulai dari The Green BSD City, BSD. Sementara dari arah Kabupaten Tangerang dan sekitarnya starnya dimulai dari Taman Parkir Universitas Multi Media, Gading Serpong.
Sejumlah klub otomotif ini datang dari berbagai daerah, terutama berasal dari Jabodetabek dan Banten serta luar Jawa.
Kedatangan mereka tetap akan merayakan peresmian Sirkuit Jalanan Lippo yang semula direncanakan sebagai ajang bergengsi internasional A1 GP. Balapan A1GP ini batal dikarenakan tidak mendapat izin dari Federasi Automobil Internasional. Namun demikian pihak panitia, menggantinya dengan menggelar Seri I GT Championships di sirkuit jalan raya Lippo Village tersebut.
Ajang atas kerjasama dengan IMI ini berlanjut seri I pada 20-22 Februari dan seri III pada Nopember 2009 sebagai pendukung balapan A1 GP pada November 2009.
Menurut Principal A1 Team Indonesia, pihaknya dalam kesempatan peresmian Sirkuit Lippo telah siap dengan mobil display dan menjual berbagai merchandise edisi khusus. "Ini pertama kali A1 Team Indonesia akan jualan merchandise," kata PR A1 Team Indonesia, Indra.

Kamis, 05 Februari 2009

Bakmi Karet Surya, Icip-Icip Serasa Karet


Bakso malang, mie ayam atau mie pangsit, merupakan panganan dari bahan campuran terigu dan telur yang telah lama dikenal masyarakat. Namun, bagaimana ketika mendengar ada penganan bernama Bakmie Karet? Mendengar namanya tentu masih asing di telinga.

Jajanan itu ada, bahkan diminati banyak orang. Di Tangerang, Bakmie Karet membuka ruang jajan di Jalan Kelapa Puan Raya AD 14 No 33 Gading Serpong Tangerang. Jajanan ringan yang diberi nama “Surya” itu sudah ada sejak 6 bulan lalu, dan mengkhususkan diri menjual makanam khas China.
Pengelola jajanan Bakmie Karet Surya, Suryadi Wirja mengungkap alasan kenapa usaha bakmi yang ditekuninya diberi nama bakmi karet? Cukup sederhana, karena bakmie buatan Suryadi lebih kenyal dari mie biasa, dan sekilas lebih mirip karet.
“Dari segi bahan sama, hanya komposisi antara terigu, telur dan air yang membedakannya. Komposisi itulah yang menghasilkan bakmi mirip karet,” kata Suryadi seperti yang dituturkan kepada surat kabar harian Tangerang Tribun.
Suryadi mengaku bakmi karet asli kreasi sendiri, yang diproduksi langsung di dapur Restoran Bakmi Surya. Restoran ini memproduksi tiga jenis bakmi, yaitu bakmi lebar, bakmie halus dan bakmi karet.
Untuk porsi kecil lengkap dengan potongan daging ayam kampung serta sayur Shiong Mak, keitga jenis bakmi tersebut dijual seharga Rp 13 ribu, sedangkan untuk porsi besar seharga Rp 19 ribu. “Bila tanpa ayam hanya Rp 9 ribu,”promosi Suryadi.
Jika konsumen menyukai bakso, bakso goreng atau pangsit, lanjut dia, tinggal mengambil dengan tambahan harga per biji bakso Rp 1.500, bakso goreng Rp 3.500 dan pangsit Rp 1.500.
Suryadi mengaku setiap hari minimal mampu menjual lebih dari 100 porsi. Jumlah itu meningkat pada hari sabtu dan minggu. Suryadi menjamin jajanan mie yang diproduksinya tidak menggunakan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.
Sedangkan ketertarikannya di dunia usaha makanan, menurut dia, memang sudah menjadi garis keturunan keluarga. Suryadi mengaku hampir seluruh keluargannya membuka usaha makanan, hanya saja dirinya mengkhususkan pada usaha mie.
“Usaha bakmie tidak akan kekurangan konsumen, karena sangat digemari semua kalangan,”akunya seraya mempromosikan restorannya buka setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga jam 8 malam.

Pengikisan Pantai Tangerang Mencemaskan


Tingkat pengikisan pantai atau abrasi di sepanjang pantai laut utara, terutama di Kecamatan Sukadiri sudah sangat mengkhawatirkan. Dua desa yakni Desa Karang Serang dan Desa Tanjung Kait terancam tergenang menjadi lautan.
Dari tahun lalu, semula abrasi melanda pesisir sekitar 30 kilometer panjangnya dan sekitar ratusan meter dari garis pantai. Namun saat ini daratan yang digerus ombak menjadi lautan bertambah 2 sampai 3 kilometer pada pesisir sepanjang 50 kilometer.
“Saya takut rumah saya abis dimakan laut,” keluh seorang warga, Mahfuni (39).
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah segera bertindak cepat terkait masalah abrasi itu sebelum meluasnya abrasi laut itu benar-benar terjadi. “Kita mah cuma pengen enak tidur, tidak dibayangi ketakutan-ketakutan rumah kami ambruk akibat abrasi yang bisa datang-datang seketika,” keluhnya.
Senada juga diungkapkan Madsani (30) tokoh muda sekitar, ia mengatakan, sebelumnya pihak desa berpenduduk 12.700 KK itu sudah meminta pada pemerintah setempat agar dibangun tanggul untuk menahan tingginya gelombang air pasang. Namun hingga kini baik pemerintah Desa, kecamatan hingga pemerintah Kabupaten Tangerang tidak merespon usaha tersebut, tetapi sebaliknya terkesan menutup mata. “Biasa pemerintah mah begitu, kalau belum ada korban masih tenang saja, karena mereka hingga kinipun mereka tidak menggubris,” kata Madsani.
Dia mengungkapkan, setiap hari tanah yang tergerus ombak terus meluas menjorok ke darat. Akibat peristiwa ini, masyarakat sekitar pesisir merasa cemas dan khawatir menjadi korban abrasi.
Dengan meluasnya abrasi di dua desa di Kecamatan Sukadiri ini, ratusan rumah terancam terkikis.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, pemerintah daerah sebelumnya telah menyediakan lahan ditanami pohon bakau (mangrove), tetapi ditebangi warga setempat untuk keperluan bahan kayu. Selain itu, juga tekah dibangun turab yang terbuat dari bambu. Turab tersebut rusak, karena tidak kuat menahan ombak.
Dibagian lain, ketika ditanyakan permintaan membangun tanggul permanen di dua desa itu, Kepala Dinas PU Binamarga, Dedi Sutardi mengatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) dan sebelumnya harus dilakukan kajian terlebih dahulu atas pembangunan tanggul itu. “Mesti dikaji dulu. Mendesak atau tidak?,” kata Dedi.

Senin, 02 Februari 2009

Kontes Speed Modification



Sedikitnya 138 mobil dan motor mengikuti kontes modifikasi yang digelar oleh VINNTAMA Production selama 2 hari sejak, Sabtu (31/1) hingga Minggu (1/2) di Ocean Park BSD City, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.
Tujuan dari kontes tersebut untuk merangsang para pehoby modifikasi kendaraan bermotor di Tangerang untuk membentuk suatu wadah.
Acara kontes tersebut berlangsung. Susunan acara terdiri dari kontes kendaraan roda empat, kontes kendaraan roda dua, modern dance dan sexy dencer.
“Peserta kontes berasal dari Jakarta dan Tangerang. Untuk kontes kendaraan bermotor berjumlah 47 peserta dengan perbandingan 50 persen Tangerang dan 50 persen Jakarta,” ujar Manajer Event Orginizer VINNTAMA Production, Yoyok Agus Priono.
Sedangkan, sambung Yoyok, peserta kontes untuk kendaraan roda empat sebanyak 91 peserta. Perbandingan peserta sebanyak 80 persen dari Jakarta dan 30 persen dari Tangerang. “Padahal target kami untuk motor sebanyak 50 peserta dan untuk mobil 125 peserta. Akan tetapi hasilnya sudah hampir mendekati target,” paparnya.
Untuk dewan juri yang akan menilai para kontestan, lanjutnya, khusus didatangkan dari berbagai daerah dan mereka lebih ahli dan berkompeten dibidang otomotif. “Jumlah juri kami datangkan 23 orang juri yang terbagi untuk kendaraan bermotor sebanyak 8 orang dan sisanya untuk mobil,” tutur laki-laki berambut gondrong itu.
Dia menambahkan, maksud yang lebih utama dari kontes tersebut adalah untuk merealisasikan sebuah kraesi yang saat ini telah menjadi trendsetter dikalangan para pecinta modifikasi otomotif. “Jadi kontes ini bukan sekedar tontonan melainkan jadi show of yang mempunyai bobot dan memang nyata-nyata memang layak untuk di pertunjukan,” beber Yoyok.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Panitia Acara Speed Modification, Azhar Theodorus. Dia mengatakan, mengenai kategori trophy yang diperebutkan adalah 8 kategori yang terbagi sebanyak 88 trophy. “Sedangkan untuk motor sebanyak 23 kategori,” tandasnya.
Ketika disinggung item-item apa saja yang menjadi criteria penilaian kendaraan yang mengikuti kontes. Dia menjawab, hal tersebut adalah kewenangan para dewan juri, sedangkan panitia tidak berhak untuk menentukan standar apa saja yang menjadi penilaian. “Kami telah mempercayakan kepada para juri yang berkaliber nasional dan berpengalaman. Jadi biarkan mereka yang menilai,” ungkap Azhar.
Sementara salah satu peserta kontes kendaraan roda empat, Didi Chandra (26) mengatakan, keikut sertaan dirinya dalam kontes tersebut ingin menampilkan hasil kreasinya terhadap mobil Grand Civic miliknya ang dimodifikasi sejak 2006 lalu. “Menang atau tidak itu adalah hal yang biasa, yang penting hasil kreasi saya dilihat dan dapat ditampilkan. Sehingga memiliki kepuasan tersendiri,” tukasnya.